Seorang pelajar mengantre saat mengikuti vaksinasi massal bagi peserta didik di Gedung Pemerintah Kota Tangerang, Banten, Kamis (2/9/2021). | ANTARA FOTO/Fauzan

Tajuk

Pemerataan Vaksin

Tidak ada alasan lagi distribusi vaksin ke berbagai daerah menjadi tidak merata.

Target Presiden Joko Widodo agar vaksinasi Covid-19 mencapai 100 juta dosis pada akhir Agustus 2021 tercapai. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan hingga Selasa (31/8) pukul 21.00 WIB, vaksinasi dosis 1 mencapai 63.491.357 dosis atau 30,49 persen dari sasaran vaksinasi. Sedangkan dosis 2 mencakup 36.050.688 orang atau 17,31 persen, dan dosis 3 mencapai 640.532 atau 43,61 persen.

Kita patut bersyukur, vaksinasi 100 juta dosis tersebut tercapai ketika kasus positif Covid-19 di Tanah Air terus menurun. Penanganan wabah Covid-19 secara perlahan mulai berhasil. Padahal dua bulan sebelumnya, jumlah penduduk di Indonesia yang terjangkit Covid-19 mencapai puncaknya, dengan rata-rata kasus harian di atas 50 ribu.

Pencapaian 100 juta dosis tersebut juga menempatkan Indonesia, termasuk 10 negara terbanyak di dunia, yang telah melakukan vaksinasi terhadap penduduknya. Dari data yang dirilis oleh OurWorldInData, per 29 Agustus 2021 pukul 22.00, untuk vaksinasi Covid-19, Indonesia telah menduduki peringkat keenam dunia berdasarkan jumlah orang yang sudah divaksin, dan peringkat ketujuh dunia berdasarkan total suntikan.

Kita juga sangat layak memberi apresiasi kepada semua pihak di pemerintahan, yang berjibaku untuk memperoleh jatah vaksin di tengah permintaan tinggi. Apalagi, kita juga mengetahui, Indonesia termasuk negara yang memesan vaksin ke negara produsen sejak awal ketika negara lain masih menangani wabah Covid-19, dengan kebijakan lockdown.

Bahkan, sampai saat ini, sejumlah negara tetangga masih berjuang untuk mendapatkan jatah vaksin ketika Indonesia sejak tahun lalu, telah mendapatkan komitmen vaksin di atas 400 juta dosis.

 
Kita patut bersyukur, vaksinasi 100 juta dosis tersebut tercapai ketika kasus positif Covid-19 di Tanah Air terus menurun. 
 
 

Kendati demikian, capaian dosis vaksin dan keberhasilan Indonesia mengamankan jatah vaksin sampai di atas 400 juta dosis, juga harus disertai dengan pemerataan. Ketika DKI Jakarta mengeklaim, telah melakukan vaksinasi 9,9 juta atau 118,54 persen dari target per 1 September 2021, di sejumlah daerah masih terdapat yang vaksinasinya sangat minim.

Menurut Data Kementerian Kesehatan, capaian vaksinasi di Lampung, baru 868.168 dosis atau 13,1 persen dari target. Begitu juga, Sumatra Barat, yang mencapai 729.010 dosis atau 16,5 persen dari target.

Pemerataan ini menjadi penting agar kekebalan kelompok, yang ditargetkan dari pelaksanaan vaksinasi ini tercapai. Tanpa pemerataan, akan terjadi kesenjangan dan melukai rasa keadilan masyarakat. Sebab, semua warga berhak mendapatkan jatah vaksin.

Tuntutan, agar setiap daerah mendapatkan distribusi vaksin yang merata dan proposional, beberapa kali diungkapkan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Menurut dia, salah satu hambatan dari percepatan vaksin di daerah yang dipimpinnya adalah pasokan vaksin yang tidak proposional. Dengan sasaran vaksinasi sebanyak 35 juta jiwa dan ditargetkan selesai akhir tahun, Jawa Barat baru menerima 18,6 juta dosis.

Ketimpangan vaksinasi juga terjadi di Lampung, yang merupakan daerah dengan capaian terendah dari yang ditargetkan, yakni 13,1 persen. Karena itu, Presiden Joko Widodo juga, kemarin meninjau vaksinasi di Lampung dan mendorong agar vaksinasi di daerah ini terus ditingkatkan.

 
Jika pasokan vaksin tidak mempertimbangkan asas proposional, tujuan kekebalan kelompok sangat mungkin tidak tercapai.
 
 

Kita tidak ingin menyalahkan siapa pun atas belum meratanya distribusi vaksin di berbagai daerah. Kita juga bisa memahami, sejumlah daerah sebelum ini yang tingkat terjangkit virus korona tinggi maka daerah tersebut menjadi salah satu prioritas, yang warganya memperolah vaksinasi. Sedangkan daerah-daerah yang kategori hijau, untuk sementara mendapat jatah vaksin yang lebih sedikit.

Saat ini ketika kasus terjangkit Covid-19 terus menurun, tidak ada alasan lagi distribusi vaksin ke berbagai daerah menjadi tidak merata. Apalagi, kita ketahui, tingkat kesadaraan masyarakat untuk divaksinasi pun meningkat setelah Indonesia dihantam virus korona varian Delta beberapa waktu lalu.

Selain itu, pemerintah juga harus mempertimbangkan pasokan vaksin secara proposional, dengan jumlah penduduk di satu daerah. Jika pasokan vaksin tidak mempertimbangkan asas proposional, tujuan kekebalan kelompok sangat mungkin tidak tercapai.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat