Ustaz Dr Amir Faishol Fath | Republika

Khazanah

Hikmah Beriman kepada Takdir

Dalam Alquran masalah iman kepada takdir termasuk tema pokok yang sangat peting.

Oleh USTAZ DR AMIR FAISHOL FATH

DIASUH OLEH USTAZ DR AMIR FAISHOL FATH; Pakar Tafsir Alquran, Dai Nasional, CEO Fath Institute

 

Salah satu rukun iman adalah beriman kepada takdir disebut “qadha qadar”. Sebagian ulama mengatakan bahwa kedua istilah tersebut artinya sama, yaitu ketentuan Allah atas apa yang akan terjadi.

Sebagian yang lain mengatakan qadha adalah ketetapan Allah yang terdahulu “fil azal” untuk semua yang akan terjadi sampai hari Kiamat, sementara qadar adalah kejadian yang terjadi sesuai dengan ketetapan qadha-Nya. 

Dalam hadis tentang takdir ditambahkan kalimat “khairihi wa syarrihi”. Artinya, ada takdir baik dan ada takdir buruk, jika diukur dengan kacamata manusia.

Namun, bagi Allah, semua yang ditakdirkan adalah baik. Sebab Allah SWT Maha Pengasih dan Penyayang. Tidak mungkin Allah menzalimi makhluk-Nya. “Innallaha laa yazhlumun naasa syai’aa wa lakin nannaasa anfusahaum yazhlimuun” (Allah tidak pernah menzalimi manusia, tetapi manusia itu sendiri yang berbuat zalim atas dirinya) (QS Yunus: 44). 

Dalam Alquran masalah iman kepada takdir termasuk tema pokok yang sangat peting. Allah SWT berfirman: “Innaa kulla sya’in khalaqnaahu biqadar” (Sungguh Kami menciptakan segala sesuatu dengan ketentuan yang telah ditetapkan) (QS al-Qamar: 49).

Allah Mahatahu bahwa hanya beriman kepada takdir kunci yang paling menetukan untuk tercapainya kebahagiaan. Ketahuilah bahwa kebahagiaan itu bukan datang dari fasilitas. Banyak orang tidak bahagia sekalipun berada dalam fasilitas hidup yang mewah dan serbalengkap. 

Jadi, makin kuat iman kepada takdir, ia akan makin bahagia. Sebaliknya orang yang tidak beriman kepada takdir, pada saat ditimpa musibah, ia akan mudah putus asa.

Dalam kondisi ini banyak yang melarikan diri ke dunia hiburan dengan cara mabuk-mabukan. Itu tidak lain untuk melupakan sejenak stresnya.

Namun, masalah yang sebenarnya belum selesai. Ada yang sampai bunuh diri. Kejadian ini banyak sekali, justru di negara-negara yang sudah mapan, di mana fasilitas dan kebutuhan hidup sudah terjamin.  

Itulah rahasia mengapa kita harus beriman kepada takdir. Bahwa di atas segala kehebatan manusia ada Yang Maha Menentukan. Manusia hanya bisa berusaha, tetapi usaha sehebat apa pun tidak bisa memberikan kepastian.

Karena itu, tidak pantas manusia merasa hebat. Hanya Allahlah yang Mahapasti. Tidak ada kejadian sekecil apa pun di alam semesta ini kecuali sudah ditulis dalam ketetapan-Nya, “qul lay yushiibana illaa ma kataballahu lana” (katakan tidak akan menimpa kita sebuah musibah kecuali apa yang telah Allah tetapkan) (QS at-Taubah: 51).

Karena itu, Nabi Muhammad SAW mengajarkan, ucapkanlah “qadarullahi maa sya’a” (itu takdir Allah), setiap Anda ditimpa musibah.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat