Aktivis mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Cabang Ciamis membagikan masker kepada warga di Terminal Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Rabu (30/6/2021). Aksi pembagian 1.000 masker kain tersebut guna membantu menegakkan prokes C | ANTARA FOTO/Adeng Bustomi

Khazanah

Muhammadiyah Angkat Memajukan Indonesia Mencerahkan Semesta

Muhammadiyah menilai tema memajukan Indonesia sangat membumi dalam kehidupan berbangsa.

JAKARTA — Salah satu ormas Islam tertua di Indonesia, Muhammadiyah, akan menggelar Muktamar ke-48 dengan mengusung tema “Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta”.

Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir menerangkan, tema ini sebenarnya tidak muluk-muluk dan membumi dalam kehidupan Muhammadiyah, kaum Muslimin, dan bangsa Indonesia.

“Jangan punya anggapan temanya tinggi. Ini temanya yang membumi dan menjadi bahasa sehari-hari kita," kata Prof Haedar saat pidato dalam acara Refleksi HUT Kemerdekaan ke-76 RI dan Menyongsong Muktamar ke-48 Muhammadiyah di Surakarta, Sabtu (28/8).

Ia menerangkan, tema itu diangkat karena alam pikiran, jiwa, dan langkah-langkah ormas yang didirikan KH Ahmad Dahlan itu berpijak pada Islam berkemajuan. Menurut dia, Islam berkemajuan itu memang karakternya Islam, bukan hanya diusung oleh Muhammadiyah. Jiwa dan karakter Islam itu berkemajuan, tidak berkemunduran. “Bahkan, nabi akhir zaman kita (Nabi Muhammad SAW) itu juga memelopori itu (Islam berkemajuan)," kata dia. 

Prof Haedar kemudian mengutip surah al-Hasyr ayat 18 yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman hendaknya engkau bertakwa kepada Allah dan hendaklah engkau memperhatikan tentang masa depan (hari akhir) dan hendaklah kalian bertakwa kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu lakukan.”

Bertakwa itu berhati-hati, saksama, waspada, dan takut kepada Allah SWT. Takwa juga merupakan segala hal yang membuat diri menjadi orang yang selalu berada di dalam garis kebenaran, garis kebaikan, garis nilai-nilai Ilahi, dan garis nilai-nilai kemanusiaan yang luhur. Dengan demikian, hidup menjadi baik. Ketika mau menyimpang atau berbuat dosa, ingat Allah Maha Mengawasi.

Ia juga menerangkan, dalam ayat tersebut dijelaskan agar memperhatikan masa depan. Masa depan yang terjauh dan utama adalah akhirat, tapi untuk sampai ke akhirat itu hanya lewat dunia. "Maka kita harus menjalani kehidupan dunia dengan  berpikir yang selalu berorientasi ke depan, sesuatu yang baik, yang maju, yang utama. Itu ciri dari kemajuan orang Islam dan ciri kemajuan Muhammadiyah," ujar dia.

Haedar juga menerangkan, ayat ini turun setelah adanya sekelompok orang yang tertinggal dan terbelakang serta compang-camping datang ke Madinah. Kedatangan mereka membuat kaget para sahabat Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW mengatakan, orang-orang itu harus diberdayakan. Rasulullah SAW menyuruh untuk mendidik dan mengajari mereka tentang pentingnya masa depan.

"Maka kesimpulannya orang Islam, orang Muhammadiyah, jangan tertinggal secara ekonomi, tertinggal secara politik, tertinggal secara ilmu pengetahuan, tertinggal dari segi peradaban dan segala macam, tertinggal dari penguasaan iptek," kata dia menjelaskan.

Ia menegaskan, umat Islam harus menjadi umat yang terbaik. Dalam konteks kemajuan, Islam mengajarkan untuk berubah ke arah yang lebih baik. Dia meminta agar jangan memandang dunia, kesuksesan, dan keberhasilan  negatif.

Menurut dia, sikap mencela orang yang kaya, sukses, dan berkuasa merupakan mentalitas kaum terjajah yang selalu curiga pada hal-hal maju. "Kiai Dahlan (pendiri Muhammadiyah) itu mendobrak itu. Islam itu harus berubah ke arah yang lebih baik," ujar Haedar.

Ketua Panitia Penerima Muktamar ke-48 Muhammadiyah, Prof Sofyan Anif mengatakan, selama ini Muhammadiyah fokus membantu pemerintah mengatasi pandemi Covid-19. Menurut dia, keberadaan Muhammadiyah yang sekarang sudah berusia 109 tahun dan muktamar yang akan dilakukan mempunyai nilai strategis untuk mengevaluasi dan mengintrospeksi bagaimana Muhammadiyah ke depan. Tujuannya untuk lebih menguatkan jati diri sekaligus bisa memberikan kontribusi yang lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya.

Ia mengatakan, selama ini Muhammadiyah telah fokus membantu pemerintah untuk mengatasi pandemi Covid-19. Sudah barang tentu kontribusi Muhammadiyah tidak hanya mempunyai nilai secara materiel, tetapi juga semangat warga Muhammadiyah membantu pemerintah dalam rangka mengatasi pandemi Covid-19.

Dia menjelaskan, kontribusi Muhammadiyah telah ditunjukkan oleh berbagai aktivitas ormas tersebut baik dari tingkat ranting maupun tingkat pusat, yang dilakukan secara pribadi maupun secara kelembagaan. Terutama, dalam konteks pandemi, mereka yang tergabung dalam Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) dan Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC).

"Inilah peran yang saya rasa tidak bisa dilupakan dan tidak bisa dimungkiri peran Muhammadiyah ini dalam hal kemanusiaan,” kata rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta ini.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat