Petugas pemikul jenazah mengenakan alat pelindung diri (APD) mengangkat peti jenazah dengan protokol Covid-19 di TPU Kihafit, Leuwigajah, Kota Cimahi, Ahad (22/8/2021). | REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA

Nasional

Tingginya Kematian Kasus Covid-19 Masih Jadi PR Pemerintah

Satgas mencatat, kenaikan kasus kematian bahkan terjadi di 33 provinsi di Indonesia.

JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, kasus harian Covid-19 di Indonesia per satu juta penduduk cenderung lebih rendah dari negara lain. Namun, jumlah pasien Covid-19 yang meninggal masih sangat tinggi.

Tercatat per satu juta populasi, empat orang Indonesia tutup usia. Tingginya kasus kematian itu masih menjadi PR (pekerjaan rumah) pemerintah.

"Indonesia masih harus menurunkan jumlah kematian karena kita termasuk yang tertinggi meski kasus bukan tertinggi. Jadi, kita ada hal yang bagus dan perlu harus diperbaiki," kata dia saat konferensi pers APBN KiTA secara virtual, Rabu (25/8).

Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, kenaikan kasus kematian masih menjadi tantangan untuk diselesaikan hingga saat ini. Satgas mencatat, kenaikan kasus kematian bahkan terjadi di 33 provinsi di Indonesia. Penurunan kasus kematian, kata Wiku, hanya terjadi di satu provinsi.

“Penurunan hanya terjadi pada satu provinsi saja,yaitu Kalimantan Tengah yang turun 0,03 persen dari 2,91 persen di minggu lalu menjadi 2,88 persen di minggu ini,” kata Wiku saat konferensi pers.

photo
Sejumlah keluarga dan kerabat memanjatkan doa saat prosesi pemakaman jenazah dengan protokol Covid-19 di TPU Kihafit, Leuwigajah, Kota Cimahi, Ahad (22/8). - (REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)

Satgas juga mencatat dari 33 provinsi yang mengalami kenaikan, terdapat lima provinsi dengan kenaikan tertinggi di minggu ini, yaitu Jawa Tengah naik 0,32 persen, Lampung dan Gorontalo naik 0,3 persen, Bali naik 0,24 persen, serta Bengkulu naik 0,17 persen. “Hal ini menunjukkan bahwa secara umum problematika kematian nasional akibat pandemi Covid-19 masih menjadi tantangan yang belum terselesaikan,” ujar Wiku.

Karena itu, Wiku meminta pemerintah daerah khususnya yang masih mengalami kenaikan kasus kematian yang tinggi agar segera melakukan perbaikan. Khususnya di Provinsi Jawa Tengah, Lampung, Gorontalo, Bali, dan Bengkulu. Menurutnya, meskipun daerah tersebut telah berhasil menurunkan kasus aktif dan meningkatkan kesembuhan, tapi masih perlu berupaya lebih keras untuk menurunkan kematian.

Ia menjelaskan, pemerintah daerah dapat memahami data Covid-19 di wilayahnya untuk mengantisipasi perkembangan yang terjadi serta memperkuat posko di tingkat desa atau kelurahan agar dapat menangani warga yang terkena Covid-19 sedini mungkin.

“Dan memastikan isolasi dilakukan di tempat isolasi terpusat, serta mengkonversi tempat tidur di rumah sakit rujukan di daerahnya apabila belum melakukan konversi. Dan terus melakukan pengawasan ketat prokes agar penularan di tengah masyarakat dapat ditekan semaksimal mungkin,” ucap dia.

Menurut Wiku, kenaikan kematian yang bersamaan dengan kenaikan kesembuhan ini dapat terjadi karena penguatan di fasilitas kesehatan dan isolasi terpusat tidak diimbangi dengan pemanfaatannya secara maksimal. “Bisa jadi masih ada warga yang terinfeksi Covid-19 yang tidak ditangani dengan cepat atau masih melakukan isolasi mandiri di rumah dalam keadaan yang tidak memadai,” jelasnya.

Satgas mencatat, per 22 Agustus, jumlah kematian pekanan telah mencapai 8.784 kasus atau masih lebih dari 1.000 kematian per pekan. Saat ini, persentase kematian di Indonesia sebesar 3,2 persen, sedangkan di dunia sebesar 2,09 persen.

“Masih tingginya penambahan kematian di Indonesia menyebabkan saat ini Indonesia menduduki peringkat ke-9 kematian kumulatif tertinggi di dunia,” ujar Wiku.

Kabar baiknya, persentase kasus kesembuhan di Indonesia tercatat sedikit lebih tinggi dibandingkan dunia, yaitu 89,5 persen, sedangkan di dunia 89,47 persen.

Sedangkan Kementerian Kesehatan menyatakan, menekan kematian akibat Covid-19 menjadi salah satu prioritas. "Dalam catatan kami, masih ada provinsi yang mencatatkan angka kematian akibat Covid-19 yang tinggi," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Tarmizi saat konferensi virtual PPKM di akun FMB9, Rabu (25/8) sore.

Pihaknya mencatat provinsi yang mengalami angka kematian tinggi akibat penularan virus ini pekan lalu, yaitu Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, DI Yogyakarta, Bangka Belitung, Jawa Tengah, Bali, Sulawesi Tengah, Kepulauan Riau, dan Jawa Timur. Untuk menekan angka kematian, dia melanjutkan, harus dimulai dari tahapan paling awal yaitu mencegah penularan Covid-19.

photo
Petugas Public Safety Center 119 (PSC 119) bersama warga mengevakuasi jenazah menggunakan prosedur tetap (Protap) Covid-19 di Jalan Pasir Kaliki Tengah, Coblong, Kota Bandung, Kamis (5/8). - (REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)

Nadia mengatakan, masyarakat harus dipastikan mematuhi seluruh protokol kesehatan yang telah ditetapkan. Selain itu Kemenkes juga memastikan masyarakat mendapatkan vaksinasi terutama pada masyarakat atau populasi rentan, yaitu kelompok lanjut usia, ibu hamil, orang dengan penyakit penyerta yang harus mendapatkan haknya untuk mendapatkan perlindungan melalui vaksinasi.

Kemenkes juga meminta masyarakat yang terinfeksi virus ini jangan memutuskan isolasi mandiri (isoman) tanpa berkonsultasi dengan tenaga kesehatan. Terlebih varian Delta mempercepat keparahan gejala. 

"Jangan menunda ke rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan. Manfaatkan fasilitas kesehatan yang ada jika ada masyarakat yang sakit seperti puskesmas atau telemedicine untuk mendapatkan saran dan obat-obatan," ujarnya.

Nadia menjelaskan, ada tiga strategi yang diterapkan Kemenkes untuk menurunkan tingkat kematian akibat Covid-19. Pertama edukasi masyarakat dan pasien isoman.

Di antaranya edukasi cara mengukur laju pernapasan, kemudian jika merasa sesak atau laju napas lebih dari 20 kali per menit maka segera ke pusat kesehatan masyarakat (puskesmas), dan jika saturasi oksigen kurang dari 94 persen maka pasien harus isolasi di rumah sakit (RS).

Strategi kedua, dia melanjutkan, optimalisasi peran puskesmas. Ia menambahkan, Kemenkes telah membagikan oximeter untuk puskesmas yang ada di 20 kabupaten/kota, pemantauan pasien selama isolasi untuk mengawasi perburukan gejala, dan puskesmas melakukan pengukuran saturasi oksigen, jika kurang dari 94 persen maka dirujuk ke RS.

Strategi ketiga, dia menambahkan, yaitu pembangunan fasilitas isolasi terpusat. "Terutama di kabupaten/kota dengan kasus kematian Covid-19 yang tinggi," katanya.

Isolasi terpusat dilengkapi dengan klinik kesehatan dan mini ICU dengan tenaga dokter jaga 24 jam, dan pembangunan isolasi shelter desa agar pasien konfirmasi dapat ditempatkan di fasilitas yang dekat dengan rumah. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat