Wakaf Hijau merupakan gerakan untuk memulihkan kelestarian alam yang digagas oleh Muhaimin Iqbal. | ANTARA FOTO/ADENG BUSTOMI

Ekonomi

Potensi Wakaf Hijau untuk Lahan Kritis

Muhaimin Iqbal telah menemukan tanaman yang cocok untuk gerakan wakaf hijau tersebut.

Berangkat dari keprihatinan adanya 14 juta hektare lahan kritis di Indonesia, Waqf Center for Indonesian Development and Studies (WaCIDS) meluncurkan Green Waqf atau Wakaf Hijau. Inisiator Green Waqf Muhaimin Iqbal mengungkapkan, salah satu cara untuk memulihkan lahan kritis tersebut adalah dengan kekuatan wakaf.

Muhaimin mengatakan, kesadaran untuk memulihkan lahan kritis tersebut bermula ketika Pemerintah Arab Saudi menggaungkan undangan untuk menanam 10 miliar pohon di negara tersebut dan 50 miliar pohon di jazirah Arab. Muhaimin yang juga merupakan Komisaris iGrow merespons hal tersebut dan menyatakan komitmen untuk mendukung gerakan penghijauan itu.

Dari langkah tersebut, Muhaimin merasa perlu untuk ikut memulihkan lahan kritis yang ada di negeri sendiri. Akan tetapi, pemulihan lahan kritis tidak mudah karena tidak menarik secara komersial. Menurutnya, skema yang paling memungkinkan adalah dengan memanfaatkan wakaf.

"Kalau dihitung secara komersial tidak menarik. Tidak ada yang rela segera menanami 14 juta hektare yang terbengkalai ini tersebar di tiga provinsi," ungkap Muhaimin.

Muhaimin pun telah melakukan kajian dan menemukan tanaman yang cocok untuk gerakan wakaf hijau tersebut. Dia mengatakan, tanaman nyamplung sesuai dengan skema tersebut dan industrinya dapat disiapkan ke depan.

Pendiri dan Direktur WaCIDS Lisa Listiana yakin wakaf hijau dapat memiliki potensi yang positif. Terlebih menurut Lisa, saat ini wakaf mulai mendapatkan tempat dan dibahas di dalam berbagai media.

"Potensi wakaf di Indonesia baik yang sudah ada saat ini dalam bentuk tanah atau wakaf uang mencapai 180 triliun," kata Lisa.

Badan Wakaf Indonesia (BWI) mengungkapkan, terdapat potensi dari wakaf hijau untuk memitigasi bencana. Anggota BWI Irfan Syauqi Beik menuturkan, wakaf hijau dapat berkontribusi dalam perbaikan, khususnya menghadapi tantangan ancaman degradasi lingkungan.

"Negara kita juga rentan berbagai bencana. Salah satunya perlu mitigasi perbaikan kondisi lingkungan. Semoga wakaf bisa berkontribusi dalam hal itu," kata Irfan.

Irfan mengharapkan, program wakaf hijau yang diusung WaCIDS dapat segera melakukan proyek percontohan. Dia menuturkan, wakaf hijau berpotensi melahirkan inovasi yang memberikan manfaat ekonomis dan ekologis.

Untuk mendukung hal tersebut, dia memastikan BWI akan berupaya terus dalam mendorong penguatan sistem wakaf nasional. Hal tersebut dilakukan dengan mendorong inovasi di bidang perwakafan.

"Inovasi perwakafan sekaligus bisa berperan penting di dalam pembangunan nasional termasuk juga dalam konteks memastikan program yang dibangun itu bisa berkelanjutan," ungkap Irfan.

Untuk itu, Irfan menyambut baik inovasi terkait wakaf hijau. Dia mengatakan, BWI berkepentingan untuk semaksimal mungkin memastikan wakaf hijau berjalan masif di Indonesia.

Irfan juga meminta seluruh pihak mendorong narasi yang bisa mengoptimalkan semangat berbagi. Selain itu, menurutnya, dukungan dari berbagai pihak juga diperlukan untuk menyukseskan gerakan wakaf hijau tersebut. Dia mencontohkan, Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Badan Pertanahan Nasional (BPN) dapat membantu proses sertifikasi lahan.

"Ini penting dan mendasar dalam konteks wakaf hijau seperti kebijakan selaras dari kementerian terkait," ujar Irfan.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat