Jamaah calon haji antre mendaftar vaksinasi Covid-19 massal di Halaman Dinas Kesehatan Bantul, Yogyakarta, Selasa (6/4/2021). Indonesia harus terus memperbaiki strategi penanganan pandemi Covid-19 di dalam negeri. | Wihdan Hidayat / Republika

Tajuk

Diplomasi Vaksin 

Indonesia harus terus memperbaiki strategi penanganan pandemi Covid-19 di dalam negeri.

Kabar baik datang dari Kerajaan Arab Saudi di tengah kerinduan sebagian umat Islam Indonesia untuk menunaikan umrah ke Tanah Suci. Otoritas Saudi dikabarkan tengah mengkaji vaksin Sinovac dan Sinopharm sebagai salah satu syarat untuk bisa menunaikan umrah. Dan, hasil kajian tersebut akan segera diumumkan otoritas Saudi.

Tentu ini akan benar-benar menjadi kabar baik apabila Kerajaan Saudi membolehkan penggunaan vaksin Sinovac sebagai syarat untuk umrah. Pasalnya, sebagian besar masyarakat Indonesia mendapat vaksin Sinovac. Sebenarnya, penggunaan vaksin Sinovac dan Sinopharm juga telah mendapat pengakuan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Seperti kita ketahui, hingga kini Kerajaan Saudi hanya mengakui empat merek vaksin, yakni Pfizer, Moderna, Astrazeneca, atau Johnson & Johnson. Kita tentu berharap, Otoritas Saudi segera menerima vaksin Sinovac. Dengan begitu, jamaah umrah asal Indonesia tak perlu lagi harus disuntik vaksin booster dari keempat merek yang telah diakui Saudi.

Kewajiban menambah vaksin booster tentu akan memberatkan bagi para jamaah. Selain haru mengeluarkan biaya tambahan, saat ini ketersediaan vaksin juga masih sangat terbatas. Hingga kini, masih banyak daerah di Tanah Air yang terkendala pasokan vaksin Covid-19 di tengah tingginya antusiasme masyarakat. 

 
Kita tentu berharap, Otoritas Saudi segera menerima vaksin Sinovac. Dengan begitu, jamaah umrah asal Indonesia tak perlu lagi harus disuntik vaksin booster dari keempat merek yang telah diakui Saudi.
 
 

Sebagai negara pengirim jamaah umrah terbesar di dunia, Pemerintah Indonesia tentu harus terus melakukan lobi-lobi dengan Kerajaan Saudi. Apalagi, hingga kini Indonesia masih tercatat dalam 30 negara yang masih ditangguhkan masuk ke KerajaanSaudi.

Selain Indonesia, negara lainnya yang masih belum diizinkan masuk ke Saudi antara lain; India, Pakistan, Mesir, Turki, Argentina, Brasil, Afrika Selatan, Lebanon, Vietnam, Korea Utara, Korea Selatan, dan Afghanistan.  

Pemerintah Indonesia harus berupaya meyakinkan Saudi. Presiden Joko Widodo, misalnya, bisa langsung menghubungi Raja Saudi untuk melakukan diplomasi vaksin dan meminta kebijaksanaan terkait syarat masuk ke negara itu. Terutama agar segera membuka pintu bagi jamaah umrah asal Indonesia. Sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, seharusnya Indonesia memiliki daya tawar yang tinggi terhadap Saudi.

Indonesia juga tentu harus terus memperbaiki strategi penanganan pandemi Covid-19 di dalam negeri. PPKM Level 4 yang tengah dilakukan harus benar-benar berjalan dengan efektif. Alhamdulillah, saat ini jumlah kasus positif sudah menunjukkan penurunan. Namun, angka kematian yang masih stabil tinggi tentu harus menjadi perhatian semua pihak.

 
Indonesia juga tentu harus terus memperbaiki strategi penanganan pandemi Covid-19 di dalam negeri. 
 
 

Selain itu, program vaksinasi juga harus terus digencarkan. Pemerintah tentu harus menjamin ketersediaan vaksin Covid-19. Saat ini, beberapa daerah di Tanah Air  terkendala pasokan vaksin. Bahkan, banyak masyarakat yang seharusnya sudah suntikan dosis kedua, namun harus menunggu lantaran ketiadaan pasokan vaksin. Ini tentu tak boleh dibiarkan berlarut-larut.

Antusiasme masyarakat untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19 sangat tinggi. Ini tentu harus kita syukuri. Namun, jangan sampai masyarakat kecewa karena terlalu lama menunggu. Akses masyarakat untuk mendapatkan vaksin harus lebih dipermudah. Program vaksinasi jemput bola dengan cara door to door harusnya digencarkan di berbagai daerah. Jika penanganan PPKM baik dan vaksinasi gencar, yakinlah Saudi akan segera membuka pintunya untuk jamaah umrah Indonesia.

Tertutupnya pintu Tanah Suci untuk jamaah umrah asal Indonesia selama hampir satu setengah tahun ini tak hanya memukul biro perjalanan haji dan umrah, namun juga membuat umat Islam harus memendam rindu untuk bertamu ke Baitullah. Bahkan, saat ini dikabarkan sudah banyak biro perjalanan umrah yang gulung tikar akibat pandemi Covid-19. Pemerintah tentu harus memperhatikan nasib para pelaku industri perjalanan yang sebelum pandemi telah banyak memberi sumbangan bagi negara. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat