CEO Ammana Fintek Syariah Lutfi Adhiansyah saat wawancara bersama Republika di Jakarta. Digital UMKM akan memudahkan akselerasi bisnis berbasis big data. | Republika/Putra M. Akbar

Ekonomi

Ammana Dukung Akselerasi Digital UMKM

Digital UMKM akan memudahkan akselerasi bisnis berbasis big data.

JAKARTA -- Pandemi Covid-19 telah membantu akselerasi digital para pelaku UMKM. CEO PT Ammana Fintek Syariah sekaligus Ketua Klaster Fintech Pendanaan Syariah AFPI Lutfi Adhiansyah menyampaikan, pandemi memaksa pelaku usaha untuk beradaptasi dengan teknologi.

"Dengan digitalisasi, para pelaku UMKM bisa merasakan pertumbuhan yang lebih eksponensial," katanya dalam Talkshow Republika bertema “Akselerasi Transaksi Digital UMKM Saat Pandemi”, Kamis (12/8).

Lutfi mengatakan, digitalisasi telah mengubah proses bisnis dalam industri UMKM dan mayoritas berdampak positif. UMKM yang mengadopsi teknologi akan melewati fase-fase adaptasi yang akan diikuti oleh pertumbuhan secara eksponensial.

Awalnya, memang akan ada kendala, seperti mengubah operasional, cara berbisnis, dan adaptasi terhadap cara baru. Lutfi mengatakan, akan ada sedikit kemunduran dahulu di awal yang menjadi ciri adaptasi.

"Pasti akan ada disrupsi dulu, tapi kemudian akan ada perkembangan eksponensial ketika UMKM berhasil mengadopsi," katanya.

Ia mencontohkan pedagang bakso yang awalnya hanya mengandalkan penjualan secara konvensional. Ketika usaha itu berhasil mengadopsi penjualan secara digital melalui aplikasi, ia akan memperoleh pertumbuhan jangkauan pelanggan yang lebih luas.

Selain itu, Lutfi mengatakan, keuntungan signifikan dari digitalisasi UMKM adalah pencatatan keuangan yang lebih baik. Pelaku UMKM akan lebih mudah mengatur arus keuangan bisnisnya ketika laporan keuangan tertata dengan rapi.

 

 

Saya yakin tidak banyak UMKM yang punya laporan keuangan, tapi dengan adopsi teknologi, maka pencatatan transaksi akan terjadi secara otomatis.

 

LUTFI ADHIANSYAH, Ketua Klaster Fintech Pendanaan Syariah AFPI
 

Karena itu, menurut dia, wajar ketika pandemi membuat UMKM lebih terintegrasi dengan sistem daring. Hal itu, baik adopsi sistem pembayaran, penjualan, maupun mengakses pendanaan secara daring.

Lutfi mengatakan, dari sisi peer to peer lending, mayoritas entitas atau perusahaan mencatatkan pertumbuhan pendanaan lebih dari 100 persen secara tahunan. Bahkan untuk beberapa fitur, seperti pembayaran pulsa dan tagihan-tagihan, pertumbuhannya mencapai 1.000 persen.

"Penurunan hanya terjadi saat awal sekali pandemi terjadi saat kita masih tidak tahu apa itu Covid-19 sekitar Mei 2020. Kemudian, terjadi peningkatan signifikan," katanya.

Ammana mencatat pendanaan produktif lebih dari Rp 300 miliar. Selain itu, Lutfi mengatakan pandemi juga membuat para pelaku industri lebih berinovasi, seperti dengan menyediakan pendanaan dari sumber dana sosial yang bisa meringankan beban UMKM karena cicilan yang sangat rendah.

Tekfin P2P lending kini telah bertransformasi menjadi alternatif masyarakat atau pelaku usaha untuk memperoleh pendanaan. Selain tanpa jaminan, tekfin P2P lending juga mudah diakses dengan proses yang cepat dibandingkan proses pendanaan dari perbankan.

"Kita tidak perlu jaminan karena kita bisa mengetahui profil calon peminjam dari transaksi-transaksi daring yang dia lakukan. Misalnya, berapa omzetnya di toko daring," katanya.

Secara umum, akses pendanaan tekfin lebih mudah karena penilaian kredit atau credit scoring yang berbasis teknologi terintegrasi. Seperti terhubung dengan pusat fintech data lending, riwayat transaksi di niaga daring, menggunakan jaminan alternatif, dan riwayat performa pelaku UMKM.

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat