Petugas keamanan mengadang wartawan yang hendak meliput kunjungan tim WHO ke Wuhan Institute of Virology guna menyelidiki asal-usul Covid-19 beberapa waktu lalu. | AP/Ng Han Guan

Opini

Politisasi Asal Usul Virus Korona

Semua negara seharusnya bergandeng tangan memenangkan pertempuran melawan pandemi sesegera mungkin.

XIAO QIAN, Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia

Sejak merebaknya pandemi Covid-19, Tiongkok bekerja sama dengan berbagai negara mengatasi kesulitan dan menjalankan operasi kemanusiaan darurat terbesar sepanjang sejarah Tiongkok.

Langkah ini demi mendukung pemulihan ekonomi global dan rekonstruksi pascapandemi serta berkontribusi bagi pembangunan komunitas kesehatan umat manusia.

Virus korona bermutasi luar biasa cepat. Di tengah kondisi genting ini, semua negara seharusnya bergandeng tangan memenangkan pertempuran melawan pandemi sesegera mungkin.

Negara-negara di dunia juga perlu memajukan kerja sama penelitian ilmiah untuk menelusuri asal-usul virus korona, agar dapat mencegah dan menanggapi risiko serupa lebih efektif pada masa mendatang.     

Tiongkok telah proaktif berkolaborasi dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyelidiki sumber virus korona. Dalam hal ini, Tiongkok senantiasa mempertahankan sikap ilmiah, profesional, serius, dan bertanggung jawab.

Pada sidang ke-73 Majelis Kesehatan Dunia, Mei 2020, Presiden Xi Jinping menegaskan, komitmen Tiongkok mendukung penelitian ilmiah global dalam menelusuri asal usul dan rute penyebaran Covid-19.

Sejak 2020, Tiongkok telah dua kali mengundang tim pakar WHO untuk meneliti sumber virus korona di Tiongkok. Awal tahun ini, ahli dari 10 negara, termasuk AS, Inggris, Jepang, dan Australia berkolaborasi dengan kolega dari Tiongkok.

 
Virus korona bermutasi luar biasa cepat. Di tengah kondisi genting ini, semua negara seharusnya bergandeng tangan memenangkan pertempuran melawan pandemi sesegera mungkin.
 
 

Tim gabungan bekerja 28 hari di Tiongkok dan mencapai hasil positif. Pada 30 Maret, WHO merilis laporan penelitian gabungan Tiongkok-WHO, bahwa penularan virus SARS-CoV-2 ke manusia melalui laboratorium “sangat tidak mungkin”.

Laporan juga menyatakan, penyelidikan kemungkinan transmisi awal di negara lain “penting” dan penularan virus ke manusia melalui inang perantara “relatif mungkin” hingga “sangat mungkin”.

Laporan tim gabungan juga mengajukan rekomendasi ilmiah untuk penyelidikan global tahap selanjutnya. Terkait hal ini, perlu diteruskan pencarian kemungkinan kasus awal dalam lingkup wilayah lebih luas.

Penyusunan laporan ini mematuhi prosedur WHO dan mengadopsi metode ilmiah sehingga berpengaruh dari sisi otoritas ataupun keilmuan. Laporan ini juga diakui masyarakat internasional.

Namun, beberapa hari lalu, Sekretariat WHO secara sepihak mengajukan rencana penyelidikan tahap kedua, bahwa salah satu hipotesis “telah terjadi pelanggaran prosedur laboratorium oleh Tiongkok yang menyebabkan kebocoran virus”.

Tiongkok menolak hal ini. Tiongkok percaya, penyelidikan sumber virus tahap kedua seharusnya mengikuti panduan resolusi Majelis Kesehatan Dunia yang relevan, lewat diskusi negara anggota, dan merujuk hasil penyelidikan tahap pertama.

 
Tiongkok berpendapat, penyelidikan sumber virus tahap pertama tak perlu diulang, terlebih telah diambil kesimpulan. Tahap kedua penyelidikan seharusnya fokus pada rute penyebaran dari inang hewan perantara.
 
 

Tiongkok berpendapat, penyelidikan sumber virus tahap pertama tak perlu diulang, terlebih telah diambil kesimpulan. Tahap kedua penyelidikan seharusnya fokus pada rute penyebaran dari inang hewan perantara.

Selain itu, harus memperluas penelusuran kasus awal di banyak negara dan wilayah di berbagai penjuru dunia, berdasarkan konsultasi penuh dan ekstensif di antara negara anggota.

Namun, beberapa waktu ini, segelintir negara secara terbuka mengabaikan hasil kerja sama para ilmuwan.

Demi kepentingan sendiri, mereka tak ragu meninggalkan sains dan kebenaran, mengabaikan fakta dan realitas, memberi stigma terhadap wabah, melabeli virus, dan memolitisasi upaya penelusuran asal usul virus.

Semua tindakan ini meracuni suasana kerja sama ilmiah internasional, sekaligus mengganggu dan menghancurkan kerja sama global untuk menelusuri sumber virus, juga menciptakan hambatan bagi negara dunia memerangi pandemi.

Baru-baru ini, 70 negara menulis surat kepada Dirjen WHO dan menyatakan upaya global menelusuri asal usul virus merupakan tugas ilmiah, yang tak boleh dipolitisasi dan hasil laporan penelitian gabungan Tiongkok-WHO harus dihormati.

Sikap Tiongkok yang terbuka dalam proses penyelidikan sumber virus korona pun diakui pakar internasional.

Dominic Dwyer, ahli imunologi dan penyakit menular dari Australia, anggota tim pakar gabungan WHO, dalam sebuah wawancara menyatakan, proses penelusuran sumber virus sangat kompleks.

 
Sejak pandemi, Tiongkok dan Indonesia saling membantu dan mendukung, serta menjadi yang terdepan di antara negara kawasan dalam mendorong kerja sama penanganan pandemi dan pengadaan vaksin.
 
 

Dwyer mengingatkan, negara-negara perlu menghentikan pertikaian dan meningkatkan kerja sama untuk melanjutkan penyelidikan sumber virus, bukan hanya di Wuhan ataupun Tiongkok, melainkan juga di belahan lain dunia.  

Sejak pandemi, Tiongkok dan Indonesia saling membantu dan mendukung, serta menjadi yang terdepan di antara negara kawasan dalam mendorong kerja sama penanganan pandemi dan pengadaan vaksin.

Kedua negara bahu-membahu melawan “nasionalisme vaksin” dan “kesenjangan kekebalan”. Tiongkok siap bermitra dengan Indonesia ataupun masyarakat internasional menjamin proses penyelidikan asal usul virus berlangsung ilmiah dan ketat.

Selain itu, Tiongkok siap bekerja sama memperluas penyelidikan sumber virus di banyak negara dan wilayah di penjuru dunia serta memperkuat kerja sama dan pertukaran penelitian ilmiah dalam penelusuran sumber virus.

Semua ini kontribusi yang sepatutnya dilakukan demi mencapai kemenangan atas pandemi serta melindungi kesehatan dan kesejahteraan umat manusia. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat