Safe Room Concert | Youtube

Geni

Safe Room Concert: Nikmati Musik dari Tempat Teraman

Tujuan utama konser Safe Room Concert adalah menggalang donasi untuk faskes dan membantu warga terdampak Covid-19.

Bagi yang rindu menonton konser secara langsung, duduk santai sambil menatap layar gawai bisa menjadi obat kangen. Sekian banyak konser virtual telah terselenggara sejak awal pandemi hingga saat ini, ketika krisis kesehatan belum juga berlalu.

Jika dibandingkan antara menyaksikan konser secara langsung dengan via gawai, jelas berbeda. Namun, tak ada salahnya sejenak beralih ke depan layar hingga nantinya konser tatap muka diizinkan.

Menonton konser lewat gadget cukup menghibur dan tentunya aman bagi semua orang. Penonton menyimak musisi favoritnya dari ruang teraman, deretan musisi pun tampil dari ruang teraman mereka.

Mengangkat tajuk tersebut, Sun Eater, Tap Projects, dan Wonderland Records menginisiasi pertunjukan musik virtual "Safe Room Concert". Konser daring ini tayang secara live di kanal Youtube KitaBisaIndonesia pada Sabtu (31/7) petang.

Selepas pukul 19.00 WIB, terdengar suara empat pemandu acara, yakni Natasha Abigail, Reza Chandika, Radhini Aprilya, dan Ankatama. Mereka berempat dikenal dengan program siniar "RAPOT". Penonton seolah menyimak siniar sebab tak ada tampilan para host pada layar. Hanya ada ilustrasi potret unik dari mereka berempat. Meskipun para pembawa acara hanya terdengar suaranya, tidak demikian dengan penampilan para musisi.

Kunto Aji membuka pertunjukan dengan lagu "Sulung". Penyanyi asal Yogyakarta itu hadir dari kediamannya dengan tembang kontemplasi tentang berpasrah dan mencintai diri sendiri yang menjadi refleksi pas di kala pandemi.

Berlanjut dengan penampilan Vira Talisa yang melantunkan "Oh Sunny Days" dengan suara merdunya dan penuh semangat. Bisma Karisma kemudian hadir, memaksudkan lagunya sebagai doa dan harapan bagi siapa saja yang tengah berjuang.

Semua orang berjibaku menghadapi situasi sulit selama pandemi. Bisma berharap, semua tetap bersemangat. "Yang suri, lekas hidup kembali," ujarnya, lalu bergitar dan mendendangkan tembang "Yang Suri".

Vokal manis Nadin Amizah yang menggetarkan turut memeriahkan konser virtual. Nadin berharap, kehadiran dirinya dan rekan-rekan musisi lain bisa menenangkan di kondisi sulit dan memberikan penghiburan.

"Aku harap, teman-teman semua selalu diberi kesehatan, selalu menemukan hal-hal kecil yang membuat bahagia," kata Nadin.

Sekitar 40 musisi hadir bergantian, masing-masing hanya membawakan satu lagu. Deretan penampil termasuk Armand Maulana, Efek Rumah Kaca, Rendy Pandugo, Teddy Adhitya, Sivia, Gamaliél, Mikha Angelo, dan banyak lagi.

Para musisi tetap produktif berkarya selama pandemi. Beberapa penampil memperkenalkan lagu baru yang perdana dibawakan di "Safe Room Concert". Ada Rayhan Noor dengan "Ragu" serta lagu "Belong" dari grup musik Coldiac.

Kejutan hadir pada penampilan kolaborasi Rayi Putra dan Laze. Seperti para musisi lain, mereka berdua tampil dari tempat teraman masing-masing. Selain nge-rap, Rayi juga melibatkan putranya, Budi Abdulkadir Putra.

Budi yang akan berusia lima tahun pada September 2021 itu tampil di layar membawa gitar mainan. Selama sang ayah mendaraskan lirik lagu "Lagi", bocah lelaki itu ikut bergoyang sambil memainkan gitarnya dengan riang.

Mengakhiri lagu, Rayi tak lupa menyampaikan doa baik. "Semoga, Indonesia segera pulih. Indonesia, let's go, stand up, kita bisa," ujarnya.

Doa kebaikan juga disampaikan Mocca yang membawakan lagu "The Best Thing", berharap semua orang diberikan hal baik dalam hidup. Begitu pula pasangan musisi Endah N Rhesa yang tampil dari studio mereka di Pamulang.

Mengenakan busana putih yang serasi, Endah Widiastuti dan sang suami Rhesa Aditya membawakan lagu "Pulang ke Pamulang". "Semoga diberikan kesehatan, kepulihan, kesembuhan, dan juga kebahagiaan. Doa kami selalu untuk teman-teman di manapun berada," kata Endah.

Sementara, Afgan meminta penonton rela berkorban dengan tidak banyak bepergian ke luar rumah kecuali untuk kepentingan mendesak. Menurut penyanyi yang malam itu membawakan lagu "M.I.A", cara demikian sudah menjadi bentuk perjuangan supaya pandemi lekas berakhir.

Tanpa banyak kata, Isyana Sarasvati tampil dengan penuh penjiwaan. Sambil memainkan jari-jarinya pada tuts piano, perempuan 28 tahun itu melantunkan tembang "Untuk Hati yang Terluka".

Karena pandemi, grup musik .Feast hadir dalam formasi berbeda. Pada layar, hanya terlihat Adnan, Dicky, dan Adrianus Aristo. Mereka tampil tanpa Baskara Putra dan Fikriawan W membawakan tembang "Apa Boleh Buat".

Baskara tampil terpisah di dua segmen yang lain. Satu penampilan dengan nama Hindia dengan lagu menohok "Untuk Apa/Untuk Apa?" serta satu tembang lain bersama band Lomba Sihir dengan lagu "Polusi Cahaya".

Visual yang hadir saat lagu "Untuk Apa/Untuk Apa?" dari Hindia cukup untuk membuat pemirsa konser tertegun. Ada kilasan video dan gambar mengenai perjuangan mengharukan para tenaga kesehatan di tengah pandemi.

Tujuan utama konser adalah menggalang donasi untuk menyediakan fasilitas kesehatan dan membantu warga yang terdampak Covid-19. Situs urun dana KitaBisa menjadi mitra utama yang menghimpun donasi sekaligus menyalurkannya.

Sebelum membawakan lagu "Tawamu di Esok Pagi", Iga Massardi mengapresiasi perjuangan seluruh tenaga kesehatan di Indonesia. Mereka semua berjibaku merawat pasien meski mungkin tidak bisa berjumpa dengan keluarganya sendiri.

"Harapan gua, keadaan bisa lebih baik untuk kita semua, bisa tetap sehat, terutama para tenaga kesehatan. Semoga, kita semua selalu dilindungi oleh Allah SWT," ujar Iga.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat