Relawan Hijrah Care menghapus tato peserta saat program hapus tato gratis di Kantor Solusi Foundation, Jalan Kliningan, Kota Bandung, Ahad (2/5). Sebanyak 43 peserta dari berbagai daerah mengikuti program hapus tato secara gratis yang diadakan oleh Hijrah | REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA

Khazanah

Makna Hijrah Saat Pandemi

Umat mesti hijrah dari ketidaktahuan menjadi paham terhadap agamanya.

JAKARTA — Umat Islam menghadapi tahun baru Islam 1443 Hijriyah masih dalam suasana pandemi. Pimpinan Pondok Pesantren Daarut Tauhid KH Abdullah Gymnastiar, yang akrab disapa Aa Gym, mengungkapkan, kekuatan iman mutlak dibutuhkan untuk menghadapi ujian yang telah berlangsung dua tahun ini. 

“Bisa membuat kita menyikapi episode apa pun dengan cara terbaik dan membawa manfaat. Dan pupuk iman adalah ilmu,” ujar Aa Gym kepada Republika, kemarin. 

Dalam momentum tahun baru Hijriyah ini, Aa Gym pun mengajak umat kembali memaknai hijrah. Salah satunya, yakni dari tidak tahu menjadi tahu dan dari kurang paham menjadi paham. Dia pun mengimbau umat Islam untuk meluangkan waktu dengan kesungguhan agar memahami agama Islam dengan niat dan cara yang benar. 

Umat mesti hijrah dari ketidaktahuan menjadi paham terhadap agamanya. Tanpa pemahaman agama, seorang Muslim tidak akan menikmati indahnya Islam. Selain itu, kata Aa Gym, tidak akan terwujud kemaslahatan yang besar dari umat Islam.

"Kedua, hijrah dari senang mengetahui agama menjadi senang mengamalkan agama dengan ikhlas. Karena tidak sedikit orang yang tahu tentang ilmu Islam, tetapi semangat untuk mengamalkannya tidak sebanding. Kalaupun beramal terkadang masih banyak bumbu riya, ujub, takabur, padahal amal yang ikhlas yang diterima oleh Allah," ujar Aa Gym.

Makna hijrah ketiga, ujar dia, dari pasif mejadi aktif menyampaikan kebenaran. Caranya, kata dia, dengan niat benar dan cara yang hikmah. Aa mengungkapkan, dengan amalan yang diterapkan oleh umat, ini akan membuat masyarakat makin memahami indahnya Islam. Selain itu, masyarakat menjadi bagian dari solusi atas permasalahan di negeri ini.

"Sepanjang mencari ilmu ikhlas, Allah akan menuntun mengamalkan ilmu ikhlas. Allah akan menambah lagi ilmunya dan menyampaikan dengan ikhlas pahalanya melimpah. Kuncinya memang Lillahi ta'ala," kata dia.  

Ustazah Dedeh Rosidah atau yang akrab disapa Mamah Dedeh mengungkapkan, hijrah harus dimaknai lewat syukur kepada Allah SWT. Meski diuji dalam masa pandemi ini, nikmat Allah sungguh lebih besar. “Dalam surat Ibrahim ayat 34, ‘Innal insaana lazaluu mun kaffaar’, 'Namun, manusia zalim dan kufur dengan nikmat Allah’. Jadi, yang pertama kita bersyukur dengan nikmat Allah dengan umur yang panjang," kata Mamah Dedeh pada Ahad (8/8).

Mamah Dedeh mengungkapkan, meskipun hijrah Nabi Muhammad SAW sudah terjadi 14 abad yang lampau, umat Islam dapat mengambil hikmah yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hikmah yang pertama terkait dengan pengorbanan. Saat akan melakukan hijrah, Rasulullah diberikan unta oleh Abu Bakar. Rasulullah pun memaksa untuk membayarkan unta yang didapat dari sahabatnya tersebut.

Hidup ini merupakan perjuangan dan setiap perjuangan harus ada pengorbanan. Tanpa adanya pengorbanan, hidup tidak akan berhasil.

Selain itu, Mamah Dedeh mengatakan, umat Islam juga wajib untuk berdoa. Saat perang akan berkecamuk, Rasulullah juga berdoa meminta pertolongan kepada Allah Ta'ala. Doa Rasulullah pada saat itu langsung dikabulkan. Adanya pandemi yang masih melanda, ujar Mamah Dedeh, jangan membuat umat terjebak dalam kekhawatiran yang berlebihan. 

“Kita masing-masing koreksi diri. Silakan lihat surah asy-Syura ayat 30, musibah yang menimpa karena kesalahan kalian. Jadi, kita minta kepada Allah, agar dosa diampuni. Mudah-mudahan hidup kita pada 1443 H lebih baik daripada tahun kemarin. Banyak bertobat, banyak mohon ampun," kata Mamah Dedeh.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat