Petugas kesehatan menunjukkan vaksin Covid-19 Moderna saat vaksinasi dosis ketiga di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik, Medan, Sumatera Utara, Kamis (5/8/2021). Sekjen WHO meminta penundaan pemberian vaksin booster setidaknya hingga September. | ANTARA FOTO/Fransisco Carolio

Internasional

WHO Minta Vaksin Booster Ditunda

Sekjen WHO meminta penundaan pemberian vaksin booster setidaknya hingga September.

JENEWA -- Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta pemerintah di seluruh dunia menunda pemberian vaksin dosis ketiga Covid-19 atau vaksin booster. Penundaan setidaknya dilakukan hingga September untuk memastikan ketersediaan vaksin bagi negara yang jumlah penerima vaksinnya masih sedikit.

Pernyataan yang disampaikan Sekjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Rabu (4/8) ini ditujukan untuk negara-negara kaya. Alasannya, tingkat vaksinasi mereka jauh meninggalkan negara miskin dan berkembang.

“Kita perlu segera memutar balik tujuan yang selama ini sebagian besar vaksin adalah untuk negara penghasilan tinggi, menjadi diarahkan untuk negara berpenghasilan rendah,” kata Tedros.

Seruan moratorium atau penghentian sementara ini adalah pernyataan paling tegas yang disampaikan Tedros. Ia mengatakan, belum terbukti secara ilmiah apakah memberikan vaksin booster pada orang yang sudah menerima dua dosis vaksin efektif mencegah penyebaran virus korona.

WHO berulang kali meminta negara kaya untuk membantu negara miskin mendapatkan vaksin. Israel, Prancis, Jerman dan banyak negara Timur Tengah yang kaya sudah memberikan vaksin booster.

Pekan lalu, misalnya, Presiden Israel Isaac Herzog menerima suntikan vaksin untuk ketiga kalinya. Ini menandai awal kampanye vaksin booster untuk warga Israel berusia di atas 60 tahun.

Sedangkan, Jerman dan Prancis akan tetap memberikan vaksin ketiga untuk warganya tanpa mengindahkan seruan moratorium dari WHO. Keputusan ini menandakan tantangan berat untuk menangani pandemi global, sementara masing-masing negara fokus mencoba melindungi warga mereka.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan, Prancis akan membidik vaksin ketiga untuk warga berusia lanjut dan rentan sakit mulai September. “Dosis ketiga tampaknya diperlukan, memang bukan untuk setiap orang, namun untuk orang yang rentan dan berusia lanjut,” katanya di Instagram.  

Sedangkan, Jerman akan membidik vaksin ketiga untuk pasien immunocompromised atau yang terganggu kekebalan tubuhnya. Sasaran lainnya adalah warga berusia lanjut, penghuni panti wreda. Semua dilakukan mulai September.

Negara-negara lain, seperti Amerika Serikat dan Inggris mempertimbangkan untuk melakukan vaksin booster di tengah peningkatan risiko penyebaran virus varian Delta. Pada Juli, AS menandatangani kesepakatan dengan Pfizer dan BioNTech untuk membeli tambahan 200 juta dosis tambahan. Vaksin ini akan digunakan untuk vaksinasi anak dan kemungkinan untuk vaksin booster.

“Kenyataan bahwa kita memvaksinasi orang dewasa yang sehat dengan vaksin booster Covid-19 adalah cara berpikir dangkal,” ujar Elin Hoffmann Dahl, penasihat medis penyakit menular di Medecins Sans Frontieres.

“Dengan munculnya varian-varian baru, jika kita terus membiarkan mayoritas bagian dunia tanpa vaksinasi, maka besar kemungkinan kita akan memerlukan vaksin baru lagi di masa depan,” kata Dahl kepada Reuters.  

Adapun Pemerintah Indonesia menegaskan, vaksin booster hanya untuk tenaga kesehatan. Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan sekaligus Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, dr Siti Nadia Tarmidzi mengatakan, vaksinasi booster hanya diberikan kepada tenaga kesehatan dan tenaga pendukungnya,

Diperkirakan jumlah petugas kesehatan dan pendukungnya ada sekitar 1,5 juta orang, yang tersebar di seluruh Indonesia. “Suntikan ketiga atau booster hanya diperuntukan bagi tenaga kesehatan, termasuk tenaga pendukung kesehatan,” kata Nadia.

Kementerian Kesehatan menegaskan, vaksin booster tidak untuk khalayak umum. Sebab, pasokan vaksin terbatas dan masih ada lebih dari 160 juta penduduk sasaran vaksinasi yang belum mendapatkan suntikan. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat