
Ekonomi
Anak PP Presisi Bangun Infrastruktur Tambang
kerja sama yang akan dikerjakan Anak PP Presisi ini mencakup pembangunan pelabuhan sungai seluas 100 hektare
JAKARTA -- Entitas Anak PP Presisi, PT Lancarjaya Mandiri Abadi (LMA), akan membangun infrastruktur pertambangan di Jambi. LMA telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan PT Putra Bulian Properti (PBP) dan PT Wahana Catur Mas (WCM) pada 30 Juli 2021.
Direktur Utama PP Presisi Rully Noviandar mengatakan, kerja sama pembangunan infrastruktur pertambangan di Jambi tersebut diperkirakan bernilai lebih dari Rp 6 triliun. "Langkah ini diharapkan dapat turut meningkatkan perekonomian masyarakat Jambi,” ujar Rully dalam keterangannya seperti dikutip Republika, Rabu (4/8).
Direktur Operasi PP Presisi Darwis Hamzah menjelaskan, kerja sama pembangunan infrastruktur pertambangan yang akan dikerjakan seluruhnya oleh LMA ini mencakup pembangunan pelabuhan sungai seluas 100 hektare (ha). LMA juga akan membangun kawasan industri Jambi seluas 2.777 ha serta jalan khusus angkutan komoditas sepanjang 90 kilometer (km).
PP Presisi saat ini tengah gencar memasuki jasa pertambangan sebagai strategi perusahaan untuk mengoptimalkan aset alat berat dan meningkatkan perolehan pendapatan yang stabil untuk jangka waktu panjang. Hingga Juli 2021, PP Presisi telah mengerjakan dua proyek jasa tambang nikel besar di Indonesia yang bertempat di Morowali, Sulawesi Tengah dan Weda Bay di Halmahera.
Hingga Juni 2021, perolehan kontrak baru PP Presisi mencapai Rp 2,8 triliun atau setara 75 persen dari target RKAP 2021. Kontribusi mining services hingga saat ini mencapai 23 persen dari total pencapaian kontrak yang diperoleh PP Presisi sampai Juni 2021.
"Kami harapkan kontribusi tersebut dapat terus meningkat hingga akhir 2021 bahkan menjadi lebih dari 50 persen pada lima tahun mendatang," ujar Darwis.
Kinerja PP Presisi
PT PP Presisi Tbk membukukan kinerja positif sepanjang semester I 2021. Hal tersebut tecermin dari EBITDA perseroan yang melesat menjadi Rp 463 miliar dalam setengah tahun ini. Angka itu meningkat 12 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 413,4 miliar.
Peningkatan EBITDA ini seiring dengan peningkatan laba usaha sebesar 24 persen (yoy) menjadi Rp 227 miliar pada semester I 2021 dari Rp 183,1 miliar pada tahun lalu. Laba bersih juga melejit sebesar 90,7 persen (yoy) dari Rp 35,4 miliar menjadi Rp 67,5 miliar.
“Kinerja yang menggembirakan ini tidak terlepas dari peningkatan operasional serta keberhasilan program cost leadership yang dijalankan, termasuk penurunan biaya bunga, di samping adanya pendapatan dari konsorsium LMA,” kata Rully.
Total aset meningkat sebesar 3 persen dari Rp 6,9 triliun pada 31 Desember 2020 menjadi Rp 7,1 triliun per 30 Juni 2021. Peningkatan ini seiring dengan peningkatan aset lancar sebesar 8,1 persen dari Rp 3,9 triliun pada akhir tahun lalu menjadi Rp 4,3 triliun pada 30 Juni 2021.
Peningkatan aset lancar tersebut sebagian besar merupakan peningkatan piutang usaha dan tagihan bruto sebesar 9 persen dari Rp 2,9 triliun pada akhir tahun lalu menjadi Rp 3,1 triliun pada 30 Juni 2021 dengan status lancar. Selain itu, terdapat peningkatan pada kas dan setara kas sebesar 3 persen dari Rp 271 miliar pada 31 Desember 2020 menjadi Rp 279 miliar pada 30 Juni 2021.
Direktur Keuangan PP Presisi Benny Pidakso menjelaskan, rasio keuangan PP Presisi juga mengalami peningkatan, antara lain rasio lancar meningkat dari 1,3 kali menjadi 1,35 kali. Rasio net debt to equity dapat dipertahankan di kisaran 0,8 kali sehingga membuka ruang yang luas bagi perseroan untuk melakukan leveraging
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.