Pedagang menunggu pembeli saat hari pertama dibuka kembali pusat perbelanjaan ITC Cipulir Mas setelah masa PPKM di Jakarta, Selasa (3/8/2021). Indikator ekonomi hingga pengujung kuartal II menunjukkan tren membaik menuju pemulihan ekonomi nasional. | Republika/Thoudy Badai

Kabar Utama

Indonesia Diyakini Keluar dari Resesi

Indikator ekonomi hingga pengujung kuartal II menunjukkan tren membaik menuju pemulihan ekonomi nasional.

JAKARTA -- Perekonomian Indonesia diyakini kembali ke zona positif pada kuartal II 2021 setelah tumbuh negatif selama empat kuartal. Ada beberapa indikator yang menunjukkan ekonomi Indonesia segera keluar dari resesi.

Sesuai jadwal, angka pertumbuhan ekonomi kuartal II 2021 akan diumumkan Badan Pusat Statistik pada hari ini, Kamis (4/8). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memprediksi pertumbuhan ekonomi sebesar tujuh persen (year on year/yoy) pada kuartal II dapat tercapai. Hal ini didorong meningkatnya permintaan masyarakat, termasuk penyaluran kredit.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, indikator-indikator ekonomi hingga pengujung kuartal II menunjukkan tren membaik menuju pemulihan ekonomi nasional. Ia mengatakan, meningkatnya mobilitas masyarakat pada kuartal II mendorong kenaikan permintaan yang berpengaruh terhadap permintaan kredit.

Wimboh menyebut, permintaan kredit pada Juni 2021 meningkat 1,83 persen (year to date). "Sehingga prediksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2021 sebesar tujuh persen dapat tercapai," kata Wimboh dalam keterangannya, Rabu (4/8).

Periode kuartal II atau April-Juni 2021 merupakan periode ketika pemerintah belum menerapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. PPKM Darurat diterapkan sejak 3 Juli yang kemudian berganti menjadi PPKM berlevel.

photo
Pedagang merapikan dagangannya saat hari pertama dibuka kembali pusat perbelanjaan ITC Cipulir Mas setelah masa PPKM di Jakarta, Selasa (3/8). Pemerintah pusat mengizinkan sejumlah pusat perbelanjaan untuk beroperasi kembali pada masa PPKM Level 4 dengan penerapan protokol kesehatan ketat, pembatasan pengunjung maksimal 50 persen, dan beroperasi hungga pukul 15.00 WIB. Republika/Thoudy Badai - (Republika/Thoudy Badai)

Kendati demikian, Wimboh menilai laju pemulihan ekonomi sedikit terhambat ketika memasuki Juni akibat meningkatnya kasus Covid-19. Ini menyebabkan aktivitas masyarakat menurun. "Aktivitas masyarakat turun dari 6,7 persen (Mei 2021) menjadi 5,2 persen. Ini dapat sedikit berpengaruh terhadap prediksi semula,” ujarnya.

Presiden Joko Widodo pada akhir Juni mengungkapkan keyakinannya bahwa Indonesia akan mengakhiri tren pertumbuhan ekonomi negatif pada kuartal II 2021. Presiden pun optimistis pertumbuhan ekonomi dapat menyentuh tujuh persen pada kuartal II 2021.

Direktur Center of Economic and Law Studies Bhima Yudhistira memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kuartal II berada di kisaran empat persen. Angka pertumbuhan ini dinilai wajar karena ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 minus 5,3 persen.

“Jadi ada sedikit pemulihan saja langsung positif tinggi. Apalagi, pada kuartal II belum ada PPKM Darurat. Mobilitas masyarakat lebih bagus daripada kuartal ketiga,” ucapnya.

photo
Warga menjual perhiasan emas di salah satu toko emas di Pasar Baru Bekasi, Jawa Barat, Rabu (4/8/2021). Menurut pemilik toko emas, pembelian perhiasan emas dari warga mengalami peningkatan 20-30 persen pada massa PPKM. Warga mengaku menjual perhiasan emas untuk memenuhi kebutuhan ekonomi di tengah masa pandemi Covid-19. - (Republika/Thoudy Badai)

Menurut dia, ada pemulihan pada kuartal II. Indeks keyakinan konsumen sempat naik menjadi 107,4 yang menunjukkan masyarakat mulai optimistis untuk berbelanja.

“Waktu itu mobilitas mulai tinggi, meski belum seperti prapandemi. Masyarakat juga terbantu dengan adanya THR dibayar penuh, berbeda dengan tahun sebelumnya yang dicicil. THR berperan penting mendorong masyarakat belanja, daya beli sempat pulih,” ucapnya.

Kemudian, lanjut Bhima, sektor industri manufaktur juga mengalami pemulihan pada kuartal II. Purchasing manager's index (PMI) manufaktur sempat berada di angka 53 atau di atas angka 50 yang menandakan industri mulai ekspansi lagi. Selain itu, dari sisi ekspor dan investasi mengalami perbaikan.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Kementerian Perindustrian RI (kemenperin_ri)

“Kinerja ekspor tertolong harga komoditas pertambangan dan perkebunan yang tinggi. Investor makin pede saat itu untuk menanamkan modal sektor yang berorientasi ekspor seperti ekspansi pabrik nikel,” katanya.

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) juga meyakini Indonesia akan keluar dari resesi pada kuartal II 2021. LPEM UI memprediksi ekonomi tumbuh di kisaran 6,2-6,7 persen atau lebih rendah dari proyeksi pemerintah sebesar tujuh persen.

Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM UI Teuku Riefky mengatakan, aktivitas ekonomi meningkat pada April sampai Juni karena beberapa faktor, seperti pelonggaran peraturan pembatasan sosial, stimulus pemerintah, serta periode Ramadhan dan Idul Fitri.

"Kami memperkirakan Indonesia akan keluar dari resesi pada kuartal II 2021," ujarnya dalam risetnya kepada Republika, Rabu (4/8).

Menurutnya, pemulihan juga tercermin dari kinerja kredit yang meningkat signifikan, terutama didorong oleh peningkatan kredit modal kerja dan kredit investasi. Pertumbuhan positif pada kredit konsumsi dan akselerasi inflasi inti menunjukkan daya beli mulai pulih, meski konsumen masih enggan berbelanja.

Indonesia juga terus mencatatkan surplus perdagangan selama 13 bulan berturut-turut sejak Mei tahun lalu. Lalu, surplus transaksi berjalan diperkirakan masih berada di wilayah negatif yang tidak jauh dari angka kuartal satu 2021. Ini karena surplus perdagangan barang lebih kecil dan defisit perdagangan jasa masih berlanjut.

"Indonesia tidak lagi menikmati surplus sejak awal 2021 dengan berlanjutnya defisit transaksi berjalan sebesar 0,36 persen dari PDB pada kuartal I 2021," ucapnya.

Teuku menyorot impor barang mentah dan barang modal mulai bangkit pada kuartal dua, sehingga berbeda dengan impor tahun lalu yang melemah akibat pandemi. Hal ini menandakan ekspansi industri yang tercermin dari angka PMI di atas 50.

Dari sisi ekspor, komoditas mentah masih mendominasi, terdiri dari sumber daya mineral, lemak nabati, dan logam mulia. Adapun beberapa faktor pendorongnya, antara lain, kenaikan harga komoditas yang cukup signifikan seiring permintaan yang mulai bangkit dari pandemi.

Pemerintah, menurut Teuku, memang tidak bisa menghindari dampak negatif terhadap ekonomi ketika ada pengetatan penanganan kesehatan. Namun, pemerintah perlu mempercepat vaksinasi untuk menciptakan kekebalan komunal (herd immunity) yang saat ini masih relatif lambat.

“Secara keseluruhan, kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini ada kisaran 3,2 persen sampai 3,9 persen atau lebih rendah dari proyeksi pemerintah yang mencapai 3,7 persen hingga 4,5 persen,” ucapnya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat