Penjual menata produk kue yang dipamerkan pada acara Festival Halal di Pantai Marina Boom Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (10/4/2021). | ANTARA FOTO/Budi Candra Setya

Opini

Ormas dan Industri Halal

Ormas dan lembaga pendidikan keagamaan berperan penting memperkuat industri halal.

ADDIN JAUHARUDIN, Wasekjen Bidang Ekonomi PP GP Ansor, Sekretaris Komite Industri Manufaktur dan Pengembangan Produk Halal MES

Penelitian oleh akademisi Oxford University, Inggris, Kevin Fogg mengungkapkan, yang membedakan organisasi Islam di Indonesia dengan ormas berbasis keagamaan di negara lain adalah memberikan pengaruh yang sangat besar dan penting dalam kehidupan masyarakat, baik dalam pendidikan maupun ekonomi.

Saat ini, ulama atau ormas seyogianya kembali mengulang sejarah dengan ikut mengembangkan sistem ekonomi syariah yang lebih modern. Indonesia dengan penduduk Muslim terbesar di dunia memiliki potensi tinggi mengembangkan sektor ekonomi syariah.

Berdasarkan laporan The State of The Global Islamic Economy 2020, Indonesia peringkat ke-4 naik dari posisi ke-5 pada 2019 dan tahun sebelumnya, peringkat ke-10. Ekonomi syariah, di antaranya meliputi industri makanan halal, fesyen, perhotelan, pariwisata, perbankan.

Setelah Bank Syariah Indonesia (BSI) berdiri, pemerintah mengamanahkan untuk fokus melakukan pembiayaan dan pemberdayaan UMKM.

 

 
Setelah Bank Syariah Indonesia (BSI) berdiri, pemerintah mengamanahkan untuk fokus melakukan pembiayaan dan pemberdayaan UMKM.
 
 

Maka itu, beberapa bulan setelah marger, BSI menandatangani nota kesepahaman dengan MUI dan PBNU. Ini diharapkan, mengakselerasi salah satu tujuan utama pemerintah, yakni membentuk ekosistem keuangan syariah melalui UMKM.

Nantinya, penyaluran pembiayaan UMKM bisa melalui koperasi. Hal serupa juga tengah dikembangkan Kementerian Koperasi dan UKM.   

Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) yang bervisi menjadikan Indonesia pusat ekonomi syariah dunia pada 2024, bersama Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), penting menggandeng ormas Islam dalam mengembangkan ekosistem ekonomi syariah.

Upaya kolaborasi dengan berbagai ormas masih sedikit. Peran ormas perlu dikembangkan. Selama ini, masih sebatas penyaluran dan pembinaan UMKM, belum pada seluruh rangkaian membangun ekosistem syariah secara lebih komprehensif.

Saat ini, Kementerian Perindustrian tengah mengembangkan potensi produk dan jasa industri halal di Tanah Air untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor. Upaya ini tertuang dalam masterplan Ekonomi Syariah Indonesia 2019-2024.  

 
Penguatan halal value chain menjadi poin penting dalam pengembangan industri halal yang akan dikembangkan melalui halal hub di daerah-daerah.
 
 

Empat strategi utama dalam masterplan ekonomi syariah, yakni penguatan halal value chain, keuangan syariah, UMKM, dan penguatan ekonomi digital.

Penguatan halal value chain menjadi poin penting dalam pengembangan industri halal yang akan dikembangkan melalui halal hub di daerah-daerah, sertifikasi halal, kampanye gaya hidup halal, insentif investasi, dan kerja sama internasional.  

Hingga saat ini, sudah ada dua kawasan industri halal di Indonesia, yaitu Kawasan Industri Modern Cikande seluas 500 hektare di Serang, Banten. Kawasan itu berfokus pada sektor industri makanan, farmasi, dan kosmetik.

Selain itu, kawasan industri safe n lock di Sidoarjo, Jawa Timur, dengan luas 9,95 hektare dan fokusnya industri consumer goods, kosmetik, serta makanan dan minuman.

Di kawasan industri halal itu, seluruh layanan terkait kehalalan produk berada salam satu atap. Termasuk sistem dan fasilitas pendukung industri halal sesuai sistem jaminan produk halal, seperti SDM (halal center), laboratorium, dan lembaga pemeriksa halal.

Selain sistem jaminan halal, untuk menjaga integritas produk halal perlu penerapan integrasi halal traceability system pada rantai pasok, termasuk logistik yang konsepnya mencakup sistem manajemen rantai pasok, pengadaan bahan baku, proses produk halal, penyimpanan produk halal, dan pendistribusian produk halal.

Halal value chain harus mampu mengintegrasikan hulu-hilir rantai pasok, dari mulai pembangunan kawasan industri halal, logistik, perdagangan halal, manufaktur, produk, ekosistem digital, sumber pembiayaan, warehousing, dan transportasi.

Lebih lanjut, potensi meningkatnya permintaan produk halal dalam negeri ataupun luar negeri, bisa menjadikan Indonesia sebagai regional and global halal hub untuk produksi dan perdagangan halal.

 
Kalangan organisasi keagamaan, dari sisi dukungan berupa edukasi umat soal pentingnya menggunakan produk halal yang melibatkan proses halal dari hulu ke hilir.
 
 

Selain itu, juga bisa mendorong kebutuhan terhadap logistik halal yang meliputi gudang, pelabuhan, kapal udara, kapal laut, dan semua hal terkait fasilitas penanganan.

Untuk menjalankan ini semua, butuh dukungan pemerintah, pengusaha, hingga komunitas organisasi keagamaan. Pemerintah menyiapkan regulasi, kebijakan, teknologi, dan pembiayaan. Pengusaha dari sisi produk, manufaktur, tenaga kerja, dan pasar.

Kalangan organisasi keagamaan, dari sisi dukungan berupa edukasi umat soal pentingnya menggunakan produk halal yang melibatkan proses halal dari hulu ke hilir. Sekali lagi, ormas dan lembaga pendidikan keagamaan berperan penting memperkuat industri halal.

Mereka, seperti pesantren,  bisa menjadi halal hub dalam bentuk edukasi, etalase, dan promosi berbagai produk halal UMKM.

Kawasan kecil logistik terpadu bisa dikembangkan di sekitar lembaga pendidikan dan organisasi keagamaan, baik sebagai ruang edukasi bagi para santri maupun untuk efektivitas dan efisiensi rantai pasok dan logistik.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat