Mobil Hybrid | Republika

Otomotif

Mobil Hybrid tak Sekadar Irit

Secara akselerasi kendaraan ini lebih mantap dibandingkan mobil konvensional.?

Pemerintah telah secara resmi mengundangkan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Mobil Listrik. Perpres tersebut ada lah Perpres No. 55/2019 tentang Per cepatan Progam Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan dan telah diundangkan sejak 12 Agustus 2019.


Kebijakan itu mengatur bahwa kendaraan bermotor listrik berbasis baterai atau yang disebut KBL berbasis baterai dikelompokkan menjadi dua jenis, yakni KBL roda dua dan roda tiga, serta KBL roda empat atau lebih. Dengan keluarnya perpres tersebut, maka era mobil listrik akan segera dimulai di negeri ini.


Bahkan pemerintah pun sudah menargetkan KBL berbasis baterai roda empat atau lebih tingkat komponen dalam negerinya. Komponen dalam negeri per tahun 2019 hingga 2021 minimal sebesar 35 persen, untuk 2022 dan 2023 sebesar 40 persen, minimal 60 persen untuk 2024 hingga 2029, dan 80 persen untuk 2030 dan seterusnya.


Mobil listrik berbasis batrei ini benar-benar sesuatu yang baru bagi bisnis mobil di Tanah Air. Selama ini masyarakat sudah terlena dengan mobil konvesional berbahan bakar minyak. Bahkan, mobil ramah lingkung an berteknologi hybrid yang sudah dipasarkan di Indonesia sejak 10 tahun terakhir tak banyak dilirik oleh konsumen. Akankah konsumen Indonesia loncat dari yang semula mobil konvensional langsung ke mobil listrik berbasis batrei?


Pertanyaan itu menjadi menarik karena sampai saat ini belum ada satu pun agen pemegang merek (APM) di Indonesia yang memasarkan mobil listrik. Tidak hanya karena mereka belum memproduksi jenins kendaraan ini, namun di negeri asalnya pun seperti di Jepang, Korea, Eropa, dan Amerika, mobil listrik belum masal bila dibandingkan mobil konvensional.


Itulah kenapa PT Toyota Astra Motor (TAM) dalam tahap awal lebih memilih memperkenalkan mobil berteknologi hybrid sebelum benar- be nar membawa produksi mobil listrik di Indonesia. Toyota yang selama ini memasarkan mobil hybrid melalui Prius dan Camry di Tanah Air, menjadikan era mobil listrik ke de pan dengan lebih gencar memperkenalkan produk hybrid-nya.


Selain Prius dan Camry, Toyota juga kini memasarkan C-HR Hybrid, Corolla Altis Hybrid, dan Alphard Hybrid yang menjadikan TAM menjadi satu-satunya APM yang memiliki lineterbanyak mobil hybrid di Indonesia. Bahkan untuk Prius, Toyota sudah memperkenalkan Plug- in Hybrid Electric Vehicle (PHEV), yakni kendaraan listrik hybrid yang baterainya dapat diisi ulang dengan menancapkannya ke sumber tenaga listrik eksternal, serta oleh engine dan generator on-board-nya.

photo
Republika


Pekan lalu, TAM mengajak sejumlah jurnalis merasakan lima mobil hybrid Toyota yang dipasarkan di Indonesia. Ditemani oleh Wakil Presiden Direktur PT TAM Henry Tanoto dan Direktur Marketing PT TAM Anton Jimmi Suwandy, wartawan bergantian mengendarai Camry hybrid, Prius PHEV, C-HR hybrid, Corolla Hybrid, dan Alphard hybrid menempuh rute pusat perbelanjaan Citos Jakarta Selatan menuju kawasan Cisarua, Puncak, Bogor.


Wakil Presiden Direktur TAM Henry Tanoto mengakui hingga saat ini awarenessdan pemahaman konsumen tentang mobil hybrid yang ber mesin ganda yaitu bensin dan listrik (baterai), belum banyak diketahui masyarakat. "Sistem kerja mobil hybrid kayak apa, baru sekitar 15 persen masyarakat yang paham," katanya di sela-sela test drive.


Padahal jauh sebelum pemerintah mengeluarkan Perpres Nomor 55, TAM sejak 2009 telah memperkenalkan mobil hybrid, yaitu Toyota Prius yang dijual spot order. Sejak 2009 sampai Agustus, menurut Henry, TAM telah menjual sekitar 2.200 unit dengan teknologi hybrid dari berbagai varian mulai dari Toyota Prius, Camry, Alphard, C-HR, dan teranyar Toyota Corolla Altis.


Menurut Anton Jimmi, mobil hybrid menjadi jembatan sebelum menuju ke mobil listrik seutuhnya."Mobil hybrid bisa menjangkau pelosok yang insfrastruktur pengisian listriknya belum memadai. Emisi gas buangnya pun lebih rendah dari mobil konvensional," kata Anton.


Yang pasti mobil hybrid memang sangat efisien dari sisi konsumsi bahan bakar minyak (BBM). Dari hasil kami mencoba kelima mobil hybrid Toyota dengan rute pusat perbelanjaan Citos-Cisarua-Bogor dengan kondisi jalan naik turun, untuk C- HR dan Corolla Altis yang bermesin 1.800 cc mengonsumsi 20 kiliometer per liter. Sedangkan Alphard dan Camry yang bermesin 2.500 mengon sumsi 19 km per liter. Sementara untuk Prius PHEV meneguk BBM hanya satu liter untuk 29 kilometer.


Meski irit, mengendarai mobil hybrid juga sesungguhnya sangat menyenangkan karena kendaraan ini secara akselerasi lebih mantap dibandingkan mobil konvensional.Tak hanya itu, mobil hybrid juga ramah lingkungan. Dengan dibekali dua sumber penggerak roda, yakni dari mesin konvensional dan motor listrik, mobil hybrid saat dikendarai motor listriknya akan bekerja lebih banyak ketimbang mesin konvensional, sehingga mobil hybrid sangat ramah lingkungan. Selain itu, mobil ini suaranya lebih senyap lantaran motor listriknya yang lebih banyak bekerja.(ed: khoiruil azwar)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat