Ilustrasi kegiatan Bank BTN. | ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Ekonomi

BTN Raup Laba Bersih Rp 920 Miliar

Pertumbuhan kredit BTN berada jauh di atas rata-rata industri perbankan nasional.

JAKARTA — PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk meraup laba bersih sebesar Rp 920 miliar pada kuartal II 2021. Realisasi tersebut lebih besar 19,87 persen dibandingkan kuartal II 2020 yang mencapai Rp 768 miliar.

Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo mengatakan, perseroan berupaya melakukan transformasi dan inovasi agar bisnis tetap melaju positif meski berada di tengah kondisi pandemi Covid-19. Didukung peran positif pemerintah melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

“Upaya peningkatan bisnis yang kami lakukan juga bertujuan untuk memenuhi kebutuhan rumah masyarakat Indonesia yang semakin mendesak masa pandemi ini. Kami berupaya terus mencatatkan pertumbuhan positif yang berkelanjutan sehingga BTN dapat terus menyediakan rumah bagi rakyat,” kata Haru saat konferensi pers virtual di Jakarta, Rabu (28/7).

Haru mengatakan, laba BTN didorong penyaluran kredit yang mampu tumbuh 5,59 persen dari Rp 251,83 triliun pada kuartal I 2021 menjadi Rp 265,9 triliun pada kuartal II 2021. Ekspansi kredit menjadi pendorong pendapatan bunga BTN yang meningkat sebesar 1,39 persen (yoy), beban bunga juga berhasil ditekan turun 13,63 persen (yoy) sehingga pendapatan bunga bersih melonjak 28,18 persen (yoy).

Menurut Haru, kinerja penyaluran kredit BTN yang tetap kokoh bertumbuh di tengah tekanan pandemi, juga diiringi perbaikan pada kualitasnya yang tecermin dari rasio kredit bermasalah (NPL) gross yang terus membaik sebesar 61 basis poin (bps) ke level 4,10 persen pada kuartal II 2021, dari 4,71 persen pada kuartal I 2020.

Pertumbuhan kredit BTN tersebut berada jauh di atas rata-rata industri perbankan nasional. Data Bank Indonesia (BI) merekam pertumbuhan kredit industri perbankan nasional hanya tumbuh sebesar 0,45 persen yoy per Juni 2021. “BTN terus mencatatkan pertumbuhan positif pada penyaluran kredit dan pembiayaan level 5,59 persen yoy ditopang laju pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi. Pertumbuhan penyaluran kredit tersebut juga disertai dengan perbaikan kualitas dan peningkatan pencadangan untuk menjaga bisnis terus tumbuh berkelanjutan,” kata Haru.

Haru mengatakan, KPR subsidi masih menjadi motor utama penggerak penyaluran kredit BTN dengan kenaikan sebesar 11,17 persen yoy menjadi Rp 126,29 triliun. Kemudian, KPR nonsubsidi tumbuh 0,90 persen yoy menjadi Rp 80,59 triliun dan kredit konsumer nonperumahan meningkat 17,47 persen yoy menjadi Rp 5,43 triliun.

Berdasarkan catatan BI per Juni 2021, pertumbuhan KPR nasional mencapai 4,2 persen. Angka tersebut jauh di atas angka pertumbuhan kredit nasional yang masih terkontraksi minus 4 persen.

Sementara itu, Direktur Distribution & Retail Funding BTN Jasmin mengatakan, BTN berencana menutup 29 jaringan kantornya pada tahun ini. Jaringan kantor yang ditutup itu berlokasi di Aceh, Jawa, sampai Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek).

"Jadi, satu yang ada di Aceh karena terkait dengan implementasi lembaga keuangan syariah, lainnya kita kebanyakan di Jabodetabek atau di Jawa juga,” kata Jasmin.

Jasmin mengatakan, penutupan terdiri atas 24 kantor kas, tiga kantor cabang pembantu, satu kantor cabang, dan satu payment point. Menurut dia, penutupan kantor cabang karena perseroan akan melakukan transformasi model operasional cabang sebagai point of sales dan layanan dengan sentralisasi proses operasional ke wilayah.

 
Penutupan kantor cabang karena perseroan akan melakukan transformasi model operasional cabang sebagai point of sales.
JASMIN, Direktur Distribution & Retail Funding
 

Jasmin memastikan, tidak ada pengurangan karyawan meski ada penutupan kantor cabang. Ia mengatakan, penutupan kantor cabang tahun ini tidak sebanyak tahun lalu yang mencapai 130.

Jasmin menyatakan, salah satu inisiatif strategis tahun ini mengubah model cabang menjadikan point of sales dan fokus ke perlindungan dana pihak ketiga (DPK). Pada kuartal II, BTN menghimpun DPK sebesar 31,84 persen yoy menjadi Rp 298,38 triliun dari Rp 226,32 triliun periode yang sama tahun lalu.

Peningkatan DPK disumbang oleh kenaikan seluruh segmen, yakni tabungan, giro, dan deposito masing-masing sebesar 17,70 persen yoy, 15,06 persen yoy, dan 43,53 persen yoy.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat