Pelajar mengantre untuk mendapatkan vaksin Covid-19 di SMAN 113 Jakarta di kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur, Kamis (22/7/2021). Vaksinasi Covid-19 tersebut diperuntukan bagi kalangan pelajar dengan usia 12-17 tahun di wilayah Lubang Buaya, | Republika/Thoudy Badai

Kabar Utama

Orang Tua Jangan Lengah Lindungi Anak

Ada lebih dari 50 ribu anak-anak Indonesia terinfeksi Covid-19 pada dua pekan pertama Juli.

JAKARTA — Peringatan Hari Anak Nasional 2021 diharapkan menjadi momentum bagi semua pihak, termasuk keluarga, untuk meningkatkan perlindungan terhadap anak dari paparan Covid-19. Data menunjukkan, penularan Covid-19 pada anak terus meningkat.

Menurut Kementerian Kesehatan, ada lebih dari 50 ribu anak-anak Indonesia terinfeksi Covid-19 pada dua pekan pertama Juli. 

"Lebih dari 50 ribu anak Indonesia usia nol hingga 18 tahun terpapar Covid-19 sejak awal Juli hingga 11 Juli. Ini jauh lebih besar dibandingkan bulan-bulan sebelumnya," kata Direktur Kesehatan Keluarga Kemenkes Erna Mulati saat konferensi pers virtual mengenai Hari Anak Nasional 2021, Jumat (23/7). 

Hari Anak Nasional 2021 yang diperingati pada Jumat (23/7) mengangkat tema "Anak Terlindungi, Indonesia Maju". Adapun jargon yang diusung adalah "Anak Peduli di Masa Pandemi".

Di tengah masih tingginya penularan Covid-19, Kemenkes meminta agar keluarga sebagai orang yang terdekat dengan anak-anak berperan aktif dan meningkatkan literasi tentang cara menjaga kesehatan anak selama pandemi. 

Para orang tua diharapkan bisa memberikan informasi yang mudah dimengerti mengenai pencegahan Covid-19. Selain itu, hal yang tak kalah penting adalah mengajak anak untuk melakukan vaksinasi. Saat ini, vaksinasi sudah bisa diberikan untuk anak dengan usia minimal 12 tahun. Kedisiplinan menerapkan protokol kesehatan juga perlu terus ditanamkan kepada anak-anak. 

Erna meminta orang tua mengingatkan anak-anak menggunakan masker semaksimal mungkin. Kemudian, mengingatkan agar anak bisa menjaga jarak, utamanya ketika berada di luar lingkungan anggota keluarga.

Orang tua juga harus bergerak cepat jika anak punya risiko melakukan kontak erat dan tertular Covid-19 hingga menunjukkan gejala. Orang tua bisa menghubungi puskemas setempat untuk menentukan langkah lanjutan. 

"Tak menutup kemungkinan anak terinfeksi virus, tapi tanpa gejala sama sekali, sehingga anak yang terinfeksi Covid-19 akan menjadi sumber penularan bagi anggota keluarga lainnya tanpa disadari," kata dia. 

Tertinggi di dunia

Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Jasra Putra mengatakan, menjaga agar anak tidak tertular Covid-19 sangat bergantung pada dukungan lingkungan. Lingkungan sekitar anak perlu sadar dan memiliki keberpihakan pada anak.

"Lingkungan yang mengerti anak-anak dapat tertular Covid-19 dan begitu amat pentingnya vaksin sebagai prasyarat kehidupan mereka tetap terlindungi pada era pandemi," kata Jasra, Jumat (23/7).

Saat ini, angka kematian Covid-19 pada anak di Indonesia menempati posisi tertinggi di dunia. Hal ini sebagaimana diungkapkan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), beberapa waktu lalu.

Oleh karena itu, vaksinasi pada anak perlu terus dilakukan dan ditingkatkan. "Saat ini vaksinasi anak baru mencakup usia 12 sampai 17 tahun. Dengan target kepada 26,7 juta anak, sedangkan yang sudah divaksin per 21 Juli 2021, vaksin pertama 540.018 anak," ujar Jasra.

photo
Seorang anak menjalani tes usap antigen di UPT Puskesmas Jajaway, Antapani, Kota Bandung, Kamis (22/7/2021). Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama Center for Indonesia Strategic Development Initiatives (CISDI) menjalankan program PUSPA (Puskesmas Terpadu dan Juara) yang merupakan program penguatan puskesmas dalam penanganan Covid-19. Program PUSPA bertujuan memperkuat upaya deteksi, lacak kasus, edukasi publik, vaksinasi Covid-19 serta pemenuhan layanan kesehatan esensial di 100 puskesmas di 12 kabupaten/kota di Jawa Barat. - (REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, implikasi pandemi Covid-19 bagi anak-anak begitu besar. Banyak anak mengalami berbagai persoalan, seperti masalah pengasuhan karena orang tuanya positif Covid-19, kurangnya kesempatan bermain dan belajar, serta meningkatnya kasus kekerasan selama pandemi akibat diterapkannya kebijakan jaga jarak maupun belajar dan bekerja di rumah.

Khofifah melanjutkan, berdasarkan laporan Komite Penanganan Covid-19 Nasional di laman Covid19.go.id per 21 Juli 2021, tercatat jumlah kasus terkonfirmasi positif di Jawa Timur mencapai 249.242 kasus. Adapun 22.107 kasus di antaranya adalah menyerang anak-anak dengan usia di bawah 18 tahun.

"Dari 249.242 kasus positif Covid-19 di Jawa Timur tersebut, terdapat 16.495 jiwa yang meninggal dunia. Dan dari 16.495 jiwa yang meninggal tersebut, sebanyak 93 jiwa anak-anak, 46 anak usia 0-5 tahun, dan 47 anak usia 6-18 tahun," ujar Khofifah. 

Khofifah mengingatkan, lonjakan kasus Covid-19 di Jawa Timur banyak didorong munculnya klaster keluarga. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan klaster keluarga semakin masif. Antara lain membiarkan anak-anak bermain bersama di lingkungan kompleks atau perumahan tanpa protokol kesehatan. 

"Anak-anak harus kita lindungi. Salah satunya dengan pemberian vaksinasi. Untuk saat ini, sudah tersedia vaksinasi bagi anak yang diberikan untuk anak dengan rentang usia usia 12 hingga 17 tahun," kata Khofifah. 

Khofifah berpendapat, pemberian vaksin anak-anak bukan hanya melindungi anak dari infeksi virus korona, melainkan juga penting untuk mencegah anak-anak menularkannya kepada orang dewasa yang rentan. Selain itu, perlindungan anak merupakan bagian dari investasi pembangunan sumber daya manusia.

Dialog dengan Presiden 

Presiden Joko Widodo menghadiri puncak peringatan Hari Anak Nasional 2021 yang digelar secara virtual, Jumat (23/7). Presiden pun menyempatkan diri berdialog dengan siswa dari SD Sudimara di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, melalui sambungan video.

Dalam percakapan tersebut, seorang siswi bernama Imelda mengungkapkan kerinduannya untuk bersekolah tatap muka. 

photo
Petugas tenaga kesehatan menyuntikkan vaksin Covid-19 kepada seorang anak saat vaksinasi massal Covid-19 di Kampus Itenas, Bandung, Jawa Barat, Jumat (23/7/2021). Sedikitnya 12 ribu anak usia rentang 12-17 tahun menerima suntikan dosis pertama vaksin Covid-19 dari kegiatan vaksinasi massal yang digelar oleh Kodam III Siliwangi dan Kampus Itenas selama lima hari dengan target 30 ribu peserta guna percepatan terbentuknya kekebalan kelompok di Indonesia. - (ANTARA FOTO/Novrian Arbi)

“Pak, saya ingin (sekolahnya) tatap muka. Kalau kelamaan di rumah, jenuh,” kata Imelda kepada Presiden.

Menjawab hal tersebut, Presiden menjelaskan bahwa pemerintah sebelumnya telah merencanakan untuk membuka sekolah tatap muka pada Juli 2021 ini. Namun, karena jumlah kasus aktif Covid-19 kembali melonjak, rencana tersebut terpaksa ditunda. 

“Kalau pandemi virus korona ini sudah membaik, sudah turun (jumlah kasus aktifnya), kita akan buka belajar tatap muka," kata Jokowi. 

Presiden pun tak lupa mengingatkan anak-anak yang tergabung dalam sambungan video agar tetap semangat belajar meski sekolah dilakukan serbaterbatas di tengah pandemi. Jokowi juga meminta anak-anak tetap memakai masker jika keluar rumah dan tetap menjalankan protokol kesehatan. 

"Harus tetap semangat belajar. Selamat Hari Anak Nasional untuk semua anak-anakku di Indonesia," kata Presiden. 

Acara puncak peringatan Hari Anak Nasional 2021 ini digelar oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA). Menteri PPPA I Gusti Ayu Bintang Darmawati memberikan motivasi agar anak-anak tidak kalah dalam menghadapi pandemi Covid-19. 

"Anak-anak Indonesia tetap semangat untuk belajar dan berkarya serta memiliki kepedulian untuk saling menjaga diri, menjaga keluarga, menjaga teman-teman, dan menjaga Indonesia," kata Bintang.

Bintang mengatakan, peringatan HAN 2021 dapat menjadi pengingat bagi seluruh untuk memenuhi hak anak, yaitu hak untuk hidup, hak untuk tumbuh dan berkembang, hak untuk mendapatkan perlindungan, dan hak untuk berpartisipasi. Hak-hak tersebut harus dijamin pemenuhannya oleh semua pihak mulai dari orang tua, lembaga masyarakat, dunia usaha, media, pemerintah, hingga negara. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat