Petuga polisi perempuan Saudi, Samar, Alaa, and Bashair, berbaris di depan Ka'bah sembari mengawasi jamaah haji Selasa (20/7/2021). | AP/Amr Nabil

Kisah Mancanegara

Pertama Kali, Makkah Dijaga Perempuan

Sejak April lalu, puluhan tentara perempuan menjadi bagian dari pasukan pengamanan Makkah dan Madinah

OLEH LINTAR SATRIA, MABRUROH

Terinspirasi oleh karier ayahnya, Mona memutuskan untuk bergabung dengan militer dan menjadi kelompok pasukan perempuan pertama yang bekerja di Kota Suci Makkah, Arab Saudi. Ia membantu mengamankan pelaksanaan ibadah haji.

Sejak April lalu, puluhan tentara perempuan menjadi bagian dari pasukan pengamanan Makkah dan Madinah. Mengenakan seragam militer, jaket sepanjang pinggul, dan baret hitam di atas jilbabnya, Mona menghabiskan jam kerjanya dengan keliling Masjidil Haram di Makkah.

"Saya mengikuti jejak almarhum ayah saya untuk menyelesaikan perjalanannya, berdiri di Masjidil Haram di Makkah, tempat paling suci. Melayani jamaah adalah tugas yang sangat mulia dan terhormat," kata Mona yang menolak menyebutkan nama keluarganya, Rabu (21/7).

Tahun ini, karena pandemi Covid-19 Arab Saudi kembali membatasi ibadah haji hanya untuk warganya sendiri dan pemukim permanen. Saudi melarang jutaan Muslim dari luar negeri untuk masuk negara itu.

photo
Petuga polisi perempuan Saudi berbaris di depan Ka'bah sembari mengawasi jamaah haji Selasa (20/7/2021). - (AP/Amr Nabil)

Tentara perempuan lain, Samar, berjaga dekat Ka’bah. Ia mengatakan, keluarganya mendorong dirinya untuk bergabung dengan militer. Hal itu ia lakukan setelah menyelesaikan pendidikan psikologinya.

"Ini capaian besar bagi kami dan ini kebanggan terbesar untuk melayani agama, negara dan tamu Allah, Yang Maha Penyayang," kata Samar.

Jawaher al-Shammari, juga salah satu petugas dari Pertahanan Sipil Saudi yang turut menjaga dan memastikan agar musim haji tahun ini berjalan aman dan selamat. Kecintaannya menjadi petugas di sektor keamanan, lahir dengan mengagumi sosok ayahnya yang kerap gagah mengenakan seragam keamanan.

Dalam ingatan Juwaher al-Shammari, sosok ayahnya kerap melekat dengan seragam militer sejak masa kecilnya. Juwaher melihat ayahnya sendiri mengenakan seragam yang sama, seumur hidup bekerja di salah satu sektor keamanan Kerajaan.

“Hari ini, saya adalah seorang perwira militer Saudi yang bekerja di musim haji tahun ini sebagai inspektur keselamatan di Direktorat Jenderal Pertahanan Sipil. Saya melakukannya dengan sangat bangga karena ini adalah pekerjaan kemanusiaan yang penting," kata al-Shammari dilansir dari Al Arabiya, Ahad (18/7).

Al-Shammari mengaku, masuknya ke bidang militer adalah untuk mengabdi pada negara dan agama. Karena salah satu tugas sebagai inspektur keselamatan adalah untuk berpatroli di kamp-kamp peziarah, untuk memastikan keamanan dan perlindungan kebakaran berjalan dengan cepat dan diikuti. "Misalnya memeriksa konstruksi kamp, ​​alat pemadam kebakaran dan instalasi listrik,” kata dia.

photo
Petuga polisi perempuan Saudi berbaris di depan Ka'bah sembari mengawasi jamaah haji, Selasa (20/7/2021). - (AP/Amr Nabil)

Di antara koridor kamp tempat suci di Mina, mata tentara perempuan pertahanan sipil memantau dan mengendalikan semua peralatan untuk memastikan persyaratan keamanan dan keselamatan.

“Pekerjaan kami, sebagai inspektur keselamatan dalam Pertahanan Sipil Saudi adalah pengawasan preventif dan berdiri di kamp-kamp peziarah, dan memastikan bahwa persyaratan disediakan untuk keselamatan dan perlindungan peziarah selama ritual,” kata seorang petugas keamanan perempuan.

Tur inspeksi akan berlanjut sepanjang hari-hari haji di semua tempat suci melalui penggunaan teknologi dan aplikasi modern yang memfasilitasi operasi inspeksi. Penggunaan teknologi tinggi juga akan memungkinkan kerja militer untuk memastikan musim haji tahun ini untuk menerima laporan sepanjang waktu dan menangani semua kasus darurat dari seluruh wilayah Mina.

Sejak April lalu, puluhan tentara wanita telah menjadi bagian dari layanan keamanan yang memantau peziarah di Makkah dan Madinah. Putra Mahkota Saudi Pangeran Muhammad bin Salman (MBS) mendorong reformasi ekonomi dan sosial sebagai bagian dari upaya memodernisasi kerajaan Muslim yang konservatif. MBS juga berupaya menarik investasi asing masuk untuk mendorong diversifikasi ekonomi.

Berdasarkan rencana reformasinya yang berjudul Vision 2030, MBS mencabut larangan perempuan membawa mobil, mengizinkan perempuan dewasa bepergian tanpa walinya, dan memberikan mereka kendali lebih banyak dalam urusan keluarga. Namun, rencana reformasi ini diikuti penindakan keras bagi para pembangkang, termasuk aktivis-aktivis perempuan.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat