Menteri BUMN Erick Thohir (kedua kiri) saat melakukan kunjungan kerja ke PT Krakatau Steel (Persero) Tbk di Cilegon, Banten, Selasa (13/7/2021). Kunjungan kerja tersebut dilakukan untuk melihat kegiatan penyaluran bantuan oksigen di Pabrik Gas Industri Kr | ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

Ekonomi

Laba Krakatau Steel Naik 601,3 Persen

Program efisiensi Krakatau Steel yang diberlakukan tahun lalu masih terus berlanjut.

JAKARTA — PT Krakatau Steel (Persero) Tbk mencatatkan kinerja positif pada semester I 2021. Emiten berkode saham KRAS itu meraup laba Rp 475 miliar pada semester I 2021 atau melonjak 601,3 persen dibandingkan periode sama tahun lalu yang senilai Rp 67 miliar.

Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan, nilai penjualan Krakatau Steel mengalami peningkatan sebesar 90,9 persen menjadi Rp 15,3 triliun pada semester I 2021 dibandingkan capaian semester I 2020 sebesar Rp 8 triliun.

Silmy menyebutkan, laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) Krakatau Steel hingga Juni 2021 meningkat menjadi Rp 1,2 triliun. EBITDA tersebut hampir dua kali lipat melebihi realisasi pada 2020 yang sebesar Rp 687 miliar.

“Volume penjualan produk utama Krakatau Steel meningkat 43,8 persen dibandingkan periode yang sama 2020. Peningkatan volume penjualan hot rolled coil (HRC) dan cold rolled coil (CRC) naik menjadi 995 ribu ton dibandingkan 692 ribu ton pada tahun lalu,” kata Silmy di Jakarta, Selasa (20/7).

Selain itu, penjualan ekspor Krakatau Steel juga meningkat 15 kali lipat menjadi 162.243 ton pada semester I 2021 dibandingkan periode yang sama 2020 sebesar 10.817 ton.

"Dengan memproduksi produk HRC dan CRC sebanyak 1.008.000 ton pada semester I 2021 dan diikuti dengan semakin turunnya biaya produksi per ton, produktivitas Krakatau Steel meningkat 61 persen,” ujar Silmy.

Silmy mengatakan, program efisiensi Krakatau Steel yang diberlakukan tahun lalu masih terus berlanjut hingga kini. Hal itu terlihat dari penurunan variabel cost dan fixed cost per ton.

Hingga Juni 2021, variable cost menurun 13,1 persen dan fixed cost tereduksi 22,8 persen. Krakatau Steel juga berhasil menurunkan biaya operasional 18,1 persen menjadi Rp 1,7 juta per ton dari periode yang sama pada tahun sebelumnya Rp 2 juta per ton.

Silmy mengatakan, penurunan biaya operasional itu di antaranya terjadi di penurunan biaya energi 12 persen, penurunan biaya spare part 17,6 persen, serta penurunan biaya tenaga kerja hingga 24,7 persen. Peningkatan kinerja Krakatau Steel juga diikuti perbaikan kinerja anak perusahaan Krakatau Steel yang secara keseluruhan dapat membukukan laba.

Nilai penjualan anak perusahaan Krakatau Steel meningkat 46,6 persen menjadi Rp 4,7 triliun dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu sebesar Rp 3,2 triliun. Selain itu, laba bersih anak perusahaan Krakatau Steel juga meningkat 21,2 persen menjadi Rp 397 miliar dibandingkan semester I 2020 yang hanya Rp 327 miliar.

“Perbaikan kinerja Krakatau Steel disebabkan adanya peningkatan produktivitas, volume penjualan domestik dan ekspor, serta program efisiensi yang terus dilakukan sejak 2020. Dengan perolehan laba ini, kami optimistis Krakatau Steel dapat melanjutkan tren positifnya hingga akhir tahun,” kata Silmy.

Krakatau Steel akhirnya mencetak laba setelah selama delapan tahun berturut-turut mengalami kerugian. Produsen baja pelat merah itu berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 326 miliar pada 2020 dengan capaian laba operasi mencapai Rp 2,4 triliun.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Krakatau Steel (krakatau.steel)

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengapresiasi para manajemen Krakatau Steel yang berhasil yang berhasil melakukan turn around dari kerugian sejak 2012. Apalagi, pencapaian ini terjadi saat dunia masih menghadapi pandemi Covid-19.

"Krakatau Steel telah berhasil melakukan restrukturisasi dan transformasi dengan baik. Saya meyakini kinerja Krakatau Steel akan semakin baik ke depannya," ujar Erick.

Erick juga mengapresiasi mulai beroperasinya pabrik Hot Strip Mill (HSM) 2 Krakatau Steel dan diharapkan mampu memenuhi kemandirian industri baja nasional.

Menurut Erick, Krakatau Steel mampu memenuhi kebutuhan baja dalam negeri sehingga akan mewujudkan kemandirian industri baja nasional dengan beroperasinya pabrik HSM 2. Ia mengatakan, hal tersebut akan berkontribusi terhadap penghematan cadangan devisa negara mencapai Rp 29 triliun. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat