Warga mendistribusikan daging kurban secara door to door di kawasan Jati Padang RT 013/RW02, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (20/7/2021). Pembagian daging kurban secara door to door tersebut dilakukan sebagai antisipasi kerumunan pada masa PPKM Daru | Republika/Thoudy Badai

Kabar Utama

Pesan Berbagi Idul Adha

Umat Islam diingatkan menolong mereka yang terdampak pandemi.

JAKARTA – Untuk kedua kalinya, umat Islam kembali menjalani hari raya Idul Adha dalam suasana pandemi Covid-19. Berbagai pihak mengingatkan pesan berbagi dengan sesama serta bersabar menghadapi cobaan yang terkandung dalam perayaan Idul Adha terkait kondisi tersebut.

Wakil Presiden (Wapres) KH Ma'ruf Amin menekankan, esensi dari semangat kurban sebenarnya bukan hanya sekadar berkurban menyembelih kambing atau sapi. "Idul Adha hakikatnya adalah momen untuk mengingatkan kita semua tentang pentingnya melakukan kurban untuk membantu sesama, di saat pandemi seperti sekarang ini yang dampaknya telah menimbulkan penderitaan masyarakat seperti kehilangan pekerjaan, kemiskinan dan ancaman kesehatan," kata kata KH Ma’ruf yang juga menjabat ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) MUI itu, Selasa (20/7).

Sedangkan Presiden Joko Widodo mengutip isi khutbah Idul Adha di Istana Kepresidenan, kemarin. Menurut Presiden, khatib mengingatkan bahwa semua cobaan sejatinya bisa dilalui dengan baik apabila manusia menghadapinya dengan sabar. "Sabar berkorban menjalankan ajaran Islam dan melepaskan egoisme untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT," kata Jokowi. 

photo
Panitia Qurban Masjid Gedhe Kauman mengantarkan daging qurban ke warga di Kauman, Yogyakarta, Selasa (20/7/2021). Pada hari pertama Idul Adha pembagian daging kurban hanya untuk warga sekitar Masjid Gedhe Kauman. Daging kurban diantarkan langsung ke warga melalui RW. Sedangkan pada hari kedua untuk luar masjid yang sudah mengajukan proposal permintaan daging. - (Wihdan Hidayat / Republika)

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengingatkan pada pesan penting Rasulullah SAW saat menyampaikan khutbah wukuf pada Haji Wada, 14 abad silam. "Mari junjung nilai kemanusiaan, jaga kesehatan di tengah pandemi. Tetap berada di rumah menjadi bagian ikhtiar kita bersama dalam memutus rantai penyebaran Covid-19," ujarnya melalui siaran yang diterima Republika, kemarin.

Sedangkan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Haedar Nashir menyampaikan bahwa ritual kurban sangat relevan pada masa-masa saat ini. Di era pandemi Covid-19 yang sangat berat saat ini, jiwa berkurban sangat tepat untuk dikembangkan dalam berbagai kebajikan," kata Haedar dalam pesan tertulis, Senin (19/7).

Ia menuturkan, ada beberapa bukti kaum Muslimin mempraktikkan jiwa berkurban dalam kehidupan nyata saat ini. Di antaranya, menegakkan disiplin protokol kesehatan, peduli terhadap sesama yang kekurangan, membantu meringankan para dokter dan tenaga kesehatan, dan mengembangkan kebersamaan dalam mengatasi pandemi.

"Termasuk membagikan daging kurban bagi saudara-saudara kita yang sangat memerlukan. Esensi kurban ialah menebar kebaikan yang tulus dan bermakna," ujar dia.

Ia menekankan, setiap Muslim harus memberi kebaikan bagi sesama dan lingkungan tanpa diskriminasi. Sebagai wujud berkurban bagi kepentingan sesama, setiap muslim menghindarkan diri dari segala bentuk egoisme seperti bertindak semaunya sendiri, tidak mengikuti protokol kesehatan karena merasa diri aman, dan berbuat yang merugikan pihak lain.

"Praktik keagamaan dalam kehidupan sosial yang indah ini jangan mekar sesaat di kala ritual ibadah semata, tetapi harus mewujud dan menyebarluas sepanjang masa dalam kehidupan sebagai pantulan iman dan ihsan yang merahmati semesta alam," tutur Haedar.

Nahdlatul Ulama juga menekankan pentingnya saling berbagi pada Idul Adha kali ini. “PBNU mengimbau warga nahdliyin yang memiliki kemampuan secara ekonomi agar mendonasikan dana yang akan dibelikan hewan, untuk membantu masyarakat yang terdampak Covid-19," demikian kutipan dari surat edaran yang diteken para pengurus inti PBNU.

photo
Panitia kurban membagikan daging kurban dengan mengantar ke rumah warga di Nyengseret, Astana Anyar, Kota Bandung, Selasa (20/7/2021). Panitia kurban di kawasan tersebut menerapkan protokol kesehatan Covid-19 ketat saat pelaksanaan kurban dengan memberlakukan pemotongan hewan secara daring dan mengantarkan langsung daging kurban ke rumah warga sebagai antisipasi terjadinya kerumunan serta meminimalisir penyebaran Covid-19. - (REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)

Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faishal Zaini menyampaikan, Idul Adha adalah momentum untuk merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran kurban. "Kurban adalah media yang tepat untuk mendekatkan diri kepada Allah. Kurban merupakan salah satu media yang paling efektif untuk mengesampingkan egoisme sebagai upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT," ujar dia.

Helmy menambahkan, Idul Adha harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kepekaan, rasa peduli, dan juga memperbaiki ikatan-ikatan sosial, terutama di masa-masa sulit ketika wabah melanda seperti saat ini. "Semoga bangsa kita diberi kekuatan sehingga kita semua dapat keluar dari wabah ini dengan selamat," imbuhnya.

Sebagian umat Islam merayakan Idul Adha 1442 Hijriyah tahun ini du tengah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Masjid-masjid di zona merah tak melaksanakan shalat Idul Adha maupun pemotongan hewan kurban. Takbir keliling juga ditiadakan di wilayah zona merah, sementara takbis di masjid dan mushala dibatasi waktunya. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat