Sejumlah petugas pemikul jenazah mengenakan alat pelindung diri (APD) berisitirahat di sela prosesi pemakaman dengan protokol Covid-19 di TPU Cikadut, Jalan Cikadut, Mandalajati, Kota Bandung, Selasa (15/6/2021). Pemakaman jenazah dengan protokol Covid-19 | REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA

Laporan Utama

Semangat Juang Para Relawan

Tak ada hari libur bagi Natsir dan relawan lainnya. Mereka siap meluncur kapan pun dibutuhkan masyarakat.

OLEH ANDRIAN SAPUTRA

Gelombang kedua pandemi kian menghantam. Peningkatan kasus aktif Covid-19 begitu cepat, beriring dengan kenaikan angka kematian. Sementara, badai hoaks dari pembela teori konspirasi tidak juga reda.  Butuh keberanian dan kejujuran untuk melawan itu semua. 

Meningkatnya kasus Covid-19 telah membuat kekhawatiran banyak orang. Dalam kondisi tersebut, para relawan tetap bersemangat membantu masyarakat.

Ada relawan yang tak bosan-bosan mengajak masyarakat untuk mengikuti vaksinasi dan menerapkan protokol kesehatan, ada juga yang tak lelah bolak-balik membantu pasien mendapatkan fasilitas kesehatan, hingga para relawan yang tetap semangat membantu pemulasaraan dan pemakaman jenazah pasien Covid-19. 

Natsir adalah salah satunya. Sejak Februari ia tergabung sebagai relawan tim kubur cepat dari Bulan Sabit Merah (BSMI) untuk Kabupaten Klaten dan sekitarnya. Tugas pokok natsir adalah pengemudi ambulans yang membawa pasien Covid-19. Ia bertugas membantu pasien menuju fasilitas kesehatan atau membawa jenazah pasien Covid-19 ke pemakaman. Namun seringkali Natsir juga harus terjun sebagai eksekutor pemakaman pasien Covid-19 lantaran terbatasnya jumlah relawan. 

Ahad lalu, jadi hari yang cukup melelahkan bagi Natsir dan rekan-rekannya. Ia memulai tugasnya pukul 9 pagi ketika mendapat laporan adanya pasien Covid-19 yang memerlukan bantuan ambulans ke rumah sakit. Setelah pontang-panting mengantar pansien, Natsir masih harus membantu pemakaman. Hari itu ada  8 orang jenazah pasien Covid-19 dari Jogja dan Klaten. Jam 4 pagi dini hari, Natsir baru bisa pulang beristirahat untuk kembali lagi bertugas beberapa jam setelahnya. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Pemprov DKI Jakarta (dkijakarta)

"Semenjak kasus Covid-19 naik di Klaten hampir tiap hari saya terima telepon masyarakat yang butuh ambulans, banyak pasien yang kekurangan oksigen (hipoksia), rekor pemakaman jenazah kemarin itu luar biasa datang dari RS Sardjito Jogja dan wilayah Klaten," kata Natsir kepada Republika beberapa hari lalu.

Saat ini, kata Natsir, para relawan kekurangan Alat Pelindung Diri (APD). Ia berharap pemerintah dan para donatur bisa membantu pengadaan APD bagi para relawan di Klaten.

Dalam satu kali pemakaman, ungkapnya, memerlukan sekitar 8-11 anggota pemakaman. Paling lama proses pemakaman pasien Covid-19 berlangsung selama dua jam.

photo
Petugas menurunkan peti jenazah dari mobil ambulan untuk dimakamkan di TPU khusus Covid-19 Rorotan, Jakarta Utara, Selasa (13/7/2021). Republika/Thoudy Badai - (Republika/Thoudy Badai)

Tak ada hari libur bagi Natsir dan relawan lainya. Mereka siap meluncur kapan pun dibutuhkan masyarakat. Natsir pun mengaku bangga bisa menjadi bagian tim relawan dalam misi membantu masyarakat di tengah pandemi yang belum berakhir. Meski ia juga menyimpan kekhawatiran akan pekerjaannya yang berpotensi besar terpapar Covid-19. 

"Kalau kekhawatiran tentu ada, bahkan ibu saya juga telepon terus tiap hari. Kemarin teman satu tim juga sempat ada yang terpapar dengan gejala ringan. Tetapi itu risikonya, saya hanya memohon restu orang tua agar saya bisa terus membantu masyarakat yang butuh pertolongan. Saya berharap relawan tetap semangat dan masyarakat bantu kami dengan menaati PPKM Darurat," kata dia.

 
Saya berharap relawan tetap semangat dan masyarakat bantu kami dengan menaati PPKM Darurat.
 
 

Bekti Hidayat, salah satu relawan Muhammadiyah Covid-19 Commad Center (MCCC) Sewon Bantul Jogjakarta juga mengaku ia dan relawan lainnya lebih bekerja ekstra dalam beberapa hari terakhir seiring peningkatan jumlah kasus terinfeksi Covid-19 di Bantul dan sekitarnya.

Bekti bertindak sebagai penanggung jawab yang mengomandoi tim evakuasi, pemulasaran jenazah, hingga tim pemakaman."Biasanya kita 50-60 kegiatan tapi sejak lonjakan di Juni itu 115 kegiatan. Untuk kegiatan penguburan jenazah Covid-19 misalnya itu melonjak sehari bisa sampai 8 jenazah. Tapi kita selalu siap, aktivitas 24 jam," katanya. 

Bekti mengatakan prosedur SOP para relawan MCCC sangat ketat diterapkan untuk mencegah para relawan di lapangan terpapar Covid-19. Menurut Bekti saat ini ia tengah berupaya untuk mengajari masyarakat tentang penanganan jenazah Covid-19. Menurut dia,  banyak pasien Covid-19 yang meninggal di rumah saat dalam masa isolasi mandiri. 

photo
Sejumlah anggota Karang Taruna melakukan simulasi pemulasaraan jenazah di Posko PPKM Darurat Tingkat Kecamatan di Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung, Kamis (8/7/2021). Posko Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Kecamatan Bandung Wetan tersebut menjadi salah satu posko PPKM percontohan nasional yang bertujuan untuk memberikan sosialisasi pencegahan dan penanganan Covid-19 kepada masyarakat guna menekan lonjakan Covid-19 di tingkat kecamatan. Foto: Republika/Abdan Syakura - (REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)

Di Surabaya, seorang relawan Covid-19 GP Ansor, Uut Rangkut, mengaku mengalami penurunan kesehatan setelah tiga hari berturut-turut terjun mengkoordinasikan 100 kadernya yang terlibat sebagai relawan Gerakan Surabaya Memanggil. Saban hari, Uut mengomandoi anggotanya yang terbagi pada tim operator ambulans, pemulasaran dan pemakaman, hingga pembantu tenaga kesehatan dalam vaksinasi.

Ia sendiri terjun langsung mengajak dan menggiring warga untuk mengikuti vaksinasi. Setiap pagi, Uut memimpin anggotanya untuk apel di Gedung Linmas Surabaya dan membagi tugas. Mereka juga wajib mengikut tes usap untuk memastikan tidka terpapar. Selama bertugas, para anggota GP Ansor pun wajib mengikuti setiap Protokol Kesehatan sebagai relawan. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Polda Metro Jaya (poldametrojaya)

"Kita saling memahami saja, kalau tubuh sudah tidak kuat, sudah jangan dipaksa pulang istirahat. Saya juga memikirkan nasib para relawan, karena Covid-19 angkanya semakin tinggi jumlah relawan terbatas, banyak dari mereka yang drop kesehatannya," kata Uut.

Uut pun merasa  sedih karena ada dua anggotanya yang juga relawan Covid-19 harus dikarantina karena terpapar Covid-19 saat bertugas. Terlebih mereka adalah tulang punggung keluarga. Karena itu, dia berharap pemerintah Surabaya dapat membantu keluarga relawan yang sedang menjalani karantina.

photo
Petugas beristirahat usai menguburkan jenazah pasien Covid-19 di TPU khusus Covid-19 Rorotan, Jakarta Utara, Selasa (13/7/2021).  - (Republika/Thoudy Badai)

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat