Sejumlah guru mengikuti pelatihan mengajar secara daring di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 9 Banda Aceh, Aceh, Selasa (13/7/2021). | ANTARA FOTO/SYIFA YULINNAS

Opini

Mengarusutamakan BSNP

Standar dan kemerdekaan sekolah tidaklah bertentangan karena standar memberikan patokan kelayakan.

MUHAMMAD DAI, Guru Besar Universitas Muhammadiyah Surakarta

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) adalah badan yang merupakan amanat Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Kendati demikian, badan ini kurang dikenal karena perannya yang di belakang layar.

Bahkan, guru di lingkungan dunia pendidikan sendiri sering tak mengetahui perannya.

Padahal, BSNP salah satu benteng NKRI. Mengapa disebut salah satu benteng NKRI? Karena perannya dalam memberikan standar pendidikan, patokan dasar minimal, standar perilaku, dan kompetensi iptek.

Profil atau produk seperti apa siswa pada abad ke-21 ini? Dalam bidang mata pelajaran, lembaga ini memberikan panduan berupa ruang lingkup atau cakupan umum. 

UUD memberi amanat, dunia pendidikan bertujuan dalam membangun dua hal pokok. Yakni, karakter anak-anak bangsa serta ilmu pengetahuan dan teknologi, semuanya ini untuk membangun Indonesia beradab. Maknanya, bukan saja maju dalam ilmu pengetahuan, melainkan juga menjadi bangsa yang saleh (berkarakter mulia).

Untuk melaksanakan dua tugas pokok tersebut, keanggotaan BSNP mencerminkan keragaman dari berbagai unsur, seperti Muhammadiyah, NU, Kristen, Katolik, dan secara ad hoc diundang tokoh dari semua agama.

Komposisi lainnya, terdiri atas praktisi pendidikan, dan secara ad hoc tim-tim ahli yang berasal dari tokoh berbagai bidang ilmu.

Selain menetapkan standar atau acuan minimal, lembaga ini memikirkan standar untuk sekolah bercorak tertentu. Pada masa pandemi ini, dirasa perlu standar pendidikan jarak jauh (PJJ). Mau tidak mau, sekolah memang harus melakukan pendidikan daring.

 
BSNP pada bulan ketiga pandemi, sudah menyelesaikan standar ini dan banyak mengambil pengalaman universitas terbuka, dipadukan dengan pandangan ahli dengan platform yang variatif.
 
 

Awalnya,  banyak sekolah tidak siap. Joke yang terkenal terkait PJJ ini adalah sekolah WA, dengan menggunakan aplikasi whatsapp.

Pendidikan daring memerlukan platform karena sekolah bukan hanya penyampaian bahan, melainkan juga monitoring sejauh mana anak membaca, mencermati video pembelajaran, mengerjakan tugas, dan melaksanakan ujian secara daring.

BSNP sudah meyelesaikan standar ini yang bisa digunakan, baik masa pandemi, melayani daerah tertinggal, terpencil, maupun terluar.

Pada masa depan, PJJ mengarah untuk menjadi arus utama dalam melayani siswa dan mahasiswa yang bekerja, ataupun generasi Z, yaitu generasi yang terlahir pada zaman daring, yang tidak melihat urgensi bertemu muka.

BSNP pada bulan ketiga pandemi, sudah menyelesaikan standar ini dan banyak mengambil pengalaman universitas terbuka, dipadukan dengan pandangan ahli dengan platform yang variatif.

Produk lain yang menarik dari BSNP adalah standar sekolah rumah, sekolah kesetaraan, sekolah khusus, misalnya sekolah anak-anak yang memiliki suatu tuna. Di sini, tercakup juga anak cerdas istimewa yang bila diberi tempat khusus, bisa mempercepat kemajuan bangsa.

Semua produk ini dicapai lewat diskusi ahli dari berbagai universitas dan praktisi penyelenggara sekolah. Untuk melayani anak-anak terkena bencana, anak jalanan pada sekolah layanan, misalnya di bawah jembatan, anak suku pedalaman, dipikirkan standarnya.

Juga, dengan menghadirkan praktisi yang berdedikasi luar biasa di bidang pendidikan tersebut. Diskusi yang ada di dalamnya sangat menarik, mengharukan, dan tentu saja sebagai lembaga independen, bersifat hidup.

Independensi BSNP merupakan kunci, supaya merespons perkembangan dengan cepat tidak menunggu birokrasi. Dengan peran penting seperti di atas, disayangkan jika badan ini kurang dikenal, lebih-lebih jika perannya termarginalkan.

Bahkan, ada kabar burung akan dieliminasi dalam perubahan sistem pendidikan nasional yang sedang dipersiapkan. Standar dan kemerdekaan sekolah tidaklah bertentangan karena standar memberikan patokan kelayakan.

 
Kebebasan tidak bertentangan, bahkan wajib berbasis standar. Negara-negara bebas, justru menghasilkan banyak standar semua layanan masyarakatnya untuk melindungi kualitas kebebasan itu sendiri.
 
 

Kebebasan tidak bertentangan, bahkan wajib berbasis standar. Negara-negara bebas, justru menghasilkan banyak standar semua layanan masyarakatnya untuk melindungi kualitas kebebasan itu sendiri.

BSNP memiliki sifat dasar berbeda, dengan suasana kerja dan sistem kerja tim ad hoc dari berbagai kampus, praktisi pendidikan, dan variasi kewilayahan menampung berbagai pandangan untuk menyusun standar yang mewadahi dinamika pendidikan.

Badan ini kurang dikenal, berbeda dengan KPK yang populer dan independensinya dijaga masyarakat. Rencana eliminasi BSNP bisa menjadi sebuah kenyataan, sunyi dari hiruk-pikuk perhatian masyarakat ataupun pemberitaan.

Undang-undang dan peraturannya sebenarnya masih berlaku, yang merancang sistem atau rezim bangunan pendidikan berbasis standar, yang kemudian dijabarkan dalam kurikulum, dijabarkan sekolah dan kumpulan profesi, juga lingkungan sekolah.

Di atasnya dibangun kerangka kompetensi abad ke-21, berpikir kritis, kreatif, komunikatif, kolaboratif. Standar dan kurikulum adalah fondasi bangunan pendidikan tersebut. Patut disayangkan jika pembaharuan pendidikan justru membabat tanaman independen yang segar, dan jangan sampai tumbuh ilalang saja.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat