Perbasi berupaya memperkuat tim basket Indonesia | ANTARA FOTO

Olahraga

Perbasi Kebut Naturalisasi Pemain

Perbasi mengapresiasi tiga pemain sudah mendapatkan persetujuan dari DPR RI.

JAKARTA – Pengurus Pusat (PP) Perbasi telah melewati tahapan penting dalam proses naturalisasi pemain untuk memperkuat tim nasional basket putra Indonesia. Tiga pemain yang diajukan, yakni Dame Diagne, Serigne Modou Kane, dan Marques Terrel Bolden, telah mendapatkan persetujuan dari DPR untuk mendapatkan kewarganegaraan Indonesia.

Rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi X dan Komisi III DPR dilakukan secara langsung dan virtual pada Rabu (14/7). Sekjen PP Perbasi Nirmala Dewi mengatakan, proses naturalisasi sudah melewati tahapan di Kemenkumham setelah sebelumnya mendapatkan rekomendasi dari Kemenpora.

Setelah itu dilanjutkan dengan RDP DPR pada Rabu. “Dari DPR, hampir semua mengtakan setuju proses naturalisasi demi kepentingan negara yang akan tampil di FIBA Asia 2021,” ujar Nirmala saat dihubungi Republika.

Nirmala mengatakan, Perbasi terus mengawal proses naturalisasi ini agar bisa selesai tepat waktu. Setelah DPR setuju, akan dikirimkan surat kepada Presiden Republik Indonesia untuk memberikan persetujuan berikutnya. Setelah persetujuan dari Presiden keluar, para pemain diambil sumpahnya di Kemenkumham. “Barulah keluarlah paspor hijau," kata Nirmala.

Perbasi mengusahakan sebelum bulan Juli berakhir ketiga pemain ini telah mendapatkan paspor hijau. Ini sebagai persyaratan agar mereka bisa didaftarkan menjadi bagian timnas Indonesia di ajang FIBA Asia 2021 yang akan berlangsung 17-29 Agustus 2021 di Istora Senayan, Jakarta.

Nirmala menegaskan kalau pemain naturalisasi ini nantinya akan membela kepentingan negara. Menurut dia, Menpora Zainudin Amali menggarisbawahi kalau pemain naturalisasi hanya untuk kepentingan bangsa. Jadi, pemain harus siap membela Indonesia di berbagai ajang internasional, bukan untuk kepentingan klub.

Kehadiran pemain naturalisasi bagi timnas memang sangat penting. Dalam dunia basket negara-negara yang sudah kuat basketnya pun masih memerlukan tenaga pemain naturalisasi. Sebab, ini berkaitan dengan postur tubuh. Negara-negara kuat di basket Asia seperti Korea Selatan, Filipina, dan Jepang bahkan memiliki lebih dari satu pemain naturalisasi.

Asisten pelatih timnas basket putra Indonesia Wahyu Widayat Jati mengungkapkan bagaimana Jepang memiliki hingga empat pemain naturalisasi. Selain memiliki opsi yang lebih banyak, persaingan di antara pemain naturalisasi membuat mereka selalu mengeluarkan permainan terbaiknya jika ingin dipilih masuk timnas.

Cacing, sapaan karib Wahyu, mengatakan Marques sosok yang sangat dibutuhkan untuk Indonesia agar dapat bersaing di FIBA Asia 2021 yang akan diikuti 16 negara. Indonesia sebelumnya sudah punya Lester Prosper, tapi dianggap butuh pemain yang lebih tangguh lagi

“Sebab kita perlu upgrade level bermain kita untuk bisa bersaing di FIBA Asia Cup 2021 nanti," kata Cacing.

Secara postur, kata dia, Marques lebih mendukung. Jangkauan tangannya lebih panjang dan usianya lebih muda dari Lester. Permainannya lebih agresif. Marques juga tipe pemain yang mampu melindungi ring, kuat dalam rebound dan punya blok bagus.

Marques lahir pada 17 April 1998. Ia jebolan Duke University yang berlaga di kompetisi basket divisi teratas NCAA. Ia juga pernah terdaftar juga sebagai pemain Cleveland Cavaliers di NBA musim 2020. Menurut Cacing, chemistry dengan pemain lokal cukup baik.

“Namun itu baru terlihat saat latihanb belum diuji langsung dalam pertandingan," kata dia.

Sementara Dame dan Serigne sama-sama kelahiran 2005 asal Senegal. Dengan mendapatkan paspor Indonesia sebelum berusia 17 tahun, keduanya tak dihitung pemain naturalisasi. Sehingga mereka pada masa depan bisa tampil mewakili Indonesia tanpa pembatasan.

Keduanya diproyeksikan membela Indonesia jika lolos ke FIBA World Cup 2023. Saat ini, Dame dan Serigne juga ikut dalam pelatnas timnas basket putra. Bisa jadi kedua remaja ini terpilih dalam roster tim Indonesia untuk berlaga di FIBA Asia Cup 2021. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat