Hikmah Republika Hari ini | Republika

Hikmah

Optimistis Mengakhiri Wabah

Wabah adalah takdir dan kita bisa mengubah dan mengakhirinya dengan doa dan ikhtiar.

Oleh Fajar Kurnianto

OLEH FAJAR KURNIANTO

Wabah Covid-19 yang belum kunjung berakhir membuat banyak orang letih, bosan, hingga putus asa. Akhirnya mereka tak lagi mengindahkan protokol kesehatan, seperti memakai masker, menjauhi kerumunan, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

Kita bisa melihat kenyataan memilukan itu di sekitar kita. Kita mungkin juga sudah letih menasihati mereka yang tetap membandel atau memberi masukan kepada pemerintah yang masih kewalahan menangani.

Sebagai orang mukmin, kita tak boleh menyerah dan putus asa menghadapi situasi sulit apa pun, termasuk wabah yang berat seperti saat ini. Selalu ada cara dan jalan yang bisa ditempuh untuk mengakhiri masalah apa pun bila kita tak kehilangan harapan, doa, dan usaha.

Nabi Muhammad SAW mengatakan, “Sesungguhnya takdir tidaklah berubah kecuali dengan doa. Sesungguhnya doa dan takdir saling berusaha untuk mendahului hingga hari kiamat.” (HR Ahmad).

Wabah adalah takdir dan kita bisa mengubah dan mengakhirinya dengan doa dan ikhtiar.

Dalam kitab al-Araj fi al-Faraj karya Jalaluddin as-Suyuthi disebutkan hadis Nabi Muhammad SAW. Beliau bersabda kepada Abdullah bin Abbas, “Ketahuilah, sesungguhnya pertolongan (Allah) itu bersama kesabaran, kelapangan itu bersama kesempitan, dan bersama kesulitan itu adalah kemudahan” (HR Ahmad).

Di hadis lain, beliau bersabda, “Mintalah karunia kepada-Nya karena sesungguhnya Allah sangat suka diminta karunia-Nya.” (HR at-Tirmidzi). 

Orang mukmin jangan pernah menyepelekan doa, seperti juga tidak boleh menyepelekan usaha. Doa adalah ikhtiar batin, sedangkan usaha menjalani kehidupan dengan protokol kesehatan adalah ikhtiar lahir.

Keduanya mesti dilakukan bersama-sama tanpa menafikan atau mengabaikan satu dari yang lainnya. Dengan doa kita menguatkan mental, pikiran, dan jiwa kita agar tidak jatuh dalam keputusasaan karena kita yakin Allah adalah sandaran kita dalam menghadapi kesulitan apa pun. Dengan ikthiar lahir, kita lakukan usaha nyata untuk mewujudkan apa yang kita harapkan dalam doa kita untuk mengakhiri wabah.

Sikap pesimistis hanya akan membuat kondisi makin parah dan sulit. Itu adalah sikap buruk yang mesti dicampakkan dari diri kita. Sikap itu tidak mencerminkan karakter orang beriman yang diperintahkan untuk selalu melihat segala sesuatu dengan pikiran positif atau husnuzan.

Nabi Muhammad SAW mengatakan, “Janganlah seseorang di antara kalian meninggal dunia, kecuali dalam keadaan berbaik sangka terhadap Allah.” (HR Muslim).

Kita yakin apa pun yang telah, sedang, dan akan terjadi telah tertulis di Lauh Mahfuzh Allah yang merupakan rahasia-Nya. Kita hanya diperintahkan untuk melakukan upaya-upaya terbaik untuk mengakhiri apa yang menurut kita buruk dalam kehidupan kita saat ini. Kita optimistis bisa mengakhiri wabah secepatnya.

Wallahu a’lam.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat