Suporter saat menonton pertandingan babak 16 besar Piala Eropa 2020 antara Inggris dan Jerman di Stadion Wembley, Inggris, Selasa (29/6). Pertandingan babak 16 besar Piala Eropa 2020 dimeriahkan dengan aksi para suporter dengan menggunakan gaya dan atribu | Pool AFP

Olahraga

Pelatih Inggris Southgate Siap Bayar Lunas 

Bersama timnas Inggris, Southgate ingin menuntaskan utang yang ia 'buat' pada 1996 silam.

LONDON -- Sekitar 25 tahun lalu, publik Inggris menangis. Secara dramatis, the Three Lions gagal melangkah ke partai puncak Piala Eropa 1996. Padahal, turnamen tersebut berlangsung di kandang mereka sendiri. Namun, apa daya, skuad Negeri Ratu Elisabeth tak bisa melewati adangan Jerman.

Selama waktu normal hingga perpanjangan waktu, kedua tim bermain imbang 1-1. Duel di Stadion Wembley pun berlanjut ke sesi adu penalti. Pada tahapan tersebut, anak asuh Terry Venables kalah 5-6 dari Der Panzer.

Gareth Southgate satu-satunya eksekutor tuan rumah yang gagal menunaikan tugasnya dengan baik. Pupus harapan pasukan tiga singa meraih trofi di rumah. Berjalannya waktu, banyak terjadi perubahan.

Kini, Southgate telah menjadi pelatih timnas Inggris. Timnya lolos ke semifinal Piala Eropa 2020. Jelas, ia ingin membayar lunas kegagalannya, lebih dari dua dekade lalu.

Apalagi, duel nanti juga berlangsung di Wembley. The Three Lions asuhannya berhadapan dengan Denmark di stadion yang terletak di Kota London itu. Tepatnya, pada Kamis (8/7) dini hari.

"Ini kesempatan untuk mengukir sejarah karena kami belum pernah lolos ke final kejuaraan Eropa," kata Southgate, dikutip dari laman resmi UEFA, Selasa (6/7).

Ia berbicara untuk kepentingan bangsanya. Namun, secara individu, jelas, ia memiliki target tersendiri. Sosok kelahiran Watford itu seolah dilanda rasa penasaran.

Sebelum laga kontra tim Dinamit nanti, Southgate telah meloloskan Inggris ke babak empat besar, dua kompetisi berbeda. Masing-masing pada Piala Dunia 2018, dan UEFA Nations League 2019. Semua berakhir dengan kekalahan.

Ia tak ingin lagi menyia-nyiakan kesempatan di depan mata. Apalagi, timnya bakal mendapat dukungan maksimal. Kapten, the Theree Lions, Harry Kane merasa kubunya sedang menjalani momen luar biasa.

Ia berharap timnya bermain dengan penuh kebanggaan. Sebab, kans seperti ini tidak datang setiap saat. Menurut Kane, Inggris hanya perlu menampilkan performa natural mereka.

"Jika kami bermain seperti yang bisa kami lakukan, kami memiliki kesempatan menuju final," ujar penyerang asal klub Tottenham Hotspur ini, optimistis.

Inggris baru saja mencetak rekor mentereng. Gawang Pasukan Negeri Ratu Elizabeth tidak kebobolan saat melaju ke semifinal Piala Eropa 2020. Kane dan rekan-rekan mencetak delapan gol, memenangkan empat pertandingan dari lima laga, dan belum terkalahkan.

Fakta demikian sudah cukup membuat awak the Three Lions mengangkat kepala saat berjalan di rumput Wembley. Namun, Denmark bukan lawan sembarangan. Skuad polesan Kasper Hjulmand menunjukkan kematangan mental sepanjang turnamen ini bergulir.

Tim Dinamit mengawali kompetisi dengan dua kekalahan di Grup B. Situasi makin runyam saat gelandang andalan mereka, Christian Eriksen, mengalami serangan jantung. Namun, berjalannya waktu, pasukan merah putih, membalikkan keadaan.

 
Kami termotivasi membuat penonton (penggemar tuan rumah), terdiam. Tetapi, kami tahu itu akan sulit.
 
 

Usai menaklukkan Rusia di laga pamungkas babak penyisihan, Simon Kjaer dkk membungkam Wales empat gol tanpa balas di fase 16 besar. Selanjutnya, Danis Dynamite menundukkan Republik Ceko, 2-1, di perempat final. Hjulmand pun antusias menatap bigmatch di markas sang rival.

"Kami termotivasi membuat penonton (penggemar tuan rumah), terdiam. Tetapi, kami tahu itu akan sulit," ujar juru taktik 49 tahun ini.

Kedua tim sudah 21 kali kali bertemu. Inggris mendominasi lantaran meraih 12 kemenangan. Denmark hanya empat kali berjaya. Sisanya, lima duel berkesudahan imbang.

Terlihat, anak asuh Kasper Hjulmand bakal menjadi bulan-bulanan. Tapi, perlu diingat, Denmark keluar sebagai pemenang dalam pertarungan terakhir antara mereka. Tepatnya pada Oktober 2020 di ajang UEFA Nations League. Kekalahan yang dialami the Three Lions itu terjadi di Stadion Wembley.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat