Pekerja mengisi ulang tabung oksigen di Otista Oxygen, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (25/6/2021). Pemda diminta membentuk satgas pengawasan distribusi oksigen dan obat-obatan. | ANTARA FOTO/ARIF FIRMANSYAH

Nasional

Penimbun Oksigen Diburu

Pemda diminta membentuk satgas pengawasan distribusi oksigen dan obat-obatan.

 

JAKARTA – Aparat kepolisian mewanti-wanti agar warga tak melakukan penimbunan oksigen mauun obat-obatan terkait Covid-19. Tindakan tegas dijanjikan terhadap para penimbun barang=barang yang tengah dibutuhkan bagi penanganan Covid-19 tersebut.

"Tim dari Polda Jabar sudah turun ke lapangan. Kalau ditemukan adanya unsur penimbunan kita akan tindak tegas," kata Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Erdi Chaniago, Senin (5/7).

Menurut Erdi, potensi penimbunan itu terkait peningkatan permintaan tabung gas oksigen terjadi di sejumlah daerah di Jabar. Yang paling tinggi permintannya, kata dia, yaitu Kota Bandung.

Dari hasil penyelidikan di lapangan, kata dia, petugas belum menemukan unsur pelanggaran hukum dalam masalah tabung gas oksigen. “Ini masih sebatas meningkatnya kebutuhan, sedangkan stok terbatas. Tapi tetap tim kita akan terus melakukan pemantauan di lapangan,” ujar dia.

Erdi juga mengimbau masyarakat agar teliti saat membeli oksigen. Biasanya, konsumen kurang teliti saat terjadi kelangkaan barang. "Masyarakat tetap harus waspada. Jangan samai tidak teliti dalam membeli oksigen karena semua orang berburu barang ini," kata dia.

Polda Metro Jaya juga menyatakan tengah menyelidiki kelangkaan tabung dan pasokan oksigen medis di Jakarta saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. "Sekarang kami juga melakukan penyelidikan. Kami temukan dan akan kami tindak tegas kepada pihak yang menimbun, menaikkan harga," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Yusri Yunus di Jakarta, Selasa.

Tak hanya perdagangan secara fisik, penjualan tabung oksigen di situs daring juga akan diselidiki karena diduga memainkan harga. Lonjakan permintaan belakangan, kata dia, karena masyarakat mulai panik sehingga membeli dalam jumlah yang banyak.

"Kalau yang punya niat begini sendiri, tidak masalah. Tapi kalau seluruh Jakarta seperti itu, yang jadi pertanyaan sekarang, apakah tabung oksigen itu cukup," ucapnya.

Selain itu, ia juga menduga modus yang digunakan para spekulan yakni dengan menimbun pasokan memanfaatkan situasi dan kepanikan masyarakat membeli oksigen medis. "Karena dia tahu kalau sekarang ini banyak masyarakat yang butuh. Masyarakat juga mulai panik, makanya saya katakan jangan panik. Masyarakat ini ada yang beli untuk menyimpan stok. Stok ini akhirnya berkurang di pasaran," ucapnya.

Beberapa waktu lalu pasokan oksigen di Jakarta menipis dan mendadak kosong di sejumlah sentra penjualan isi ulang oksigen. Di Pasar Pramuka, Jakarta Timur misalnya pasokan tabung oksigen medis menipis seiring tingginya permintaan.

republikaonline

Ya Allah, Begini Antrean Isi Ulang Tabung Oksigen. ##TiktokBerita original sound - Republika

Sedangkan salah satu sentra isi ulang oksigen di Jalan Minangkabau, Jakarta Selatan beberapa waktu juga menipis karena tingginya permintaan. Bahkan, pembeli rela antre beberapa jam untuk mengisi ulang oksigen.Tingginya permintaan isi ulang oksigen itu membuat kenaikan harga mulai Rp3.000 hingga 5.000 per tabung.

Sedangkan Juru Bicara Menko bidang Maritim dan Investasi Jodi Mahardi menyampaikan, pemerintah daerah akan membentuk satgas khusus untuk memastikan ketersediaan oksigen, obat, dan alat kesehatan. Ia mengingatkan para spekulan agar tak menimbun dan memanfaatkan kondisi saat ini dengan menyimpan tabung oksigen dan obat-obatan lainnya di masa pandemi.

"Jangan mencoba-coba menjadi spekulan. Jangan menimbun dan memanfaatkan keadaan di tengah banyaknya permintaan. Hukum akan bertindak. Pemda akan membentuk satgas khusus untuk memastikan ketersediaan oksigen, obat, dan alkes," kata Jodi dalam pernyataan pers kemarin.

 
Jangan mencoba-coba menjadi spekulan. Jangan menimbun dan memanfaatkan keadaan di tengah banyaknya permintaan. Hukum akan bertindak.
JODI MAHARDI, Juru Bicara Kemenko Marves
 

Jodi menegaskan, aparat kepolisian akan menindak tegas para spekulan tabung oksigen. Karena itu, jika masyarakat menemukan oknum penimbun obat maupun alat kesehatan agar segera melaporkan ke aparat penegak hukum.

"Bagi masyarakat umum, laporkan jika menemukan oknum yang menimbun obat dan menjual di atas harga yang ditentukan. Mereka yang menari di atas duka kita adalah penjahat kemanusiaan," tambah dia.

Menurutnya, pemerintah telah menetapkan harga eceran tertinggi untuk 11 jenis obat di masa pandemi ini. Ia pun menyebut pemerintah akan terus memastikan ketersediaan tabung oksigen untuk memenuhi kebutuhan.

"Koordinator PPKM Darurat meminta agar 100 persen produksi oksigen diperuntukkan untuk kepentingan medis terlebih dahulu. Ini artinya semua alokasi industri harus dialihkan ke sektor medis. Pak Menko telah meminta Menperin untuk membantu menyukseskan kebijakan ini," ucap dia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat