Petugas menyemprotkan cairan disinfektan di area Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Kota Bandung, Senin (28/6). Area perkantoran di lingkungan Balai Kota Bandung ditutup sementara dari 28 Juni 2021 hingga 5 Juli 2021 akibat meningkatnya kasus Covid-1 | REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA

Internasional

Studi: Pandemi Ubah Perkantoran

Separuh perusahaan global merencanakan desain ulang besar-besaran ruang kantor mereka.

WASHINGTON -- Pandemi Covid-19 tak dipungkiri telah mengubah cara masyarakat hidup dan bekerja. Work from home (WFH) atau bekerja di rumah sudah menjadi istilah populer saat ini. 

Kendati demikian, banyak pula perusahaan memutuskan mendesain ulang tata letak kantornya. Hal itu guna memberi kenyamanan dan keamanan kepada para pegawai yang tak dapat WFH. Memperbaiki sistem sirkulasi udara dan merenggangkan jarak meja merupakan contoh langkah yang diambil.

Steelcase, sebuah perusahaan furnitur kantor yang berbasis di Grand Rapids, Michigan, Amerika Serikat, mengungkapkan, studi atau penelitian menunjukkan bahwa separuh dari perusahaan global merencanakan desain ulang besar-besaran ruang kantor mereka tahun ini.

 "Tahun ini membuat Anda berpikir, mungkin bahkan lebih mendasar daripada sebelumnya, 'Hei, mengapa kita pergi ke kantor?'" kata Natalie Engels, kepala desain di Gensler, sebuah firma arsitektur. 

photo
Warga berkumpul di Washington Square Park di San Francisco, California, pada 15 Juni 2021. - (EPA-EFE/JOHN G. MABANGLO)

Steelcase juga melakukan perubahan. Ia membagi salah satu lobinya menjadi ruang pertemuan nyaman berbagai ukuran dan dipisahkan partisi yang dipenuhi tanaman. 

Namun tidak semua perusahaan melakukan perubahan. Menurut Engels, hal itu memang tak perlu dilakukan. Dia memberi tahu para kliennya untuk mengingat apa yang berhasil dengan baik dan tidak sebelum pandemi. 

Terlepas dari hal itu, banyak perusahaan mencari cara baru untuk membuat karyawan merasa aman dan semangat di kantor. Hal itu terutama karena krisis tenaga kerja yang membuat perekrutan menjadi lebih sulit. Perusahaan makanan Ajinomoto, misalnya, merombak desain kantor pusat barunya di luar Chicago tahun lalu.

Sejak Mei 2020, karyawan Ajinomoto kembali bekerja secara langsung. Guna memberi rasa aman, lorong gedung tempat mereka beraktivitas diperlebar. Panel kaca dipasang di antara bilik. Untuk meningkatkan kesehatan mental pekerja, Ajinomoto mengubah area kerja yang direncanakan menjadi ruang relaksasi.

photo
Umat Islam melaksanakan shalat sembari menjaga jarak di Muslim Education Center di Illinois, pada Ramadhan 2021. - (AP/Shafkat Anowar)

Di area tersebut terdapat spa dan kursi relaksasi. Alunan musik bernada tenang turut diputar. "Mungkin ini berlebihan, tapi mungkin memberikan kenyamanan bagi mereka yang memiliki sensitivitas untuk kembali ke lingkungan kerja secara langsung," kata Wakil Presiden Eksekutif Ajinomoto Amerika Utara Ryan Smith. 

Menurut Smith, 40 persen dari desain kantor pusat Ajinomoto Amerika Utara berubah karena pandemi Covid-19. Manajer rekanan untuk proyek dan penjualan di Ajinomoto, Shobha Surya, mengaku memperoleh energi baru dari ruangan relaksasi yang disediakan kantornya. 

"Kantor memberi Anda keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan rumah. Anda lebih fokus di sini dan tidak ada gangguan," kata Surya. Dia pun mengaku senang dapat bekerja dengan rekan-rekannya lagi. 

Meski berisiko, menurut survei yang dilakukan perusahaan arsitektur SmithGroup, hal yang paling dirindukan karyawan tentang pekerjaan kantor adalah bersosialisasi dan berkolaborasi. Perusahaan berusaha mendorong hubungan itu dengan membangun hub sosial bagi karyawan. 

Beberapa perubahan kantor mencerminkan komitmen baru untuk pekerjaan hibrida. Valiant Technologies, perusahaan yang menyediakan dukungan teknologi untuk bisnis, mengizinkan karyawannya bekerja terutama di rumah. Namun ia meminta para pegawainya memesan meja ketika hendak berkantor.

Valiant Technologies telah menyisihkan deretan meja dan memberi lebih banyak ruang di antara yang tersisa. Papan ketik, mouse, dan headset karyawan disimpan di loker. Rekan penjualan Valiant, Megan Quick, mengapresiasi perusahaannya karena mengizinkannya kembali ke kehidupan kantor bulan ini. 

"Kami membutuhkan banhak waktu untuk beradaptasi kembali. Valiant membiarkan kami mengatur langkah kami untuk kembali membuat saya merasa aman," kata Quick.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat