Orang yang meninggal dapat mengetahui ziarah orang yang masih hidup di atas kubur. | Thoudy Badai/Republika

Tuntunan

Salam untuk Ahli Kubur

Salah satu sunnah saat berziarah kepada para ahli kubur adalah mengucap salam.

OLEH A SYALABY ICHSAN

Semalaman engkau telah mengusikku. Kalian adalah orang-orang yang bisa beramal, tapi tidak mengetahui, sedangkan kami adalah orang-orang yang mengetahui namun tidak bisa beramal.

Kematian benar-benar menjadi rutinitas pemberitaan yang lazim kita terima dalam dua tahun terakhir. Pandemi Covid-19 memfasilitasi Malaikat Maut dalam menjemput mereka yang sudah sampai pada waktunya.

Pemakaman pun terus mendapatkan penghuni baru. Lubang-lubang kembali digali. Mereka menjadi tempat tinggal bagi orang-orang yang telah mati. 

Kita yang hidup memiliki keterbatasan untuk mengantar mereka. Para mayit itu harus dimakamkan lewat serangkaian protokol kesehatan. Meski demikian, kita masih bisa menjenguk saat mereka sudah berada di dalam tanah. Sebuah sunnah untuk menghibur para jenazah.

Diriwayatkan dari Aisyah RA, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seseorang menziarahi kubur saudaranya lalu duduk di sisinya melainkan ia senang atas kedatangannya hingga dia bangkit.” 

Salah satu sunnah saat berziarah kepada para ahli kubur adalah mengucap salam. Ibnu Qayyim al-Jauziyyah dalam kitabnya Roh mengutip Ibnu Abdil-Barr yang meriwayatkan salah satu hadis Rasulullah SAW.

 
Salah satu sunnah saat berziarah kepada para ahli kubur adalah mengucap salam.
 
 

Beliau bersabda, “Tidaklah ada di antara orang Muslim yang lewat di dekat kubur saudaranya, yang dikenalnya selagi di dunia, lalu dia mengucapkan salam kepadanya melainkan Allah mengembalikan rohnya kepadanya hingga dia membalas salamnya itu.” 

Bagaimana salam untuk para ahli kubur yang tengah berbaring itu? Rasulullah mencontohkannya saat berziarah kubur. Salam itu sebagaimana apa yang mereka ucapkan kepada lawan bicara yang hidup. ”Assalamu'alaikum ahlad-diyaar minal mu'miniina wal muslimiin. Wa inna insyaa alloohu bikum laahiquun. Nasalullooha lanaa walakumul 'aafiyah."

"Semoga kesejahteraan terlimpah kepada kalian, para penghuni kubur, dari kaum Mukminin dan muslimin, dan sesungguhnya kami Insya Allah akan menyusul kalian. Kami memohon keselamatan kepada Allah untuk kami dan kalian." (HR Ibnu Majah).

Di dalam Ash-Shahihain dikisahkan, pernah pada satu masa, Rasulullah SAW memerintahkan untuk mengumpulkan para korban Perang Badar (dari kalangan musyrik Quraisy). Mereka dilemparkan ke dalam sebuah lubang bekas sumur.

Rasulullah SAW pun mendekat dan berdiri di dekat mereka sambil memanggil namanya satu persatu. “Hai Fulan bin Fulan, hai Fulan bin Fulan, apakah kalian mendapatkan apa yang dijanjikan Rabb kalian adalah benar? Sesungguhnya aku mendapatkan apa yang dijanjikan Rabb-ku kepadaku adalah benar.” 

photo
Warga berziarah kubur di pemakaman khusus Covid-19 di TPU Gandus Hills, Palembang, Sumatra Selatan, Jumat (14/5/2021). Ziarah kubur pada hari raya Idul Fitri menjadi tradisi sebagian masyarakat selain untuk mendoakan keluarganya yang telah meninggal sekaligus dijadikan ajang silaturahim. - (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)

Mendengar ini, Umar bin Khattab protes kepada Nabi sekaligus bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana mungkin engkau berbicara dengan orang-orang yang sudah menjadi bangkai?”

Beliau menjawab, “Demi Yang mengutusku dengan kebenaran, mereka lebih mampu mendengar apa yang kukatakan daripada kalian. Hanya saja mereka tidak mampu menjawab.”

Menurut Ibnu Qayyim, orang-orang salaf telah menyepakati jika orang yang meninggal dunia dapat mengetahui ziarah orang yang masih hidup di atas kuburnya. Dia pun merasa gembira karena kedatangannya itu.

Inilah yang juga dikatakan Abu Bakar bin Abdullah di dalam kitab Kitabul-Qubur dengan meriwayatkan hadis dari Aisyah RA. Dia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, ’Tidaklah seseorang menziarahi kubur saudaranya dan duduk di sisinya, melainkan ia mendengarnya dan menjawab pertanyaannya hingga dia bangkit'."

 
Ibnu Qayyim bahkan menjelaskan, orang yang meninggal dunia bisa mengetahui amal yang dilakukan kerabat atau saudara-saudaranya.
 
 

Ibnu Qayyim bahkan menjelaskan, orang yang meninggal dunia bisa mengetahui amal yang dilakukan kerabat atau saudara-saudaranya. Dari Abu Ayyub, dia berkata, “Amal orang-orang yang masih hidup ditampakkan kepada orang-orang yang sudah meninggal. Jika mereka melihat amal yang baik, maka mereka senang dan gembira. Dan jika melihat amal yang buruk, maka mereka berkata, ‘Ya Allah, singkirkanlah amal itu'." 

Ibnu Abid-Dunya meriwayatkan dari Shadaqah bin Sulaiman Al-Jafary. Dia berkata, “Aku mempunyai sifat yang kurang baik. Kemudian, ayahku meninggal hingga membuatku sangat menyesal atas sikapku yang kurang memperhatikan ayahku. Suatu hari aku jatuh dan sakit. Dalam tidurku, aku bermimpi bertemu ayah. Dia berkata, 'Wahai anakku, aku senang ketika amalmu ditampakkan kepadaku, yang menyerupai amal orang-orang yang shalih. Maka janganlah kamu buat orang-orang yang sudah meninggal di sekitarku merasa sedih'.” 

photo
Sejumlah warga saat melakukan ziarah kubur di TPU Menteng Pulo, Jakarta, Ahad (4/4/2021). Jelang bulan suci Ramadhan, TPU Menteng Pulo ramai didatangi warga yang ingin membersihkan makam serta mendoakan keluarga mereka yang telah meninggal dunia. Republika/Putra M. Akbar - (Republika/Putra M. Akbar)

Dalam riwayat lainnya, Ibnu Abid-Dunya meriwayatkan dari Abu Qilabah. Dia berkata, “Aku pergi dari Syam menuju Bashrah. Di tengah perjalanan, aku singgah di suatu tempat. Pada malam hari setelah bersuci, aku mendirikan shalat dua rakaat. Kemudian, aku membaringkan kepalaku di atas sebuah kuburan dan aku pun tertidur. Aku terjaga ketika kulihat orang yang ada di dalam kubur itu mengadu kepadaku, dengan berkata,

'Semalaman engkau telah mengusikku. Kalian adalah orang-orang yang bisa beramal tapi tidak mengetahui, sedangkan kami adalah orang-orang yang mengetahui namun tidak bisa beramal. Dua rakaat seperti yang engkau lakukan tadi lebih baik daripada dunia dan seisinya. Semoga Allah memberikan balasan kebaikan kepada penghuni dunia. Sampaikanlah salam kepada mereka. Doa mereka masuk ke alam kami berupa cahaya yang sebesar gunung'." 

Begitulah harap para ahli kubur kepada para penjenguknya. Mereka iri melihat orang-orang yang masih diberi kesempatan untuk beramal. Kita pun sungguh malu mengetahui segala maksiat masih bisa disaksikan mereka. Semoga salam sampai untuk mereka.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat