Ustaz Dr Amir Faishol Fath | Republika

Khazanah

Makna Mengucapkan Innalillahi Saat Musibah

Dengan mengucapkan “inna lillah” kita akan ridha. Bahwa semua beban telah kita serahkan kepada Allah.

 

DIASUH OLEH USTAZ DR AMIR FAISHOL FATH; Pakar Tafsir Alquran, Dai Nasional, CEO Fath Institute

 

Mengapa dalam setiap musibah kita diajarkan agar mengucapkan “inna lillahi wa inna ilaihii raji’un (sesungguhnya kami milik Allah, dan sesungguhnya kami pasti akan kembali kepada-Nya)"?

Allah SWT berfirman, “Alladziina iza ashobathum mushibatun qaaluuinna lillahi wa inna ilaihii raji’un” (QS al-Baqarah: 156). Ayat ini menyadarkan kita bahwa tidak ada di alam semesta ini kecuali milik-Nya. “Lillahi maa fiss samwaatia wal wa maa fil ardh (adalah milik Allah semua wujud di langit dan di bumi)." (QS al-Baqarah: 284)

Maka dengan mengakui bahwa semua milik Allah, kita akan tenang. Sebab tidak mungkin sang pemilik melakukan keburukan terhadap apa yang dimiliki-Nya. Maka musibah yang menimpa kita pasti ada hikmahnya. Boleh jadi kita tidak tahu di balik semua itu. Tetapi Allah yang maha mengetahui atas segala ciptaan-Nya.

Dengan mengucapkan “inna lillah” kita akan ridha. Bahwa semua beban telah kita serahkan kepada Allah. Maka, kita tidak akan sedih apalagi stres. Boleh jadi air mata ini menetes. Itu memang tabiat mata menangis. Namun dengan mengucapkan “inna lillahi” semua yang memberatkan perasaan jadi terurai.

Suatu hari Nabi SAW pernah meneteskan air mata ketika melihat pamannya Hamzah “singa Allah” mati syahid dalam perang Uhud. Nabi berucap “inall ‘aina latadma (adalah tugas mata menangis)". Artinya, siapa pun yang tertimpa musibah, janganlah berlama-lama dalam kesedihan. Teruskan bangkit menuju babak kehidupan selanjutnya. Biarkan air mata menetes, tetapi hati dan perasaan harus tetap semangat.

Dalam sebuah hadis, Nabi bersabda kepada Abu Hurairah, “Ista’in billah walaa ta’jiz (hendaklah kau selalu bergantung kepada Allah, dan jangan putus asa)", lalu menguatkan “wa in ashaabaka syai’un fala taqul lau anni fa’altu kaana kadzaa wa kadza, walakin qul qadarullahu maa syaa’a fa’al (jika kamu ditimpa musibah janganlah berkata: seandainya aku lakukan begini niscaya tidak akan terjadi begini, tetapi katakanlah: inilah takdir yang Allah kehendaki)." (HR Muslim).

Dalam hadis tersebut minimal ada dua pesan. Pertama, jangan menyerah karena musibah. Kedua, jangan menyesali suatu yang telah terjadi. Sebab memang itulah yang Allah tentukan. Cukuplah mengatakan “inna lillahi”agar kita tenang.

Sautu hari Suhaib bin Sinan menceritakan Nabi SAW bersabda, "Bahwa orang beriman semua urusannya baik, jika mendapatkan nikmat ia bersyukur dan ini baik baginya. Sebaliknya jika mendapatkan musibah ia bersabar, ini juga baik baginya." (HR Muslim).

Inilah untungnya menjadi orang beriman. Sebab ia sadar bahwa dirinya hanyalah milik-Nya “inna lillah”.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat