Warga memasak makanan yang akan diberikan kepada warga yang menjalani isolasi mandiri di zona merah Covid-19 RT 006 RW 03, Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa (22/6). | Prayogi/Republika.

Tajuk

Saatnya Bangkit

Bukan hanya Jakarta Bangkit, melainkan Indonesia juga. Indonesia Bangkit.

Meledaknya jumlah kasus Covid-19 membuat rumah sakit-rumah sakit mulai kelimpungan. Di sejumlah daerah, pasien Covid-19 mulai kesulitan mendapatkan rumah sakit rujukan.

Di DKI Jakarta, kecepatan penularan Covid-19 terlihat di Tower 8 Wisma Atlet Pademangan, Jakarta Utara. Baru dibuka lima hari lalu, lokasi isolasi tersebut saat ini sudah penuh. Sedangkan ketersediaan tempat tidur pasien Covid-19 di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, kemarin tersisa 992 tempat tidur atau 13,42 persen dari total kapasitas sebanyak 7.394 tempat tidur. Jakarta juga terpaksa menambah rumah sakit menjadi 140 rumah sakit untuk menangani pasien Covid-19 yang pada awal Juni sebanyak 106 rumah sakit.  

Di sejumlah daerah lain, kondisinya tak jauh berbeda. Selain kekurangan kapasitas rumah sakit, juga terjadi kekurangan tenaga kesehatan. Kondisi ini agak berbeda dengan meningkatnya kasus yang biasanya terjadi setelah liburan panjang beberapa waktu lalu. Jumlah kasus tiba-tiba saja melonjak dalam waktu sangat cepat.

Jika kondisi ini terus berlangsung tentu akan sangat berbahaya. Akan banyak penderita Covid-19 yang tak tertampung di rumah sakit dan dilayani tenaga kesehatan.

 
Selain kekurangan kapasitas rumah sakit, juga terjadi kekurangan tenaga kesehatan.
 
 

Kita harus berupaya sekuat tenaga menahan agar laju Covid-19 tidak terus meningkat. Caranya ? Bangkit untuk bersama-sama dan berusaha keras agar Covid-19 bisa segera diatasi.

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Marsudi Syuhud, kemarin meminta kepada segenap umat Islam di Indonesia menaati aturan pemerintah untuk mencegah penyebaran Covid-19. Ia menekankan, aturan yang dikeluarkan pemerintah harus diikuti karena tujuannya untuk menjaga keselamatan jiwa. Dia mengingatkan, keselamatan jiwa adalah hal paling utama.

Kita melihat kesadaran masyarakat untuk menaati aturan yang dibuat belum sepenuhnya tumbuh. Aturan sudah dibuat, tapi pelanggaran masih dilakukan di sana-sini.

Imbauan MUI penting untuk diikuti. Sebagai mayoritas penduduk, umat Muslim Indonesia harus menjadi contoh bagaimana masyarakat dan pemerintah bisa berjalan bersama-sama mengatasi masalah pagebluk ini. Singkirkan perbedaan. Musuh kita bersama saat ini adalah Covid-19.

 
Kita melihat kesadaran masyarakat untuk menaati aturan yang dibuat belum sepenuhnya tumbuh. Aturan sudah dibuat, tapi pelanggaran masih dilakukan di sana-sini.
 
 

Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, kemarin mencanangkan tema ‘Jakarta Bangkit’ dalam rangka peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-494 Ibu Kota. Tema ini mengandung makna sebagai upaya pemulihan ekonomi, kondisi kesehatan, menuju kota ketahanan, berkelanjutan, yang menggambarkan mimpi warga Jakarta untuk bangkit. Semangat DKI Jakarta ini perlu kita tularkan dalam menghadapi Covid-19. Bukan hanya Jakarta Bangkit, melainkan Indonesia juga. Indonesia Bangkit.

Semangat untuk bangkit menghadapi Covid-19 perlu kita gaungkan, mengingat masyarakat seperti sudah kelelahan dan putus asa. Masyarakat sudah terlalu lama hidup dalam kungkungan dan keterbatasan. Itu yang mungkin membuat ketaatan menjalani protokol kesehatan menjadi kendur.

Kita juga meminta pemerintah untuk bangkit memikirkan jalan keluar yang lebih efektif dalam menanggulangi Covid-19. Sejumlah negara sudah mulai mampu keluar dari lingkaran pandemi ini, sedangkan kita masih saja berputar-putar dalam situasi yang sama.

Apakah ada yang salah dalam kebijakan penanganan Covid-19? Ini tentu harus dicarikan jalan keluarnya, sebelum masyarakat benar-benar putus asa.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat