Hikmah Republika Hari ini | Republika

Hikmah

Mendoakan Penguasa

Rakyat dan penguasa sejatinya saling membutuhkan.

Oleh AHMAD RIFAI

OLEH AHMAD RIFAI

Rakyat dan penguasa sejatinya saling membutuhkan. Rakyat butuh penguasa agar kehidupan berjalan teratur, tertib, dan aman. Penguasa pun demikian. Ia butuh rakyatnya berupa dukungan yang tulus agar kekuasannya berjalan sesuai harapan.

Sekilas, kekuasaan memang kerap dipandang sebagai posisi yang menjanjikan sejumlah kenikmatan. Tapi, jika dicermati lebih mendalam, kekuasaan bukanlah titik aman, apalagi nyaman. Ia justru merupakan level yang paling berbahaya dari semua strata sosial yang ada.

Mengapa? Sebab tanggung jawabnya berat. Jika rakyat biasa berbuat zalim, mungkin hanya satu dua orang yang merasakan dampakanya. Tetapi, jika penguasa menetapkan kebijakan yang zalim, jutaan manusia bisa menderita karenanya.

Jadi, ketika ada saudara seiman menjadi penguasa, yang  paling ia butuhkan adalah dukungan yang tulus. Ketulusan dukungan itu tidak didapat melalui bilik suara atau untaian kalimat pujian dan pembelaan berbalut retorika di media sosial. Dukungan yang tulus itu justru berasal dari doa.

Doa adalah jalur utama untuk mendapatkan pertolongan Allah. Kekuasaan tidak bisa mencapai visi kebaikan yang ditargetkan kecuali atas pertolongan Allah. Aspek inilah yang menjadi rahasia sukses nabi dan khalifah sesudahnya saat memimpin. Sehingga, meski instrumen materi yang mereka miliki sangat terbatas, benih kebaikan dan kemakmuran bisa menyebar begitu masif.

Inilah yang sangat disadari oleh ulama terdahulu. Mereka begitu gigih mendoakan penguasa. Meski, tak jarang penguasa yang tampil sangat tidak ideal sebagaimana yang diharapakan.

Bahkan, tak jarang ada yang zalim. Tapi, para ulama tetap konsisten mendoakannya. Fudhail bin Iyadh berkata, “Sekiranya aku memiliki doa yang mustajab maka akan aku jadikan untuk para pemimpin.”  (Hilyatul Auliya’, Abu Nua’im, 8/91).

Sikap ini sama sekali bukan dukungan atas kezalimannya. Tetapi, murni didorong oleh keyakinan bahwa memperbaiki kekuasaan bukan dengan cacian melainkan dengan doa dan nasihat yang beradab.

Aspek inilah yang terpelihara begitu kokoh di generasi emas umat ini. Buahnya, kemilau kejayaan dan kemuliaan Islam tetap tampak. Kekurangan pasti ada, tapi kebaikannya jauh lebih banyak sehingga yang terkenang pada mereka adalah kebaikan.

Melalui doa, sesungguhnya kita juga menunjukkan kepada Allah adanya harapan optimisme dan baik sangka kepada-Nya. Karena Islam memang mengajarkan hal itu dan mengecam sikap putus asa seolah tak ada lagi jalan memperbaiki keadaan.

Sangat mudah bagi Allah mempergilirkan kekuasaan dan mengganti dengan penguasa yang terbaik. Sejarah telah banyak mempelihatkan sebagai buktinya. Tetapi, sudah maksimalkah kita dalam meminta, memunajatkan, dan mengikhtiarkannya?

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat