Petugas Palang Merah Indonesia (PMI) Solo menyiapkan masker, hazmat, sabun cair, dan vitamin untuk distribusi bantuan di kantor PMI Solo, Jawa Tengah, Sabtu (12/6/2021). Jawa Tengah menjadi daerah dengan penyebaran varian Delta yang cukup masif. | ANTARA FOTO/Maulana Surya

Nasional

Kolaborasi Antardaerah Penting Lawan Varian Delta

Jawa Tengah menjadi daerah dengan penyebaran varian Delta yang cukup masif.

JAKARTA – Merebaknya varian baru virus Delta mengharuskan pencegahan penularan Covid-19 perlu dilakukan dengan upaya-upaya luar biasa. Salah satu cara yang bisa ditempuh adalah kolaborasi dengan menyesuaikan kebijakan antardaerah guna memastikan pencegahan Covid-19 efektif.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, beberapa hal perlu ditambahkan selain Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Daerah harus saling membangun kebersamaan dan menyesuaikan kebijakannya, khususnya bagi zona merah.

Dia mencontohkan, penutupan tempat wisata tidak bisa dilakukan di satu daerah saja. Daerah-daerah tetangga juga perlu mengikuti agar masyarakat betul-betul tidak melakukan kegiatan yang berpotensi menimbulkan transmisi Covid-19.

“Bagaimana perlakuan kita tentang pariwisata, terbatas atau tertutup. Silakan baca data epidemiologisnya. Kalau merah tutup. Kalau di bawah itu maka boleh terbatas, kontrol betul. Kalau tidak bisa, tutup,” kata Ganjar dalam diskusi virtual, Rabu (16/6).

Jawa Tengah menjadi daerah dengan penyebaran varian Delta yang cukup masif, khususnya di Kabupaten Kudus. Varian yang pertama kali ditemukan di India dan menyebabkan sistem kesehatan di negara tersebut ambruk itu diketahui lebih cepat dan mudah menular dibandingkan virus yang menyebabkan Covid-19 di awal-awal.

Ganjar menambahkan, ketentuan pembukaan rumah ibadah juga perlu dipertimbangkan. Di Sragen, kata dia, keputusan pembukaan atau penutupan rumah ibadah melibatkan majelis ulama setempat. Menurutnya, hal ini adalah contoh praktik baik yang bisa diikuti daerah-daerah lain, khususnya di zona merah.

Ketua Tim Genomik Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM), Gunadi mengatakan, Covid-19 varian Delta berpengaruh terhadap penurunan respons imun. Penurunan respons imun ini juga berhubungan positif pada usia seseorang.

“Artinya, makin tinggi usia penderita, maka menyebabkan respons imun semakin menurun. Ini terjadi declining hampir di semua varian (Covid-19),” kata Gunadi dalam diskusi virtual yang sama.

photo
Rekap Sekuens Variant of Concern - (Kemenkes)

Selain itu, penurunan respons imun juga terlihat kepada seseorang yang sudah divaksin, baik itu dosis pertama ataupun yang sudah lengkap menerima dua dosis. Respons imun seseorang yang sudah divaksin terlihat mengalami penurunan, khususnya setelah tiga bulan divaksin.

Gunadi menjelaskan, varian Delta ini secara signifikan mempengaruhi sistem imun, bahkan lebih tinggi dari varian Alpha. Namun, Gunadi menyebut, varian Delta ini mirip dengan varian Beta dari segi mempengaruhi sistem imun.

Walaupun varian Delta berpengaruh terhadap respons imun bahkan pada orang yang sudah divaksin, efek protektifnya jauh lebih baik daripada kepada orang yang tidak divaksin sama sekali.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat