Seorang tenaga kesehatan berada di ruang isolasi Rajawali yang merawat ABK Kapal Hilma Bulker asal Filipina yang terpapar Covid-19 varian India di RSUD Cilacap, Jateng, Jumat (28/5/2021). | ANTARA FOTO/Idhad Zakaria

Nasional

‘Belum Ada Bukti Varian Baru Sebabkan Lonjakan’

Sebanyak 65 kasus mutasi varian baru Covid-19 ada di Indonesia hingga Kamis (10/6).

JAKARTA – Tren penambahan kasus Covid-19 harian di Indonesia terus menanjak pascalebaran hingga saat ini. Beberapa pihak mengaitkan masifnya penularan ini dengan varian baru virus korona asal India. Namun, Satgas Penanganan Covid-19 menyebut, lonjakan kasus akibat varian baru belum bisa dibuktikan.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, tren kenaikan kasus harian yang terjadi dalam dua pekan terakhir bisa dipastikan akibat tingginya mobilitas dan potensi kerumunan warga saat libur Lebaran lalu, juga saat Ramadhan.

“Tahun lalu juga seperti itu. Mengenai varian-varian baru yang sudah ditemukan di berbagai daerah, sampai saat ini penelitiannya belum bisa buktikan bahwa ada hubungan langsung peningkatan kasus disebabkan varian baru," ujar Wiku dalam keterangan pers, Jumat (11/6).

Jumlah kasus baru pada Kamis (10/6) mencapai 8.892 orang. Angka ini menjadi yang tertinggi sejak Februari 2021 atau nyaris empat bulan berselang. Sedangkan pada Jumat (11/6) dilaporkan ada 8.083 kasus baru.

Dalam beberapa kali kesempatan, pemerintah menyebutkan bahwa lonjakan kasus ini disebabkan peningkatan mobilitas warga selama libur Lebaran lalu. Kerumunan yang muncul saat tradisi keagamaan, seperti ziarah, juga ikut menyumbang kenaikan kasus.

Wiku mengatakan, varian baru asal India memang ditemukan di Indonesia. Hanya saja, kata dia, kenaikan kasus Covid-19 yang terjadi saat ini lebih disebabkan oleh peningkatan mobilitas selama libur Lebaran.

“Kami akan sampaikan apabila hasil penelitian yang lebih dalam, yang bisa berikan bukti bahwa ada potensi hubungan antara varian itu, akan kami sampaikan kepada publik,” kata Wiku.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat sebanyak 65 kasus mutasi Covid-19 ada di Indonesia hingga Kamis (10/6). Wamenkes Dante Saksono Harbuwono mengatakan, ada 17 laboratorium di seluruh wilayah Indonesia yang mampu melakukan pemeriksaan genome sequencing untuk mendeteksi varian-varian baru.

“Kemudian data tersebut dikompilasi, kemudian kami melakukan analisis. Sejauh ini sudah terdapat 65 kasus mutasi virus yang diperiksa 17 laboratorium,” ujar dia.

Namun, ia tidak menyebutkan secara detil di mana saja terjadinya 65 kasus tersebut. Adanya mutasi ini, diakuinya membuat penularan terjadi secara masif dan cepat. Menurutnya ini merupakan tolok ukur bahwa ada varian baru dari varian yang biasanya ditemukan di tempat sebelumnya. Jadi, kata dia, varian tersebut perlu dideteksi.

Wamenkes mengakui, kecepatan tes WGS di Indonesia terbatas. Dia mengatakan, Dibutuhkan waktu untuk memaksimalkan secara teknis pengujian tersebut. Pengujian WGS di Indonesia membutuhkan waktu waktu hingga dua pekan.

“Kenapa (pemeriksaan WGS) baru sebanyak 2.000-an?  karena keterbatasan dari pemeriksaan teknis yang membutuhkan waktu tertentu,” ujar dia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat