Jeruji Sepeda | Republika

Metro

Dari Jeruji Sepeda Menantang Dunia

Banyak orang yang masih meremehkan pekerjaan kurir sepeda.

Danang (21 tahun) mengayuh sepedanya dengan perlahan. Ia pun mengatur kecepatan laju sepedanya dengan cermat. Jika terlalu cepat, bisa-bisa ia disambar kendaraan lain. Sebaliknya, jika terlalu lambat, ia harus bersiap mendengar bunyi klakson yang begitu memekakkan telinga.

Matanya juga ikut bekerja mengawasi sekeliling. Danang menyadari, menjadi pengendara sepeda memaksanya untuk terus berkonsentrasi. Karena, pengendara sepeda kerap kali diabaikan keberada annya oleh moda transportasi lain. Hal itu se ring terjadi karena sepeda dianggap sebagai alat transportasi minoritas, khususnya di DKI Jakarta.

Keadaan tersebut tak menyurutkan niat nya menggunakan sepeda untuk menemaninya menjalani rutinitas. Jika dulu ia selalu mengandalkan motor, dalam beberapa tahun belakangan, Danang memutuskan menjadikan sepeda sebagai alat transportasi nomor satu.

Selain itu, tiga tahun terakhir, sepeda meng antarkan Danang mendapatkan peng hasilan untuk mengisi waktu luang ke tika tak ada jadwal perkuliahan.

Pria bernama lengkap Danang Prasetyo ini menceritakan awal mula pertemuannya dengan Westbike, perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengantaran barang atau kurir yang menggunakan sepeda. Danang begitu tertarik ketika mengetahui Westbike mengusung konsep jasa kurir menggunakan sepeda yang notabene merupakan kendaraan favoritnya.

Melalui Westbike, pria berusia 25 tahun ini seolah makin ingin mengukuhkan sepeda sebagai bagian yang tak terpisahkan dari hidupnya. Dalam sehari, Danang bisa melayani hingga belasan pelanggan.

Selain itu, dari rumahnya di daerah Kunciran, Tangerang, menuju tempat kantor Westbike di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, ia selalu menggunakan sepeda. Saat liburan pun, ia menyempatkan diri untuk bepergian menggunakan sepeda.

Jarak dari rumah ke kantor itu 15 kilometer. Bolak-balik berarti 30 kilometer. Itu sudah jadi `makanan' sehari-hari, be lum lagi pas nganter barang. Paling jauh pernah sampai daerah Jakarta Utara yang 20 meter lagi sudah dekat laut, tutur Danang.

Melalui Westbike pula Danang makin merasakan menjadi pengendara kendaraan minoritas di Jakarta. Disambar mobil, motor, dan kendaraan lain dianggapnya sudah lumrah terjadi. Belum lagi, Danang sering kebingungan lantaran jarangnya disediakan tempat parkir khusus sepeda.

Jalur sepeda yang sudah disediakan pun kerap tak digunakan sebagaimana mestinya. Meski begitu, ia tak gentar untuk tetap memacu sepedanya membelah padatnya lalu lintas Ibu Kota dan mengantarkan barang ke tangan penerimanya dengan selamat.

Hendi Rachmat menjadi `tokoh utama' dalam pendirian jasa kurir sepeda West bike. Hendi memaparkan, pada 2013 ia mulai membangun dari nol bisnis tersebut. Demi menunjukkan keseriusannya, Hendi pun menjadikan Westbike sebagai perusahaan berbadan hukum. Hendi juga membebaskan seluruh kurir untuk membawa sepeda jenis apa pun ketika mengantar barang.

Syarat untuk menjadi kurir pun dibuat sederhana. Kurir harus berusia minimal 18 tahun dan memiliki sepeda sendiri. Sepedanya pun tidak dibatasi jenis dan usianya. Selain itu, ada beberapa SOP yang perlu ditaati, seperti harus menggunakan helm dan tidak boleh membuka barang yang sudah dikemas oleh pengirim.

photo
Reuters



Melalui Westbike, Hendi berusaha menerapkan pada masyarakat untuk menjadikan sepeda sebagai alat transportasi sehari-hari. Apalagi, sepeda merupakan alat transportasi yang ramah lingkungan.

Ini yang menjadi keunggulan Westbike ketimbang jasa kurir dengan moda transportasi lain, khususnya motor. Ditambah lagi, demi menerapkan gaya hidup ramah lingkungan, Hendi tidak ingin mempromosikan Westbike menggunakan brosur atau pamflet yang dicetak.

Promosi kita pokoknya ya soal ramah lingkungan melalui penggunaan sepeda. Kantahu sendiri sekarang Jakarta polusinya kayakapa. Ini bisa jadi solusi, ujar dia.

Hendi menambahkan, keunggulan lain dari jasa kurir sepeda adalah kecepatan peng antaran. Ketika lalu lintas padat, sepeda dapat dengan mudah masuk ke gang-gang sempit. Selain itu, karena rambu lalu lintas untuk sepeda masih abu-abu, sepeda tak bisa dikenakan peraturan sama seperti kendaraan bermotor.

Sepeda juga lebih fleksibel untuk masuk ke kompleks yang tidak memperbo lehkan adanya ojek daring. Ia optimistis, maraknya jasa kurir motor tidak akan menggantikan jasa kurir sepeda. Keduanya bisa berjalan beriringan.

Terbukti, dalam sehari, Westbike bisa melayani 100 pengantaran. Ditambah lagi, 100 pengantaran lain yang datang dari kerja sama dengan JNE. Saat ini, Westbike memiliki 50 pengantar di Jakarta dari 90 total pengantar yang tersebar di Bandung, Surabaya, Lampung.

Hendi mengklaim, seluruh wilayah di Ja karta pun terjaring oleh Westbike. Bahkan, ia terus membuka lowongan untuk kurir karena kewalahan menerima pesanan. Kita lagi buka terus buat kurir. Kita mau coba bangun dari kultur komunitas se peda,ujarnya.

Dinamika kehidupan pengendara kendaraan minoritas di Jakarta juga dirasakan Niki Bagoes. Serupa dengan Da nang, ia juga menggunakan sepeda untuk menemaninya menjalani rutinitas. Tujuh tahun belakangan, pria yang akrab disapa Niki tersebut selalu menggunakan sepeda ke mana pun ia pergi.

Berawal dari keikutsertaannya di ko munitas sepeda, Niki pun membuka peluang baru dari kendaraan yang saat ini ha nya dijadikannya sebagai teman beper gian. Ia ingin menjadikan hobinya tersebut sebagai ladang usaha untuk menghasilkan uang. Tercetuslah Kami Antar, jasa pengantaran barang atau kurir menggunakan sepeda.

Dari hobi yang dibayar ini, Niki mendapatkan kesempatan ke Eropa untuk datang ke acara sharingtentang sistem kurir serta kultur dan perkembangan kurir sepeda di dunia. Dari sana, ia belajar sistem dan kelangsungan kehidupan kurir sepeda di Eropa jauh lebih baik dibandingkan di Jakarta.

Wajar lebih baik karena sudah mulai dari 1990. Di sana pekerjaan kurir sepeda lebih dihargai. Jadi eksis dan banyak yang strugglesampai sekarang, ujar Niki.

Niki mengaku, saat ini, banyak orang yang meremehkan pekerjaan kurir sepeda. Ditambah lagi, perlakuan para pengendara lain di jalan yang membuatnya harus mengelus dada. Selain itu, Niki juga sering dibuat kebingungan akibat regulasi dan birokasi kebanyakan tempat di Jakarta bagi pengguna sepeda.

Harus banyak sabar karena situasi di jalanan, grasak grusuk semua. Ya ujung- ujungnya, pesepeda sering kena tabrak, tapi yang nabrak nyalahin kita, kata dia. (nurul amanah ed:bilal ramadhan)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat