Seminar Nasional Wasatiyatul Islam. Imam Besar Masjid Istiqlal sekaligus Rektor PTIQ Nasaruddin Umar (kedua kanan) menyampaikan sambutan saat Seminar Kewarganegaraan di PTIQ, Jakarta,Rabu (2/1). Pada seminar bersama ulama Mesir ini membahas keharmonisan s | Republika/ Wihdan

Khazanah

Alumni PTIQ Torehkan Banyak Prestasi  

PTIQ juga akan meluncurkan lima buku prestasi yang ditorehkan alumni

JAKARTA – Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur'an (PTIQ) Jakarta genap berusia setengah abad. Rektor Institut PTIQ Jakarta, Prof KH Nasaruddin Umar, mengatakan, banyak alumni PTIQ yang berhasil monorehkan prestasi gemilang di tingkat nasional maupun internasional.

Mereka, menurut Kiia Nasaruddin, menguasai mihrab. Artinya, hampir semua masjid raya di Indonesia dipimpin oleh alumni PTIQ. "Sampai kita ekspor imam ke Amerika, Qatar, Timur Tengah, Eropa, Asia Tenggara, Brunei Darussalam, alumni-alumni kita (PTIQ) itu sudah ke mancanegara sekarang," ujar dia kepada Republika, Selasa (1/6).

Selain itu, alumniPTIQ juga menguasai mimbar. Artinya, khatib-khatib profesional itu ternyata banyak alumnus PTIQ. Selanjutnya, menguasai menara, artinya hampir semua muazin di banyak menara masjid adalah alumnus PTIQ. Sebab, PTIQ banyak melahirkan qari internasional, mereka orang-orang pilihan yang suaranya baik.

Para alumnus PTIQ, lanjut Kiai Nasaruddin, juga menguasai musabaqah tilawatil qur’an (MTQ) nasional dan internasional. Artinya, dewan hakim, panitera dan peserta MTQ, sebagian dari PTIQ.

"Kemudian (menguasai) majelis taklim. Majelis taklim membutuhkan yang bacaan dan hafalan Alqurannya bagus, kita memang (fokusnya) penghafal Alquran dan seni baca Alquran," ujar imam besar Masjid Istiqlal ini.

Selain itu, alumni PTIQ juga menguasai maqabir, artinya kalau ada urusan, seperti pemakaman, takziah, khataman Alquran, atau jika ada orang meninggal, alumnus PTIQ dapat dengan mudah menyelesaikannya.

Ia menambahkan, alumni PTIQ juga langganan menjadi imam di institusi kepolisian dan TNI, baik di angkatan laut maupun udara.

Dalam rangkaian Milad ke-50 PTIQ digelar International Seminar on Quranic Studies pada 1-2 Juni 2021. Seluruh ulama tafsir berkumpul dalam seminar tersebut, ada dari Amerika, Suriah, Mesir, Asia Tenggara, dan lain-lain. Ada sekitar 1.000 peserta seminar.

Dalam rangkaian Milad ke-50 PTIQ pula digelar wisuda sarjana dan dies natalis pada 12 Juni di Jakarta Convention Center (JCC), sekaligus meluncurkan program Universitas PTIQ.

PTIQ juga akan meluncurkan lima buku prestasi yang ditorehkan para alumnus, buku sejarah berdirinya PTIQ, buku 50 tahun sejarah pimpinan PTIQ dilengkapi biografi pimpinannya. Juga diluncurkan buku membaca ulang Alquran. Dalam hal ini, PTIQ menawarkan metode baru kajian Alquran.

"Kita juga akan menyumbangkan satu karya untuk Indonesia, yakni mengaktualisasikan nilai-nilai Qurani dalam masyarakat Indonesia, supaya masyarakat Indonesia bisa menjadi warga Muslim yang moderat, tidak liberal, tidak radikal, bukunya akan launching pada hari wisuda itu," katanya.

Di bidang infrastruktur, PTIQ juga sudah meresmikan beberapa bangunan, yang tadinya bangunan berlantai satu dijadikan empat lantai. Semua tanah kosong dibangun gedung berlantai empat, agar bisa menampung sebanyak-banyaknya mahasiswa.

"Karena mahasiswanya dari seluruh Indonesia dan luar negeri juga, ada dari Afrika, Turki, Asia Tenggara dan dari mana-mana," ujarnya.

Ia menambahkan, PTIQ juga kerja sama dengan Masjid Istiqlal untuk membuka pendidikan kader ulama perempuan. "Kurikulumnya memihak kepada perempuan, ternyata diminati juga oleh Amerika, Korea, Afrika, serta Afganistan. Itu dipusatkan di Istiqlal, tapi kerjasama pengelolaannya dengan PTIQ.”

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat