Ilustrasi Piala Eropa. | AP

Olahraga

Menyibak Lembaran Sejarah Piala Eropa

Timnas Jerman dan Spanyol tercatat sebagai tim tersukses dengan masing-masing tiga gelar juara Piala Eropa.

OLEH ANGGORO PRAMUDYA 

Penundaan gelaran Euro 2020 tentunya menjadi sebuah lembaran kelam yang kelak dikenang. Pandemi Covid-19 telah mengubah semuanya, termasuk agenda yang sudah dijadwalkan untuk penyelenggaraan Piala Eropa 2020 yang digelar pada 2021.

Meski menyimpan lembaran kelam, perlu rasanya diketahui seperti apa Piala Eropa ini kali pertama digagas. Piala Eropa sejatinya lahir dari rahim Henri Delaunay—figur dari sekretaris Federasi Sepak Bola Prancis (FFF).

Turnamen ini diusulkan Henri Delaunay pada 1927 yang nantinya diadakan setiap empat tahun sekali. Pada awalnya pria kelahiran Paris, Prancis, tersebut tidak punya cukup dukungan dan idenya baru benar-benar terwujud pada 1960. Hingga 1980, hanya empat tim tampil berkompetisi di babak final.

Namun, sekarang 16 tim tampil di babak final turnamen dan menjadi bagian penting dari kalender empat tahunan turnamen yang awalnya disebut Piala Negara-Negara Eropa.

Kali pertama, Piala Eropa diselenggarakan di Prancis pada 1960. Saat itu, Uni Soviet menjadi juara usai menang 2-1 atas Yugoslavia di partai puncak. Sampai kini, Piala Eropa secara total sudah 15 kali diselenggarakan hingga Piala Eropa 2016. Timnas Jerman dan Spanyol tercatat sebagai tim tersukses dengan masing-masing tiga gelar juara.

Berkat kiprah dan perjuangannya untuk mengadakan turnamen Piala Eropa, pihak UEFA memutuskan untuk memberikan nama trofi tersebut menjadi 'Henri Delaunay Trophy' pada 28 September 1958.

Singkat kata, setelah itu, turnamen sepak bola Eropa digelar empat tahunan. Pada 1968 turnamen yang diadakan di Italia ini terjadi pergantian nama yang sebelumnya European Nations Cup menjadi European Championship.

Pada 1996 Inggris menjadi tuan rumah turnamen ini dan merupakan edisi pertama menggunakan nomenklatur nama Euro 1996 alias Piala Eropa. Lalu, pada momen tersebut UEFA juga menambah negara peserta dari yang sebelumnya delapan negara menjadi 16.

Format 16 negara peserta bertahan hingga Euro 2012 yang dilaksanakan di Polandia dan Ukraina. Setelah itu, mulai Euro 2016 di Prancis, Piala Eropa diikuti oleh 24 negara peserta.

Seperti layaknya manusia, UEFA terus berkembang dan kembali mengumumkan bahwa turnamen Piala Eropa pada 2020 bakal digelar dengan 11 //venue// yang terletak di 11 kota di Eropa.

Sebelumnya, mantan presiden UEFA, Michel Platini, mengungkapkan langkah itu dilakukan untuk membuat semarak Piala Eropa 2020 yang bertepatan dengan perayaan 60 tahun turnamen tersebut.

"Dengan menyelenggarakan Piala Eropa di beberapa negara Eropa, kami berharap agar makin banyak penggemar yang akan berbahagia seperti halnya penggemar yang negaranya menjadi tuan rumah," kata Platini pada 2014 lalu di situs resmi UEFA.

Platini menjelaskan, pembagian 11 kota tersebut diharapkan dapat menghadirkan keuntungan, baik dalam hal berkompetisi maupun pengembangan di negara masing-masing.

Kota-kota di Eropa yang akan menggelar pertandingan-pertandingan Euro 2020 adalah London (Inggris), Baku (Azerbaijan), Muenchen (Jerman), Roma (Italia), Saint Petersburg (Rusia), Amsterdam (Belanda), Bucharest (Romania), Budapest (Hongaria), Copenhagen (Denmark), Glasgow (Skotlandia), dan Sevilla (Spanyol).

Adapun, terdapat lima hingga enam kota yang mengonfirmasi kesiapannya menghadirkan penonton ke stadion ketika laga berlangsung. Glasgow, Roma, Amsterdam, Bucharest, dan Wembley menyatakan siap untuk membuka setidaknya paling minim 25 persen kapasitas stadion untuk dihadiri para pendukung.

Sebelas kota yang akan menggelar turnamen Piala Eropa pada 11 Juni hingga 11 Juli 2021 mendatang jelas bakal menjadi saksi bagaimana para aktor lapangan hijau memerankan lakon mereka berdasar keinginan sang pelatih. Jadi, siapakah yang kelak menorehkan sejarahnya di Euro kali ini?

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat