
Nasional
Vaksinasi Masyarakat Umum Diatur
Vaksinasi Covid-19 untuk 140 juta jiwa masyarakat umum secara resmi sudah bisa dilaksanakan.
JAKARTA – Program vaksinasi Covid-19 untuk 140 juta jiwa masyarakat umum secara resmi sudah bisa dilaksanakan. Teknis pelaksanaan vaksinasi untuk kelompok sasaran ini tetap akan diatur sehingga tidak semua masyarakat bisa serta merta mendatangi puskesmas kapan pun untuk menerima vaksinasi.
“Vaksinasi Covid-19 untuk masyarakat umum secara teknis akan diinformasikan melalui dinkes (dinas kesehatan), artinya melalui puskesmas setempat. Kemudian nanti untuk pelaksanaannya melalui RT/RW,” kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi Republika, Rabu (19/5).
Dia menjelaskan, dinkes akan melakukan koordinasi dengan pihak RT/RW dan mendata masyarakat yang berhak mendapatkan vaksin ini. Agar tepat sasaran, Nadia menyebut, pendataan itu menjadi tanggung jawab lurah/kepala desa maupun melalui perangkat RT/RW.
“Jadi bukan masyarakat yang mendatangi fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) melainkan petugas yang mendatangi penduduk yang memiliki kriteria ini,” ujar dia.

Sejauh ini, vaksinasi untuk kelompok ini baru dimulai di DKI Jakarta. Nantinya, kata Nadia, secara bertahap akan dimulai di kota-kota besar lainnya seperti Bandung, Surabaya, Yogyakarta atau wilayah lain yang memiliki kriteria tersebut. “Tetapi kami mulai dulu dengan kelompok rentan sesuai dengan ketersediaan vaksin,” kata dia.
Namun, pihaknya masih fokus menyelesaikan pekerjaan rumah melakukan vaksinasi kepada lansia. Sebab, lansia juga pasti ada yang rentan secara sosial ekonomi maupun yang berada pada wilayah yang selalu menjadi zona merah.
Sehingga, lanjut Nadia, Kemenkes akan meneruskan vaksinasi untuk kelompok ini meski vaksin untuk kelompok masyarakat umum telah dimulai. Sebaliknya, kalau stok vaksin masih mencukupi maka vaksinasi untuk masyarakat umum bisa dilanjutkan tanpa melihat kriteria.
“Namun, prioritas ini akan dilihat teman-teman dinkes provinsi. Kalau dari Kemenkes akan memutuskan di daerah yang secara epidemiologis memiliki kasus yang cukup tinggi,” ujar Nadia.
Di sisi lain, temuan mutasi virus korona di Indonesia terus meluas. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, berdasarkan data GISAID, diketahui bahwa varian mutasi Covid-19 tipe B117 asal Inggris sudah tersebar di tujuh provinsi.
“Lima varian di DKI Jakarta, dua varian di Jabar, Sumut, Sumut, Bali, Kalsel, dan Kaltara. Di mana salah satunya sudah sembuh,” kata Wiku.
Basis data GISAID juga merangkum bahwa telah ditemukan satu varian B1351 asal Afrika Selatan di Bali. Pasien tersebut diketahui telah meninggal dunia. Sementara untuk mutasi tipe B1617 asal India, Wiku menyebut, saat ini telah ditemukan 10 orang yang membawa varian ini. Rinciannya, tiga orang di DKI Jakarta, empat orang di Sumatra Selatan, dan tiga orang di Kalimantan Tengah.
Poin yang perlu dipahami masyarakat, ujar Wiku, bahwa rincian temuan kasus mutasi di atas tidak secara pasti menggambarkan situasi penyebaran mutasi. Data yang dirilis hanyalah spesimen yang berhasil ditelusuri pemerintah.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.