Pengurus RW mendata seorang warga pemudik untuk menjalani pemeriksaan rapid tes antigen di Balai RW 10 Sunter Jaya, Jakarta, Selasa (18/5). Pemkot Jakarta Utara bersama pengurus RW 10 Sunter Jaya menggelar rapid test antigen bagi warga dengan domisili di | Prayogi/Republika.

Bodetabek

Warga Tolak Kedatangan Pemudik tanpa Surat Bebas Covid-19

Pemerintah mengapresiasi gerakan masyarakat yang memproteksi lingkungannya dari paparan Covid-19

BOGOR — Warga Cimahpar, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor menolak pendatang atau pemudik dari luar kota yang tidak memiliki surat bebas Covid-19. Hal itu disampaikan oleh warga RW 16 dengan memasang spanduk penolakan di Jalan Guru Muchtar.

Spanduk tersebut bertuliskan 'Kami warga RW 16 Kelurahan Cimahpar menolak keras pemudik tanpa surat bebas Covid-19'. Ketua RW 16, Aep Rahmat (58 tahun), mengatakan, aksi penolakan tersebut untuk antisipasi penularan Covid-19 dari para pendatang atau pemudik luar kota.

"Kami mematuhi peraturan pemerintah pusat dan daerah untuk melaksanakan di wilayah terbawah RT RW karena di wilayah kami banyak warga perumahan. Intinya saya membawahi 10 RT yang tiga itu kampung, perumahan tujuh, jadi sangat riskan untuk pulang mudik," kata Aep, Selasa (18/5).

Sejauh ini, lanjut Aep, terpantau belum ada pendatang atau pemudik yang tiba di wilayahnya. Tak hanya itu, selama masa libur Idul Fitri 1442 Hijriyah kemarin, tidak ada warga yang meminta surat izin untuk melakukan perjalanan mudik ke luar kota.

Selain itu, lanjut dia, meski perjalanan dinas ke luar kota atau keperluan mendesak lain diperbolehkan, Aep mengatakan, belum ada warga yang pergi keluar kota. "Saya pantau dengan para pengurus RT di perumahan itu tidak ada yang keluar mudik karena ada peraturan. Sebelum mereka keluar kota atau mudik, kita komunikasi dengan para RT ada surat pengantar dari RT, RW, dan kelurahan, melampirkan surat tes cepat Covid-19 kalau sudah ada," ujar dia.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Bima Arya (bimaaryasugiarto)

Sementara itu, Lurah Cimahpar, Ronny Kunaefi, turut mengapresiasi warganya yang inisatif mendukung program pemerintah. Pasalnya, di RW 16 banyak pendatang dari luar kota yang tinggal di sana.

Ronny mengatakan, pihaknya juga telah menyiapkan satu tempat isolasi yang akan digunakan untuk mengarantina pemudik yang kedapatan memasuki wilayahnya tanpa surat bebas Covid-19. Pemudik atau pendatang tersebut akan dikarantina jika tempat tinggal mereka tidak kondusif untuk melakukan karantina.

"Kebetulan di RW 16 ini kami siapkan rumah isolasi, ada dua kamar. Di RW 16 ini pernah rekor sebagai kasus Covid terbesar di Kelurahan Cimahpar. Untuk antisipasi kita sudah siapkan rumah isolasi," kata Ronny.

Terpisah, Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim mengatakan, telah mendapat masukan dari wilayah untuk membantu melakukan pengawasan, termasuk swab test Covid-19 jika ditemukan pemudik yang lolos.

Tak hanya itu, Dedie mengaku akan berkoordinasi dengan pemerintah di wilayah masing-masing untuk memberi spanduk peringatan. Spanduk tersebut berisi peringatan untuk pemudik agar melakukan swab test sebelum kembali ke tempat masing-masing.  

"Kita banyak sekali banyak mendapat masukan wilayah ya mereka minta kita secara khusus membantu pemantauan mereka yang kemarin lolos mudik. Saya sudah koordinasi dengan wilayah untuk memasang spanduk apabila ada yang kembali mudik mereka harus swab test," kata Dedie.

Jangan terlena

Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito berharap momentum lebaran Idul Fitri 1442 H dan adanya libur panjang tidak menimbulkan lonjakan kasus. Ia mengatakan, dampak dari momentum libur panjang baru terlihat pada 2-3 minggu setelahnya.

Data perkembangan saat ini pun belum menunjukkan adanya dampak dari libur dan kegiatan mudik lebaran. Karena itu, ia meminta semua pihak tidak terlena meskipun perkembangan kasus positif dan kematian menunjukkan penurunan pada pekan lalu.

"Untuk itu, jangan terlena dengan kasus positif dan kematian yang menurun di minggu lalu," kata Wiku saat konferensi pers.

Wiku pun mengingatkan, bagi masyarakat yang baru saja kembali dari bepergian agar melakukan karantina mandiri selama 5x24 jam sebagai bentuk tanggungjawab terhadap orang-orang di sekitarnya.

"Terutama bagi kantor-kantor yang pegawainya melakukan perjalanan antar batas daerah selama lebaran dan libur Idul Fitri. Agar mewajibkan pegawainya melakukan karantina mandiri sebelum kembali ke kantor," ucap dia.

Agar karantina mandiri para pelaku perjalanan ini berjalan efektif, Wiku meminta seluruh posko desa dan kelurahan agar memantau masyarakat yang kembali dari mudik. Menurut Wiku, perkembangan penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia saat ini pun sudah berangsur membaik.

Hal ini dilihat dari jumlah kasus aktif yang terus menurun hingga mencapai di bawah 90 ribu kasus. Sementara jumlah pasien sembuh juga terus meningkat hingga mencapai 1.606.611orang. Untuk kasus kematian, terdapat 48.305 kasus di Indonesia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat