Salah satu halaman muka Republika yang ditawarkan dalam bentuk NFT untuk membantu Palestina | Dok Republika

Inovasi

Menguak Belantara Blockchain Indonesia

Adopsi teknologi blockchain di Indonesia masih terbatas pada trading dan aktivitas pasar. 

Sejak pertama kali hadir pada 2009, kehadiran bitcoin, ikut pula memperkenalkan blockchain pada dunia. Aset kripto yang satu ini pun, mengalami pasang surut hingga kini. 

Di pengujung 2020, popularitas bitcoin semakin nyaring terdengar. Hal ini, ikut pula menarik perhatian semakin banyak orang pada teknologi blockchain dan revolusi yang ia tawarkan ke dalam berbagai industri. 

Chief Information Officer (CIO) Blocksphere Pandu Sastrowardoyo terjun ke dunia blockchain secara pribadi sejak bitcoin pertama kali hadir. Kemudian, ia menggeluti dunia blockchain secara profesional sejak menjadi co founder Blockchain Zoo pada 2017, Asosiasi Blockchain Indonesia pada 2018, dan diteruskan dengan Blocksphere.id. 

Menurut Pandu, blockchain di Indonesia belum mencapai seluruh potensinya. Karena masih ada permasalahan sinkronisasi antara banyak pihak dalam ekosistem. “Regulator, pelaku usaha, serta individu yang ada di ekosistem ini harus lebih sinkron bekerjasama,” kata Pandu, saat dihubungi Republika, pekan lalu.

photo
BFT Cover perdana Republika yang disimpan di metaverse. - (Dok Pandu Sastrowardoyo)

Selanjutnya, ia melanjutkan, adopsi massal blockchain dalam bentuk trading dan aktivitas pasar, sudah sangat dekat bahkan bisa dibilang sudah diadopsi. Namun, adopsi blockchain untuk utility atau kebutuhan bisnis, masih harus cepat-cepat menyusul.

Menurut Pandu, pemahaman orang tentang aset kripto memang sudah ada, tetapi belum komplet. Misalnya, tentang bagaimana aset digital yang murni permissionless masih belum menjadi kesadaran atau awareness umum. 

Mengkurasi Non-fungible token (NFT)  

Saat ini, Pandu juga merupakan kurator di Unique.one yang merupakan salah satu platform marketplace NFT. Kegiatan ini baru berlangsung beberapa bulan, karena Unique.one memang baru berjalan lima bulan. 

Namun, volume trading Unique.one sudah besar sekali dalam waktu yang sesingkat itu. “Marketplace NFT non-profit ini sudah memutar 16 juta dolar Amerika Serikat (AS) dalam waktu lima bulan,” ujarnya. 

Terjunnya Pandu menjadi kurator sebenarnya karena hobi NFT, kemudian ia diajak membantu di komunitas ini. “Saya bantu mereka mengkurasi galeri seni mereka di unique.decentri.city, cukup ruangan untuk ratusan karya seni. Satu hari bisa 80-100 pengunjung di galeri tersebut. Lebih banyak daripada galeri di dunia nyata,” ujar perempuan pemilik akun Instagram @decentricity ini. 

Pemilik NFT Edisi Perdana Republika

photo
NFT dari cover perdana Republika yang kini disimpan di metaverse - (Dok Pandu Sastrowardoyo)

Republika resmi menawarkan kover atau halaman muka perdananya dalam bentuk NFT pada platform penjualan NFT terbesar di dunia, OpenSea, Rabu (5/5). Halaman muka yang terbit pada 4 Januari 1993 itu hadir dengan judul headline “George Bush-Yeltsin Tandatangani START II”.

Koran yang terbit hitam putih ini memiliki tata letak yang berbeda dengan koran pada masanya, menjadi pelopor pada zamannya. Edisi perdana halaman muka Republika ditawarkan perdana seharga 1 ethereum atau sekitar 3.200 dolar Amerika Serikat (AS) per Rabu (5/5).

Pandu Sastrowardoyo pun menjadi pemilik NFT edisi perdana Republika tersebut. Ia menyebutkan alasannya membeli NFT halaman muka perdana Republika. “Ada nilai historis. Ini merupakan NFT pertama media mainstream di Indonesia dan merupakan pula cetakan pertama koran teman-teman. Tentu saya beli,” ujarnya.

Saat ini, NFT dari Republika tersebut ia simpan di rumahnya yang berada di dunia metaverse, Cryptovoxels. Cryptovoxels adalah virtualisasi dunia dalam bingkai blockchain

Proyek Cryptovoxels ini telah berjalan sejak Juli 2018. Di dunia virtual ini, kita bisa memiliki lahan dan properti dengan menggunakan dompet dan mata uang ethereum. Para penghuni di dunia virtual ini mirip dengan permainan minecraft, hanya saja dengan lebih banyak melibatkan sentuhan blockchain dan aset kripto.  

NFT untuk Perjuangan Rakyat Palestina 

photo
Salah satu cover Republika yang akan dijual dalam bentuk NFT untuk membantu Palestina - (Dok Republika)

Solidaritas untuk mendukung perjuangan rakyat Palestina terus mengalir dari berbagai komunitas internasional. Dukungan itu pun hadir dalam beragam bentuk. Mulai dari, doa kebaikan untuk rakyat Palestina hingga bantuan fisik, berupa bahan pangan.

Salah satu bentuk dukungan untuk perjuangan Palestina adalah dengan melelang halaman muka (cover) edisi 8 Desember 2017 dan galeri foto yang terbit pada 9 Desember 2017 dalam bentuk non fungible token (NFT) yang berbasis teknologi blockchain. Lelang dilakukan di platform penjualan NFT terbesar dunia, Opensea. 

Pemimpin Redaksi Republika, Irfan Junaidi mengungkapkan, halaman muka Republika tersebut didesain istimewa sebagai bentuk dukungan moril kepada warga Palestina yang masih berjuang meraih kemerdekaan. "Kami selalu konsisten memberikan dukungan bagi rakyat Palestina, baik melalui pemberitaan, pesan dalam foto dan cover, hingga yang terbaru melalui penjualan NFT," kata Irfan, Ahad (16/5). 

Pemberian dukungan kepada Palestina di dua edisi tersebut terkait keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) saat itu, Donald Trump, yang memindahkan kedutaan besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem. Keputusan bersejarah yang diambil seorang Presiden Amerika dan berdampak besar pada konflik Palestina-Israel. 

Keputusan Trump itu, kemudian menuai kecaman dari komunitas internasional. AS dianggap melanggar Resolusi Dewan Keamanan PBB No 478 Tahun 1980 yang menyatakan tak membolehkan suatu negara membuka perwakilan diplomatik di kota tersebut. 

Sebagai bentuk penentangan atas keputusan Trump, netizen pun mengekspresikan dukungan dengan berswafoto memegang cover Republika dan menyebarkan ke akun sosmed. Swafoto yang dilakukan oleh banyak tokoh nasional tersebut kemudian viral.

Irfan mengungkapkan, edisi halaman muka Republika ini dilelang dengan harga batas bawah 10 ethereum atau setara Rp 550 juta per Ahad (16/5). Proses lelang berlaku selama satu bulan. Adapun edisi yang dilelang dengan model bundling, yakni cover edisi 8 Desember 2017 dan galeri foto edisi 9 Desember 2017 dijual seharga 100 ethereum. 

Besaran harga ini mewakili harapan agar Palestina dapat merdeka 100 persen dari penindasan Israel dan segera menjadi negara yang merdeka serta berdaulat. "Sebesar 50 persen dari hasil penjualan NFT ini akan disumbangkan untuk membantu perjuangan rakyat Palestina," kata Irfan.

Ini bukan pertama kalinya Republika menawarkan halaman muka dari koran yang terbit perdana pada 4 Januari 1993. Sebelumnya, halaman muka edisi perdana Republika juga telah ditawarkan dalam bentuk NFT seharga 1 ethereum. NFT atau non-fungible token adalah file digital yang identitas dan kepemilikannya terverifikasi dan tercatat pada blockchain

Setiap NFT memiliki keunikan tersendiri dan tidak bisa saling dipertukarkan. NFT umumnya dibuat dengan mengunggah file, seperti karya seni digital, kemudian ditawarkan ke marketplace khusus NFT, seperti Opensea. Kepemilikan NFT akan memberi otentikasi bawaan yang berfungsi sebagai bukti kepemilikan file digital pada blockchain.  

 

 
Ini merupakan NFT pertama media mainstream di Indonesia dan merupakan cetakan pertama koran. Tentu saya beli.
PANDU SASTROWARDOYO, Chief Information Officer (CIO) Blocksphere
 
 

 

Membaca Arah Tren NFT

Selama Februari hingga April 2021, tema tentang hadirnya tren baru, NFT mendominasi berbagai pemberitaan teknologi. Namun, menurut Lex Sokolin selaku Co Head Fintech dari Consensys, hype NFT di kalangan para pemburu aset kripto dan penggila teknologi, kini mulai menunjukkan perlambatan. 

“Euforia hadirnya NFT sebagai aset digital baru selama tiga bulan terakhir, sebagai token yang tidak dapat dipertukarkan, kini mulai  berubah menjadi kenyataan lebih substantif. Lonjakan minat awal mulai goyah, kemudian mulai mencari pijakan jangka panjang,” ujarnya, dikutip dari Coinbase, Senin (17/5). 

Hal ini terlihat dari data volume pencarian di Google terkait NFT. Setelah menyamai tingkat minat pada 2017 dimana saat itu aset digital baru mulai //booming//, kini pencarian mulai turun sekitar 40 persen. Menurut Sokolin, hal ini bisa dipicu oleh orang saat ini sudah mulai mengenal NFT dan tidak mempelajarinya lebih lanjut, atau minat terhadap tren baru ini sudah tak lagi sesignifikan di awal 2021.

Selain itu, menurut data dri The Block and Crypto Art, volume aktivitas bulanan di platform ethereum untuk NFT juga telah berubah dari 200 juta dolar AS menjadi 100 juta dolar AS. “Jika Anda memasukkan NBA TopShot dari platform Flow, itu akan menambahkan 25 juta dolar AS menjadi 50 juta dolar AS dalam volume mingguan,” ujarnya. 

Jumlah ini turun dari sekitar 150 juta dolar AS. Jumlah transaksi dan pengguna yang terlibat dalam berbagai aktivitas jual beli NFT, ternyata tetap stabil, yaitu sekitar 400 ribu pengguna rata-rata bulanan di NBA TopShot dan beberapa ribu di seluruh Web3 lainnya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat