Gibraltar yang berarti Jabal Thariq atau Bukit Thariq, menjadi saksi bisu perjuangan umat Islam dalam membebaskan Andalusia dari tangan penguasa yang zalim. | DOK WIKIPEDIA

Tema Utama

Ibrah dari Penaklukan Andalusia

Pasukan Muslimin diundang penguasa Ceuta untuk membebaskan Spanyol dari kuasa Roderick.

OLEH HASANUL RIZQA

Jatuhnya Spanyol atau Andalusia ke tangan Islam sejak kemenangan Thariq bin Ziyad. Momen itu mengawali sejarah panjang peradaban Islam yang menyinari bagian barat Eropa. Banyak pelajaran dapat dipetik dari peristiwa pada Ramadhan 92 H tersebut.

Mulanya Ekspansi Islam di Iberia

 

Dalam sejarah peradaban Islam, banyak peristiwa penting yang terjadi bertepatan dengan Ramadhan. Pada masa Nabi Muhammad SAW, misalnya, momen Pembebasan Makkah (Fath Makkah) berlangsung pada 20 Ramadhan tahun kedelapan Hijriyah. Sesudah Rasulullah SAW wafat, generasi sahabat, tabiin, dan tabiit tabiin pun mengalami pelbagai kejadian historis pada bulan suci.

Salah satunya adalah Penaklukan Andalusia (Spanyol). Misi yang dipimpin Thariq bin Ziyad itu terjadi pada 28 Ramadhan 92 H, bertepatan dengan 19 Juli 711 M. Sejarah mencatat, kemenangannya merupakan awal dari kekuasaan Muslimin atas Semenanjung Iberia.

Jatuhnya Spanyol merupakan sebuah mata rantai dari ekspansi daulah Islam secara besar-besaran ke luar Jazirah Arab. Perluasan itu terjadi dalam waktu yang relatif singkat—hanya kurang dari 1 abad—sejak wafatnya Nabi Muhammad SAW.

Dalam era empat pemimpin yang bijaksana (khulafaur rasyidin), yakni berturut-turut Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib, wilayah kekuasaan Islam kian membentang dari timur ke barat. Bahkan, Kekaisaran Persia Sasaniyah yang telah berusia ratusan tahun akhirnya dikuasai Muslimin pada 654 M, yakni ketika Umar menjabat amirul mukminin.

 
Jatuhnya Spanyol merupakan sebuah mata rantai dari ekspansi daulah Islam secara besar-besaran ke luar Jazirah Arab.
 
 

Kegemilangan para khulafaur rasyidin diteruskan oleh Dinasti Umayyah. Pendirinya, Muawiyah bin Abi Sufyan, melanjutkan kebijakan ekspansi Islam yang sempat tersendat seusai gugurnya Khalifah Utsman hingga berakhirnya kekuasaan Ali. Berbeda dengan pendahulunya, Muawiyah menyelenggarakan pemerintahan monarki, alih-alih demokratis.

Dari ibu kota, Damaskus, Bani Umayyah menggerakkan perluasan wilayah bukan hanya di sekujur Mediterania, semisal Suriah dan Mesir. Pasukan Muslimin pun bergerak ke timur hingga Amu Darya dan India. Tidak sekadar mengandalkan kekuatan prajurit di darat, kesultanan ini pun mengembangkan armada laut yang tangguh.

Pada masa Khalifah al-Walid bin Abdul Malik bin Marwan, Dinasti Umayyah berhasil menguasai sebagian besar Ifriqiyah (Afrika Utara bagian tengah) dan Maghribi (Maroko). Raja yang bergelar al-Walid I itu memiliki panglima andalannya yang bernama Musa bin Nusair. Komandan yang lahir di Hijaz itu lantas diberinya jabatan sebagai gubernur Ifriqiyah selama kira-kira 12 tahun.

 
Dengan tegaknya kekuasaan Muslim atas Ifriqiyah, peluang untuk menguasai Iberia pun kian terbuka.
 
 

Dengan tegaknya kekuasaan Muslim atas Ifriqiyah, peluang untuk menguasai Iberia pun kian terbuka. Sebelum 92 H/711 M, Spanyol dikuasai bangsa Gothik yang berasal dari Negeri Jermania.

Selama bertahun-tahun, mereka mengalami banyak krisis sosial dan politik, serta kemunduran ekonomi. Rakyat setempat cenderung mudah terpecah-belah. Kaum miskinnya menduduki proporsi mayoritas, tetapi hidup dalam kesempitan. Kalangan agamawan lokal cenderung sibuk sebagai corong penguasa, bukannya menyuarakan kepentingan umum.

Elite politiknya saling berebut kekuasaan. Waktu itu, Roderick naik takhta setelah berhasil merebut kepemimpinan dari raja sebelumnya, Witiza. Penguasa yang disebut Ludhariq dalam bahasa Arab itu memerintah dengan sewenang-wenang. Lebih buruk lagi, perangainya pun terbilang bejat.

Suatu ketika, Roderick ketahuan mencemarkan nama baik seorang putri Raja Julian, Florinda. Penguasa Kepulauan Ceuta itu sangat murka, tetapi sadar diri bahwa kekuatannya belum cukup untuk menandingi raja Gothik tersebut.

Ia pun bersiasat dengan meminta bantuan dari negeri di seberang Laut Tengah, yakni Ifriqiyah yang saat itu dalam pemerintahan Bani Umayyah. Bapak Florinda ini lantas berkorespondensi melalui dutanya dengan Musa bin Nusair.

photo
Roderikus digambarkan sebagai salah satu dari enam raja di sebuah lukisan dinding peninggalan Umayyah antara tahun 705-715 M. Lukisan dinding ini berada di Qasr Amra, sekarang di Yordania. - (DOK Wikipedia)

Setelah membaca surat dari Julian, gubernur Ifriqiyah tersebut mengabarkan kepada Khalifah al-Walid mengenai perkara ini. Sultan Umayyah itu lalu mengizinkan gubernurnya untuk menjalin koalisi militer dengan pemimpin Nasrani itu.

Aliansi berbeda agama, tetapi didasari kesamaan tujuan ini pun terbentuk. Sebagai realisasi kesepakatan yang ada, Musa kemudian mengirimkan seorang letnannya dari Ifriqiyah. Dialah Thariq bin Ziyad.

Maka dari itu, dapatlah dipahami bahwa kedatangan ekspansi Islam ke Semenanjung Iberia terjadi atas “undangan” Julian. Tidak ada intensi untuk menjajah negeri orang, yakni dengan melakukan inisiatif pertama penyerangan tanpa alasan yang benar. Musa, begitu pula dengan Khalifah al-Walid mempercayai keterangan dari Julian mengenai kesewenangan penguasa setempat, yaitu Raja Roderick.

Para penulis sejarah pun kerap menggarisbawahi, kondisi Spanyol pada masa itu mengalami kekacauan. Mayoritas penduduknya hidup dalam kondisi terbelakang, sedangkan ketimpangan sosial begitu nyata. Rezim Roderick menjadi representasi penguasa yang zalim. Karena itu, wajarlah bila rakyat umumnya menantikan sosok penolong yang dapat membebaskan mereka dari ketertindasan.

 
Mayoritas penduduknya hidup terbelakang, ketimpangan sosial begitu nyata. Rezim Roderick menjadi representasi penguasa yang zalim.
 
 

Sitti Aisyah dalam artikelnya, “Dunia Islam Abad ke-19 M” (2013), menjelaskan, Raja Roderick memindahkan ibu kota negerinya dari Sevilla ke Toledo setelah mengalahkan Witiza. Sebagai orang Gothik, ia menerapkan pemerintahan yang tertutup terhadap kemauan mayoritas rakyat lokal.

Dirinya memaklumkan, penguasa ditentukan melalui pemilihan yang diselenggarakan secara terbatas, yakni oleh kaum bangsawan Gothik dan agamawan. Alhasil, jabatan-jabatan publik lebih sering diisi tokoh-tokoh yang hanya mementingkan diri dan golongannya, bukan maslahat umum.

Keadaan sosial di Kerajaan Visigoth, Iberia, dapat diilustrasikan sebagai piramida. Di pucuknya, Roderick dan keluarganya. Di bawahnya, ada bangsawan Gothik dan tuan tanah yang sesungguhnya saling berebut jabatan satu sama lain melalui intrik-intrik politik.

Lapisan di bawahnya, ada kaum agamawan yang cenderung menjadi alat legitimasi kekuasaan. Sementara, kebanyakan rakyat, termasuk kaum pedagang dan petani, nyaris tidak bisa berbuat apa-apa terhadap kezaliman yang ada. Mereka pun terbebani berbagai pungutan dan pajak yang disahkan negara.

Roderick memerintah dengan tangan besi. Setiap titahnya dianggap sebagai hukum yang harus diterima semua pihak. Siapapun yang melawan akan mendapatkan hukuman. Bahkan, tidak jarang vonis yang dijatuhkannya adalah siksaan yang berujung kematian, semisal sanksi dibakar hidup-hidup. Kaum ningrat dan kalangan istana berupaya bermuka manis di depannya, sedangkan masyarakat umum selalu diliputi ketakutan.

Roderick merasa leluasa melakukan apa pun, termasuk mencoreng nama baik putri Raja Julian, Florinda. Padahal, tindakan itulah yang di kemudian hari mengawali kehancurannya. Diam-diam, Julian menjalin kerja sama dengan pemerintahan Islam di Ifriqiyah, Afrika Utara. Bani Umayyah pun—begitu menerima kabar situasi tertindas masyarakat setempat—setuju untuk membebaskan Iberia dari kekejaman Roderick.

photo
Kerajaan Iberia yang berada di ujung barat daya benua Eropa. - (DOK Wikipedia)

Julian sejak awal berseberangan dengan Roderick. Seorang sahabatnya adalah Witiza, bekas penguasa Toledo. Sebelum bangsa Gothik datang ke Iberia, ia memimpin Ceuta, sebuah rangkaian pulau-pulau kecil antara Laut Tengah dan Samudra Atlantik. Kesetiaannya ditujukan kepada Kekaisaran Romawi Timur atau Bizantium. Namun, Bizantium terus melemah, khususnya di Mediterania barat, lantaran dikalahkan bangsa Arab.

Julian lantas berkhidmat pada Romawi Barat. Namun, jauhnya jarak antara Ceuta dan Roma perlahan mengalihkan loyalitasnya kepada Iberia. Terlebih lagi, pihak Roma pun kian jarang mengirimkan bantuan ke kepulauan tersebut.

Florinda yang sedang menempuh studi di Iberia suatu ketika ikut dalam rombongan ke istana Roderick. Terdorong oleh nafsu bejatnya, Raja Gothik ini lalu memperkosa perempuan itu.

Mendengar kabar tersebut, Julian marah besar. Musuh-musuh Roderick kemudian menghubungi Julian untuk mengajaknya bersekutu memerangi penguasa Toledo itu. Bagaimanapun, mereka sadar diri bahwa kekuatan aliansi ini masih minim. Itulah yang menjadi pertimbangan utamanya mengundang sekutu dari Ifriqiyah walaupun berbeda agama.

 
Itulah yang menjadi pertimbangan utamanya mengundang sekutu dari Ifriqiyah walaupun berbeda agama.
 
 

Pada awal Juli 711 M, pihak Umayyah dengan dipimpin Musa bin Nusair telah mengirimkan pasukan tempur berkekuatan 7.000 tentara Berber. Di lapangan, mereka dikomandani Thariq bin Ziyad. Adapun 5.000 tentara lain menyusul kemudian. Semuanya itu lantas bergabung di Algeciras.

Orang-orang Gothik bertempur dengan beringas. Namun, pada akhirnya serangan bangsa Arab yang datang bergelombang tak terbendung. Balatentara Roderick kocar-kacir. Raja Gothik itu bahkan lebih dahulu kabur meninggalkan para prajuritnya.

Apakah dia melarikan diri? Atau tewas? Tak ada yang tahu. Sekitar 1.050 tahun setelah pertempuran itu, sebuah batu nisan ditemukan di Viseu, Portugal, berukirkan, “Hic requiescit rodericus rex ultimus gothorum” (di sini terbaring Roderick raja terakhir bangsa Goth).

Setelah kekalahan sang raja, lebih banyak orang Muslim menyeberangi Selat Gibraltar. Pasukan itu menyapu dari selatan. Mereka bergabung dengan rekan-rekannya yang sudah terlebih dahulu terlibat dalam ekspansi. Dengan pelbagai manuver, mereka lantas menguasai Saragossa dan seluruh wilayah Tarragona.

 
Setelah kekalahan sang raja, lebih banyak orang Muslim menyeberangi Selat Gibraltar.
 
 

Dari sana, mereka mendesak lebih jauh ke Asturias dan Galicia di barat laut. Dalam beberapa pekan, kota-kota di selatan berhasil ditaklukkan. Muslimin menguasai Kordoba dengan relatif mudah. Pasukan lain berderap ke Malaga, melewati Sevilla yang dipagari dinding benteng nan kokoh.

Gelombang kedatangan pasukan Arab dan Berber terus berlangsung. Usai mendarat, mereka melintasi Pegunungan Sierra Morena hingga berhasil merebut Merida. Dari Salamanca, mereka ikut mengepung pusat kekuasaan bangsa Gothik.

Toledo pun jatuh. Thariq bin Ziyad memimpin pasukannya memasuki kota tersebut. Tercatat, harta rampasan perang yang diperoleh dari ekspedisi ini mencakup 25 mahkota emas bertatahkan batu mulia. Ada pula meja-meja pualam yang bersisikan emas, perak, dan berukir 12 tanda zodiak. Semua itu diambil dari istana yang ditinggalkan Roderick.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat