Hikmah Republika Hari ini | Republika

Hikmah

Spirit Idul Fitri

Spirit Idul Fitri yang hakiki adalah memudikkan fitrah kemanusiaan menuju jalan kesucian.

Oleh MUHBIB ABDUL WAHAB

OLEH MUHBIB ABDUL WAHAB

Idul Fitri tahun ini dirayakan dalam suasana pandemi Covid-19. Idul Fitri bukan sekadar perayaan ritual, kemenangan dan kegembiraan tanpa makna spiritual, melainkan merupakan manifestasi teologis atas kesucian asal usul jati diri kita yang bertauhid dan mencintai Allah SWT.

Idul Fitri adalah wisuda universal pendidikan Ramadhan sekaligus reformasi iman, ilmu, dan amal saleh. Setelah beribadah Ramadhan sebulan penuh, umat Islam di seluruh dunia merayakan Idul Fitri, dengan bertakbir, bertahmid, bertasbih, bertahlil, dan melaksanakan shalat Id.

Perayaan Idul Fitri merupakan ekspresi rasa bahagia atas kemenangan melawan hawa nafsu dan rasa syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan petunjuk-Nya, terutama nikmat sukses menjalani ibadah Ramadhan (QS al-Baqarah [2]: 185).

Rasa syukur itu diwujudkan dengan bersilaturahmi dan saling memaafkan. Kendatipun mudik tahun ini dilarang, silaturahim virtual dengan keluarga di kampung halaman bisa menjadi solusi alternatif untuk memaknai spirit Idul Fitri. Karena esensi Idul Fitri bukanlah mudik fisik dari kota ke kampung halaman, tetapi mudik mental spiritual, mudik ruhani dari perbudakan hawa nafsu menuju spiritualisasi dan penyucian diri sehingga menjadi muttaqin sejati.

Selain itu, spirit Idul Fitri yang hakiki adalah memudikkan fitrah kemanusiaan menuju jalan kesucian, ketaatan, kedamaian, dan persaudaraan dengan mengokohkan kohesivitas sosial melalui silaturrahmi keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan. Fitrah kemanusiaan harus terus dirawat dan dikembangkan dalam bentuk kesalehan sosial seperti: mengendalikan amarah, memaafkan, berbagi kasih, berjiwa filantropi, dan kedermawanan sosial.

Dengan kata lain, spirit Idul Fitri itu merawat “pakaian takwa” setelah Ramadhan agar tetap bersih dan menjadi bekal dan modal spiritual terbaik dalam menjalani kehidupan. Melalui silaturahim, saling memaafkan, saling berbagi kebahagiaan di hari Lebaran, para lulusan universitas Ramadhan meneguhkan komitmen hidup mulia dengan menjauhkan diri dari aneka kemaksiatan dan kemungkaran, karena sudah terlatih bertakwa kepada Allah SWT selama Ramadhan.

Ibadah Ramadhan memang didesain untuk menempa dan membentuk hamba yang berkepribadian takwa. Buah sosial dari pendidikan Ramadhan adalah keinsafaan dan kerelaan untuk saling memaafkan, sehingga terbebas dari dosa-dosa sosial. “Dan engkau memberi maaf itu lebih dekat dengan takwa.” (QS al-Baqarah [2]: 237)

Oleh karena itu, kelapangan dada, ketulusan dan kemurahan hati untuk tulus memaafkan sesama merupakan  spirit Idul Fitri yang perlu terus dijaga agar kita semua tetap bersatu dan bersaudara (QS an-Nur [24]: 22). Memaafkan itu sifat mulia karena merupakan bentuk peneladanan sifat Allah yang Maha Pemaaf, Maha Pengampun, dan Maha Penyayang.

Jadi, spirit Idul Fitri yang didambakan adalah menjadi hamba yang setia di jalan takwa dengan tetap merawat dan melestarikan nilai-nilai ibadah Ramadhan  dalam kehidupan sehari-hari secara istikamah.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat