Umat Islam menjalankan shalat Jumat dengan protokol jaga jarak di Masjidil Haram, Makkah, Jumat (16/4/2021). | REUTERS/STRINGER

Kabar Utama

Saudi Gelar Haji, Nasib Jamaah RI tak Jelas

Jamaah berusia 18-60 tahun dan telah mendapat vaksinasi lengkap disebut boleh berhaji.

RIYADH — Kerajaan Arab Saudi secara resmi menyatakan rencana mengizinkan jamaah dari luar negeri mengunjungi Masjidil Haram dan Masjid Nabawi guna menunaikan ibadah haji 1442 H/2021 M. Kendati demikian, protokol dan prosedur pelaksanaan haji tersebut belum diumumkan. 

Dilansir kantor berita Saudi Press Agency (SPA), Kementerian Haji dan Umrah Saudi telah mengumumkan bahwa kerajaan bertekad tetap menggelar ibadah haji tahun ini. “Dengan cara-cara yang menjamin kesehatan dan keselamatan jamaah,” demikian tertulis dalam keterangan tersebut, Senin (10/5).

Kementerian Haji dan Umrah juga akan menyelenggarakan ibadah haji sesuai standar dan prosedur kesehatan dan keamanan. “Hal ini agar jamaah bisa melaksanakan ritual mereka dengan mudah di lingkungan yang sehat.”

Kementerian Haji dan Umrah Saudi juga menekankan, pihak berwenang terkait kesehatan di Saudi sejauh ini terus memantau kondisi dan melakukan segala upaya untuk menjaga kesehatan warga di tengah pandemi. “Kendali dan rencana operasional untuk haji tahun ini akan diumumkan kemudian hari,” demikian bunyi pengumuman tersebut.

photo
Umat Islam menjalankan shalat Jumat dengan protokol jaga jarak di Masjidil Haram, Makkah, Jumat (16/4/2021). - (REUTERS/STRINGER)

Tahun ini akan menjadi tahun kedua musim haji di tengah pandemi Covid-19. Tahun lalu Kerajaan Saudi juga menggelar ibadah haji, tapi dengan jumlah jamaah yang amat terbatas serta prosedur ketat.

Misalnya, jamaah yang biasanya mencapai dua juta orang dibatasi hingga 10 ribu saja. Selain itu, hanya warga negara asing yang sudah berada di Saudi alias ekspatriat yang boleh berhaji. Usia mereka juga harus di kisaran 18-50 tahun.

Sepanjang pelaksanaan ibadah, protokol kesehatan pencegahan Covid-19 juga dilakukan secara ketat. Di antaranya soal jaga jarak, isolasi, dan disinfektasi. Selepas pelaksanaan haji yang berjalan sukses tersebut, Saudi juga mulai membuka pintu bagi jamaah umrah pada Oktober 2020. Untuk umrah, protokol yang diterapkan tergolong lebih longgar.

Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah menyatakan, Kerajaan Arab Saudi telah menggelar konferensi pers terkait penyelenggaraan ibadah haji tahun 1442 H/2021 M. "Arab Saudi melalui juru bicara Menteri Haji Arab Saudi Mr Hisyam Said dalam presscon menyatakan akan menyelenggarakan haji dengan ketentuan yang mengacu pada protokol kesehatan, keselamatan jiwa, ketertiban dalam pelaksanaannya secara terorganisasi," kata Konsul Haji KJRI Jeddah Endang Jumali, Senin (10/5).

Endang melanjutkan, jubir menambahkan, sampai saat ini Kementerian Kesehatan masih terus melakukan persiapan teknis. Kemudian mengenai ketentuan, mekanisme, dan syarat pelaksanaan haji tahun ini akan diumumkan dalam waktu dan kesempatan selanjutnya.

"Untuk Indonesia atau negara-negara lain belum tahu, kan semua negara masih menunggu pengumuman selanjutnya secara teknis dan mekanismenya. Dalam pengumuman tersebut belum menyebutkan teknis, baru 'keinginan kuat'. Makanya bahasanya menggunakan 'azam'. Kita menunggu saja," ujar Endang.

Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama Khoirizi menyambut baik informasi terbaru dari Arab Saudi. Menurut dia, kepastian penyelenggaraan haji sudah ditunggu masyarakat Muslim Indonesia, bahkan dunia. 

photo
Petugas beraktivitas di area Almahmudah Manasik Training Center (AMTC), Setu, Kota Tangerang Selatan, Banten, Selasa (20/4/2021). Kawasan Almahmudah Manasik Training Center tersebut selain dijadikan tempat manasik haji juga dijadikan sebagai tempat wisata religi saat Ramadhan sekaligus menjadi sarana edukasi bagi pengunjung mengenai cara ibadah haji dan umrah dengan tiket mulai dari Rp 50 ribu hingga Rp 80 ribu per orang. - (Republika/Thoudy Badai)

Namun, Pemerintah Arab Saudi baru mengumumkan kepastian gelaran haji, belum ada penjelasan terkait rencana teknis operasionalnya. "Kita tentu bersyukur dengan pengumuman dari Arab Saudi bahwa tahun ini ada penyelenggaraan haji. Namun, Arab Saudi baru memastikan adanya penyelenggaraan haji, belum mengumumkan rencana operasionalnya,” kata Khoirizi melalui pesan tertulis kepada Republika, Senin (10/5).

Ia mengatakan, Arab Saudi menyebutkan bahwa rencana operasional haji tahun ini akan diumumkan pada lain waktu. Kemenag segera berkoordinasi terkait rencana operasional ini. Menurut dia, penjelasan Arab Saudi terkait rencana operasional haji 1442 H sangat penting. Sebab, hal itu akan menjelaskan bagaimana skema penyelenggaraan ibadah haji tahun ini.

"Apakah haji tahun ini akan digelar seperti tahun lalu, hanya diikuti oleh warga Arab Saudi atau ekspatriat yang ada di sana? Atau ada izin untuk pemberangkatan jamaah dari negara luar Arab Saudi, termasuk Indonesia," ujarnya.

Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) juga mengatakan telah menerima informasi soal Arab Saudi yang akan menggelar ibadah haji pada tahun ini. Ketua Umum Amphuri Firman M Nur mengatakan, ibadah tersebut digelar di bawah kondisi yang khusus karena masih dalam keadaan pandemi Covid-19.

"Mengenai apa kekhususan itu masih kita tunggu. Karena ini kan masih potongan-potongan informasi, belum menjadi satu informasi ketentuan. Namun, berdasarkan informasi awal, ada ketentuan mengenai batasan usia dan vaksinasi," ujar Firman M Nur kepada Republika, Senin (10/5).

Firman menjelaskan, di antara ketentuan yang diatur Saudi, yaitu jamaah berusia 18-60 tahun dan telah mendapat vaksinasi dua kali. Untuk jenis vaksin, dia menyampaikan, sampai saat ini tidak ada ketentuan dari Saudi yang menetapkan merek tertentu sebagai standar vaksinasi.

Artinya, mereka yang telah disuntik vaksin dua kali dengan merek yang ditetapkan Pemerintah Indonesia, misalnya, Sinovac, bisa berangkat untuk haji. "Itulah yang menjadi pegangan kita sekarang," katanya.

Selain telah divaksinasi dua kali, Firman mengatakan, tes PCR dengan hasil negatif kemungkinan besar tetap menjadi persyaratan bagi para calon jamaah haji. Setelah tiba di Saudi, mereka juga harus menjalani proses karantina untuk memastikan tidak terpapar Covid-19 sebelum melaksanakan haji.

"Umrah tahun lalu, dari November 2020 sampai Februari 2021, kondisinya (persyaratannya) wajib PCR negatif dan sekarang wajib vaksinasi. Maka untuk vaksinasi kedua, itu kemungkinan paling lambat di bulan Dzulhijah ini menjelang keberangkatan," ujarnya.

Firman menambahkan, calon jamaah yang diprioritaskan berangkat adalah mereka yang sudah lunas dan dibatalkan keberangkatannya oleh pemerintah pada tahun lalu. Sedangkan, untuk kuota jamaah untuk Indonesia, Firman masih menunggu ketetapan Saudi.

"Kita masih menunggu jumlah kuota yang diberikan oleh Saudi untuk Indonesia," katanya. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat