Hikmah Republika Hari ini | Republika

Hikmah

Kurikulum Kehidupan

Ada tujuh keutamaan atau keuntungan menjadikan Alquran sebagai kurikulum kehidupan.

Oleh HASAN BASRI TANJUNG

OLEH HASAN BASRI TANJUNG

Sungguh, Ramadhan adalah bulan Alquran. Sebab, ia diturunkan pada malam penuh keberkahan, yakni Lailatul Qadar (QS ad-Dukhan [44]: 3, al-Qadr [97]: 1-5).

“Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda antara yang hak dan yang batil...” (QS al-Baqarah [2]: 185). 

Alquran diturunkan secara berangsur-angsur selama masa kenabian. Kadang, ia turun karena sebab kondisi sosial atau jawaban atas pertanyaan masyarakat (asbabun nuzul). Sebagian lagi turun semata pengajaran dan pedoman bagi umat Islam hingga akhir zaman. 

Alquran merupakan panduan dan penjelas bagi segala sesuatu dalam kehidupan (tibyan 'ala kulli syai'). Semua persoalan dan pedoman hidup, baik yang berkaitan dengan ritual (ibadah), sosial (mu’amalah) maupun natural (alamiyah), sudah termaktub di dalamnya. Oleh karena itulah, Alquran disebut kurikulum kehidupan (manhaj al-hayah).

Sementara, untuk petunjuk teknis operasionalnya, diutuslah seorang role model terbaik, yakni Nabi Muhammad SAW. Umat Islam tinggal mengikutinya sebagai aktualisasi Alquran, baik dalam sikap, ucapan maupun tindakan (sunah Nabi). Beliau SAW laksana Alquran berjalan. “Kaana khuluquhu al-qur'an” (sungguh akhlaknya adalah Alquran). Demikian ditegaskan oleh Aisyah RA (HR Muslim).

Menurut Prof KH Didin Hafidhuddin, ada tujuh keutamaan atau keuntungan menjadikan Alquran sebagai kurikulum kehidupan, yakni pertama, bacaan Alquran adalah taufiqi, bukan ijtihadi (hasil pemikiran).

Artinya, cara membacanya sudah ditetapkan oleh Nabi SAW, sehingga akan sama pada semua umat Islam di manapun. Kelak, ia akan menjadi syafa’at bagi pembacanya (HR Muslim).

Kedua, Allah SWT telah memudahkan untuk membaca, menghafal, dan memahaminya (QS al-Qamar [54]: 17). Ketiga, Alquran diturunkan sebagai wujud kasih sayang Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya. “(Allah) Yang Maha Pengasih telah mengajarkan Alquran. Dia menciptakan manusia. Dia mengajarinya pandai menjelaskan (QS a-Rahman [55]: 1-4).  

Keempat, semakin sering membaca Alquran, maka semakin dekat dan cinta kepada Allah SWT. Bagi orang beriman, membaca dan mendengar lantunannya dapat menggetarkan hati dan menambah kekuatan iman (QS al-Anfal [8]: 2).

Kelima, Alquran adalah kitab suci yang memuat nasihat-nasihat ilahiyah sebagai obat dari penyakit hati, petunjuk dan rahmat bagi orang beriman (QS Yunus [10]: 57, al-Isra`[17]: 82).

Keenam, orang yang senang membaca dan mengamalkan kandungan Alquran tidak akan pernah merugi dalam hidupnya, baik di dunia maupun di akhirat kelak (QS Fatir [35]: 29). Ketujuh, orang-orang yang terbaik adalah mereka yang tekun belajar dan mengajarkan Alquran (HR Bukhari). 

Itulah hakikat Alquran sebagai kurikulum kehidupan. Allahu a’lam bish-shawab.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat