Pemain Juventus Christiano Ronaldo. | EPA-EFE/CLAUDIO PERI

Olahraga

Runtuhnya Hegemoni Si Nyonya Tua Juventus

Juventus harus berjuang keras untuk sekadar lolos ke Liga Champions, meskipun sembilan musim sebelumnya selalu jadi juara.

OLEH EKO SUPRIYADI

Ketika Andrea Pirlo ditunjuk sebagai pelatih musim panas tahun lalu, Juventus menyandang status sebagai salah satu tim domestik paling sukses di Eropa. Si Nyonya Tua sudah memenangkan sembilan trofi Seri A secara beruntun.

Sembilan trofi itu didapat oleh tiga pelatih berbeda, Antonio Conte (3 trofi), Massimiliano Allegri (5), dan Maurizio Sarri (1). Namun, hegemoni si Nyonya Tua dalam sembilan musim terakhir akhirnya runtuh pada musim ini.

Inter Milan mengakhiri puasa gelar Seri A dalam 11 tahun terakhir. Nerazzurri dipastikan tak bisa lagi terkejar oleh pesaingnya di liga, setelah Atalanta ditahan imbang 1-1 oleh Sassuolo, Senin (3/5) dini hari WIB. Hasil tersebut membuat Inter unggul 13 poin dari Atalanta, Juventus, dan Milan yang sama-sama mengoleksi 69 poin, dengan empat laga tersisa.

Pemecatan Sarri yang baru seumur jagung melatih Juve justru mengorbankan gelar domestik. Apalagi, saat itu Juve menunjuk Pirlo yang sama sekali belum memiliki pengalaman melatih. Pirlo diragukan bisa memberikan kesuksesan pada musim pertama oleh banyak orang.

Sebelum dipastikan gagal juara liga, klub asal Turin itu disingkirkan Porto dari Liga Champions. Padahal, Sarri sudah membawa Juve meraih scudetto dan mencapai final Coppa Italia. Meskipun, di sisi lain, tidak bisa dimungkiri kalau musim ini Inter memang tampil perkasa, dengan hanya dua kali kalah dalam 34 pertandingan.

“Saya harus bilang kesalahan terbesar Juventus adalah memecat Allegri. Dia pelatih cerdas,'' kata mantan pemain Juventus, Patrice Evra, dikutip dari Football Italia, Senin.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Juventus (juventus)

Bagi Inter, gelar juara ini merupakan yang ke-19 dalam sejarah klub. Bukan hanya mengakhiri penantian selama 11 tahun, gelar ini membuat skuad asuhan Antonio Conte melampaui AC Milan dalam hal koleksi trofi Seri A (18).

Sejauh ini Inter tak terkalahkan dalam 19 pertandingan terakhir di liga, dengan 17 di antaranya berujung kemenangan. Sementara, klub-klub pesaingnya, seperti Milan, Atalanta, hingga Juve tampil inkonsisten. Alhasil, Inter pun melaju mulus untuk mengunci gelar dengan empat pertandingan tersisa.

Musim lalu, Inter menempel ketat Juve saat memenangkan Seri A, dengan selisih satu poin sampai pekan ke-38 di posisi kedua. Musim lalu Inter juga hampir juara Liga Europa seusai dikalahkan Sevilla di final.

''Ada kemajuan taktik. Selama bertahun-tahun, kami mencoba berapa opsi berbeda. Kami mengawali (musim ini) sedikit mirip seperti kami mengakhiri musim lalu, menekan ke semua sisi lapangan dan itu memberikan hasil bagus,'' kata Conte, dikutip dari Football-italia.

Jaga Peluang di Empat Besar

Sementara, Juventus harus berjuang keras untuk sekadar lolos ke Liga Champions, meskipun sembilan musim sebelumnya selalu jadi juara. Menghadapi Udinese, Ahad (2/5), memberikan tekanan kepada Cristiano Ronaldo cs untuk menang.

Alhasil, Juventus sempat tetinggal 1-0, sebelum akhirnya dua gol Ronaldo pada menit ke-83 dan ke-89, untuk mengubah skor jadi 2-1. Hasil ini membuat Juve kembali naik ke empat besar Seri A. Namun, Juventus harus bersaing ketat dengan Atalanta dan Milan, yang sama-sama mengoleksi 69 poin.

Di sisi lain, Napoli dan Lazio juga masih punya peluang besar untuk lolos jika mereka memenangkan sisa pertandingan yang ada. ''Kemenangan ini terjadi berkat determinasi dan perjuangan. Kami sekali lagi bikin hidup jadi rumit. Namun, kami ingin membawa pulang hasil yang layak dan itu penting,'' kata Pirlo.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat