Tumpukan sampah plastik dan kayu menutupi kawasan | ANTARA FOTO/Kornelis Kaha

Khazanah

Ramaikan Ramadhan, DD Ajak Masyarakat Kurangi Sampah Plastik

JAKARTA -- Seluruh umat Islam di berbagai belahan dunia sedang menyambut dan menjalani nikmat serta khidmatnya Ramadhan. Namun, ada kekhawatiran makna berpuasa kini mulai bergeser menjadi bulan berpesta. 

Salah satu dampak yang muncul, yaitu semakin menumpuknya sampah-sampah plastik kemasan makanan. Hal yang dapat dilakukan untuk mengatasinya adalah dengan ‘berpuasa’ menggunakan plastik sekali pakai demi menjaga bumi. 

Sampah plastik di Indonesia sudah sangat menumpuk. Pada 2019, sampah laut di Indonesia sudah mencapai 1,2 juta ton. Hal tersebut mendorong Dompet Dhuafa meluncurkan program Takjil Eco Green berkolaborasi dengan Plepah. 

Peluncuran tersebut dilakukan secara virtual melalui Zoom yang dihadiri pemangku kepentingan dan para pegiat lingkungan yang melakukan berbagai aktivitas kelestarian lingkungan masing-masing. Takjil Eco Green adalah proyek kemasan ramah lingkungan terbuat dari pelepah pinang yang diinisiasi oleh teman-teman Footloose Initiative sebagai usaha untuk memberdayakan masyarakat di salah satu desa di Pulau Sumatera. 

Menurut Senior Officer Community & Volunteerism Dompet Dhuafa, Maya Nuraini, menjalankan ibadah selama bulan suci Ramadhan harus disertai dengan konsistensi menjaga kelestarian bumi. Dia mengatakan, biasanya volume sampah pada Ramadhan mengalami lonjakan.

"Bagaimana kita tetap menjaga bumi di bulan suci ini, jangan sampai ada momok yang sering terjadi di Indonesia, di mana ketika Ramadhan terjadi peningkatan sampah sehingga dampak terhadap lingkungannya semakin membuat masalah," kata dia dalam agenda daring bertajuk ‘Ramadhan Go Green, Sucikan Bumi Demi Masa Depan’ Ahad (25/4).

Dompet Dhuafa bersama Plepah meluncurkan program Takjil Eco Green dengan beberapa gerakan. Dalam program ini, kemasan yang digunakan berbahan ramah lingkungan. Tak hanya itu, program tersebut juga mendukung pemberdayaan dari aspek kelokalan, baik itu masyarakatnya maupun menu takjil yang dihidang.

Ada beberapa value yang mereka kuatkan, di antaranya mendukung pemberdayaan lokal. “Jadi, bukan hanya kemasannya, tetapi juga konten makanan takjilnya kami dukung pemberdayaan masyarakat lokal dan pedagang lokal," ujar Maya.

Melalui Takjil Eco Green, Dompet Dhuafa Volunteer, berkomitmen ikut andil dalam gerakan menjaga lingkungan dimulai dari bulan suci ini sekaligus ikut berpartisipasi dalam memperingati Hari Bumi Nasional. Aksi berbagi Takjil Eco Green akan dilaksanakan di 15 titik di seluruh Indonesia dengan target sebaran 3.205 takjil.

Dalam program ini juga, siapa pun bisa menebar kebaikan dengan bersama-sama berdonasi cukup mengeluarkan Rp 15 ribu per paket takjil. Tujuannya untuk membantu para petani di Sumatera Selatan dan Jambi yang terlibat dalam inisiatif pembuatan kemasan makanan ramah lingkungan ini. 

Direktur Yayasan Konservasi Laut, Nirwan Dessibali, mengatakan, apabila masyarakat Indonesia tidak melakukan upaya pengurangan konsumsi plastik sekali pakai, diperkirakan pada 2030 akan ada lebih banyak plastik daripada ikan di perairan Indonesia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat