Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar berpose saat wawancara khusus bersama Republika di ruangannya di Masjid Istiqlal, Jakarta, Selasa (28/7). Dalam wawancara tersebut membahas tentang progres renovasi Masjid Istiqlal | Republika/Thoudy Badai

Cahaya Ramadhan

Esensi Taawwudz

Taawudz merupakan doa memohon perlindungan kepada Allah.

PROF KH NASARUDDIN UMAR, Imam Besar Masjid Istiqlal

Esensi  taawwudz  terdiri atas lima hal.  1) Hakikat  memohon perlindungan (al-istiadzah); 2) pemohon  perlindungan (al-musta’idz); 3) Sang Pemberi Perlindungan (al-musta’adz bih); 4) makhluk yang hendak dijauhi/setan (al-musta’adzu minhu), dan 5) tujuan memohon perlindungan (ma yusta’adzu lahu).

Perbuatan  memohon perlindungan kepada Allah SWT  dapat terjadi dengan baik manakala pemahaman mendalam tentang siapa diri kita sesungguhnya. Setelah itu perlu juga memahami siapa Allah SWT tempat atau objek untuk memohon perlindungan dan apa-apa yang harus diamalkan saat kita sedang memohon perlindungan dari Allah SWT.

Jika ketiga hal ini sinkron. kerinduan kepada-Nya menjadi salah satu upaya ta’awwudz. Allah SWT sendiri  meminta manusia untuk senantiasa memohon perlindungan kepada Allah SWT, sebagaimana dikatakan dalam ayat, “Apabila kamu membaca Alquran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk” (QS al-Nahl/16:98).

Sang Pemberi Perlindungan tidak ada yang lain selain Allah SWT. Para pencari Tuhan (salikin) menempuh  berbagai macam cara untuk menggapai kesempurnaan perjumpaan dengan Tuhannya. Bagi mereka, pengabulan doa bukan hal terpenting, melainkan penghambaan diri secara sempurna. Penghambaan diri jauh lebih nikmat daripada pengabulan berbagai doa.

Mereka berdoa karena Allah memerintahkan manusia untuk berdoa, sebagaimana disebutkan dalam ayat, “Dan Tuhanmu berfirman, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu’.” (QS al-Gafir/40:60).

Bagi salikin, yang terpenting bukan pengabulan doa, melainkan perbuatan berdoa itu sendiri. Rasulullah pernah bersabda: “Al-Du’a mukh al-‘ibadah (Doa adalah intinya ibadah)”.

Mereka lebih merasakan puncak kenikmatan jika berdoa daripada menikmati hasil doa. Apalagi kalau doa didikte oleh hawa nafsu, seperti pada umumnya orang awam jika berdoa. Mereka lebih banyak meminta sesuatu yang berjangka pendek dalam urusan kehidupan dunia, seperti jodoh, kesehatan, kesejahteraan, pekerjaan, dan keperluan hidup duniawi lainnya.

Permohonan yang didikte oleh hawa nafsu sering kali berujung dengan penyesalan. Dalam hal ini, menarik diperhatikan apa yang disampaikan oleh Ibn ‘Athaillah sebagai berikut. “Boleh jadi Allah memberimu, padahal ia menolakmu. Dan boleh jadi pula Dia menolakmu, padahal Dia memberimu.”

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Mutiara Ramadhan

Sesungguhnya di dalam surga ada satu pintu yang disebut dengan Ar-Rayyan, yang pada Hari Kiamat orang-orang yang berpuasa masuk ke surga melalui pintu tersebut... HR ALBUKHARI No.1896

HIKMAH RAMADHAN

Image

Memahami Makna Ramadhan

Ramadhan hadir untuk membakar dosa-dosa para hamba Allah.
Oleh

Ramadhan hadir untuk membakar dosa-dosa para hamba Allah.