Tangkapan citra satelit menunjukkan pulau buatan Cina di Laut Cina Selatan, beberapa waktu lalu. Pulau tersebut dikhawatirkan bertujuan sebagai pangkalan militer. | AP Photo

Internasional

Cina Lakukan Pengeboran di LCS

Pengeboran itu untuk eksplorasi sumber gas alam hidrat di LCS.

MANILA – Cina melakukan pengeboran di Laut Cina Selatan (LCS) yang diperebutkan sejumlah negara. Kantor berita Cina, Xinhua, melaporkan pada Kamis (8/4), pengeboran itu untuk mengambil inti endapan pada kedalaman 2.060 meter di dasar Laut Cina Selatan, di lokasi sepanjang 231 meter.

Menurut Xinhua, pengeboran dilakukan para ilmuwan Cina yang melakukan riset kelautan. Mereka menggunakan sistem pengeboran Sea Bull II.

Berita Xinhua yang dikutip Aljazirah, Jumat (9/4) menyebutkan, sistem pengeboran itu untuk mengeksplorasi sumber gas alam hidrat di dasar LCS. Ini mengacu pada campuran metana dan air yang disebut-sebut sebagai sumber energi yang menjanjikan di Laut Cina Selatan. Belum jelas lokasi pasti pengeboran tersebut di dalam kawasan Laut Cina Selatan.   

Laut Cina Selatan diyakini memiliki kekayaan cadangan gas dan energi yang luar biasa. Wilayah ini diklaim oleh Brunei, Cina, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam. Namun, Cina mengeklaim, 90 persen wilayah itu berdasarkan batas yang disebut mereka sebagai 'sembilan garis putus-putus'.

Pengadilan Arbitrase di Den Haag telah menolak klaim itu pada 2016. Namun, putusan pengadilan internasional itu ditolak Cina.

photo
Peta klaim Laut Cina Selatan - (Wikipedia)

Minta tolong AS

Ketegangan baru-baru ini di kawasan meningkat setelah Filipina menemukan keberadaan sekitar 220 kapal Cina di salah satu bagian dari Laut Cina Selatan, yaitu Whitsun Reef. Filipina menyebut Whitsun Reef sebagai Julian Felipe Reef.

Kapal-kapal Cina itu berada pada jarak sekitar 320 kilometer sebelah barat Pulau Palawan, Filipina. Lokasi itu masuk dalam kawasan zona ekonomi eksklusif (ZEE) Filipina. Filipina telah meminta kapal-kapal Cina itu untuk mundur dari kawasan.

Sementara itu, Amerika Serikat telah mengerahkan kesatuan serang Angkatan Laut dipimpin kapal induk USS Theodore Roosevelt. Formasi tersebut memasuki Laut Cina Selatan pada 4 April lalu.

photo
Penampakan kapal perang USS Barry yang belakangan kerap berpatroli di Laut Cina Selatan. - (US Navy)

Harian South China Morning Post pada Jumat mengungkapkan, AS juga telah menurunkan kapal serang amfibi USS Makin Island. Kapal itu siap memasuki jalur sibuk pelayaran melalui Selat Malaka.

AS juga mengerahkan kapal dok USS San Diego. Laporan South China Morning Post ini mengutip lembaga Cina berbasis di Beijing yang memantau situasi strategis Laut Cina Selatan.

AS sendiri telah menyatakan, aktivitas angkatan lautnya hanyalah bagian dari operasi transit rutin. Operasi itu juga diklaim sesuai dengan prinsip 'kebebasan melakukan pelayaran'.

Televisi Filipina, ABS-CBN, melaporkan, kapal militer Cina membuntuti kapal Filipina berawak sipil dan sejumlah wartawan. Kapal Filipina itu berada dalam wilayah ZEE Filipina.

Pada Kamis, Kementerian Pertahanan Filipina mengatakan, pihaknya bisa meminta bantuan AS untuk melindungi kepentingan Filipina di Laut Cina Selatan. Pernyataan ini dapat dinilai sebagai ancaman terselubung di tengah eskalasi terbaru.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin melakukan pembicaraan telepon pada Kamis. Keduanya menyatakan keprihatinan atas aktivitas kapal milisi Cina di Laur Cina Selatan. Blinken menegaskan, Kesepakatan Pertahanan Bersama AS dan Filipina juga berlaku dalam penjagaan di Laut Cina Selatan. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat