Hamid Junior Traore | youtube

Olahraga

Hamid Junior Traore, Sang Algojo Bola Mati

Kemampuan Hamid Junior dan saudaranya lebih baik ketimbang pemain lain di Lucchese.

OLEH RAHMAT FAJAR 

Hamid Junior Traore menjadi pemain Muslim asal Pantai Gading yang mencetak satu-satunya gol Sassuolo saat kalah dari Inter Milan 2-1 dalam pertandingan Serie A Italia, Kamis (8/4) dini hari WIB. 

Ia adalah pemain muda berbakat yang sempat menjadi pantauan Manchester United (MU). Bicara tentang bakat Hamid Junior, legenda AC Milan Giovanni Galli mungkin orang yang tahu dan berjasa tentang perkembangannya. Ia terlibat dalam proses pengembangan bakat sepak bolanya, termasuk kepada saudaranya, Amad Diallo Traore. Dua pemain ini kemudian dikenal dengan dua Traore.

Menurut cerita Galli, awal perkenalannya dengan Hamid Junior ketika ia dihubungi temannya untuk makan siang. Pada momen makan siang itu pertemuan Galli dengan Hamid Junior dan Diallo dimulai. Karena itu, dia telah melihat bakat Traore bersaudara sejak kecil.

Galli kemudian memberikan kesempatan kepada Hamid Junior memperlihatkan bakatnya pada hari pertemuan tersebut. Hamid Junior juga berlatih dengan salah satu tim junior Lucchese. Saat itu, Galli merupakan direktur olahraga klub tersebut.

Sebagai mantan pemain dan direktur olahraga, ia menilai Hamid Junior dan saudaranya memiliki kemampuan yang lebih baik dibandingkan dengan pemain lain di Lucchese saat itu. Namun, waktu itu Galli tak bisa merekrutnya karena terbentur aturan tak bisa merekrut pemain non-Uni Eropa.

 
Kualitas mereka luar biasa. Mereka berlatih dengan orang-orang kelahiran 1999. Hamid Junior lahir pada 2000 dan adiknya, Amad, lahir pada 2002.
 
 

Selain itu, Hamid Junior terlalu bagus bermain di Lucchese. Tak ingin menyia-nyiakan kemampuannya, Galli mencarikan klub untuk Hamid Junior dan saudaranya. Hamid Junior kemudian bergabung dengan Empoli dan Diallo berseragam Atalanta.

“Kualitas mereka luar biasa. Mereka berlatih dengan orang-orang kelahiran 1999. Hamid Junior lahir pada 2000 dan adiknya, Amad, lahir pada 2002,” kata Galli, dilansir dari Football Italia, Kamis.

Hamid Junior dipandang sebagai wonderkid yang dilahirkan Pantai Gading di awal kemunculannya di sepak bola profesional. Ia memang  tak masuk radar banyak klub jika dibandingkan bintang lain. Tetapi, jika ia tetap konsisten dengan penampilannya apiknya, bukan tak mungkin tak akan lama lagi ia akan bermain di salah satu klub top Eropa.

Juventus sudah menunjukkan ketertarikannya tahun lalu kepada Hamid Junior. Dan, Bianconeri biasanya tertarik kepada suatu pemain karena dia memiliki kualitas mumpuni. Itu artinya Hamid Junior di mata mereka masuk dalam kriteria pemainnya.

Hamid kini menjadi pemain pinjaman dari Empoli ke Sassuolo sejak Juli 2019 dan akan berakhir pada 30 Juni 2021. Belum ada kepastian apakah dia akan kembali ke Empoli atau bertahan di Sassuolo.

Musim ini, gelandang 21 tahun tersebut mencatatkan penampilan 26 pertandingan bersama Sassuolo dan mencetak empat gol di semua kompetisi. Total ia bermain 59 pertandingan. Ia telah mencetak sembilan gol dan dua assist selama berseragam Sassuolo.

Dilansir dari Forbes, Hamid Junior bisa memerankan sebagai gelandang serang yang sangat baik. Hamid Junior adalah pemain yang kreatif. Itu yang membuat permainan Sassuolo nyaman dilihat dengan permainan terbukanya.

Sejak kepindahannya ke Sassuolo, ia menjadi lebih kreatif setidaknya pada area serangan. Pelatih Sassuolo Roberto De Zerbi telah memercayakan dia sebagai eksekutor bola mati.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat