Warga Suku Anak Dalam (SAD) atau Orang Rimba Jambi membawa paket bantuan zakat dari Baznas. | ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan

Khazanah

Baznas Ingin Jadi Pilihan Utama Melaksanakan Zakat 

Baznas berupaya meningkatkan kompetensi amil zakat

JAKARTA — Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) pada 4-6 April 2021. Melalui rakornas ini, Baznas berupaya menyosialisasikan strategi dan proses digitalisasi pengelolaan zakat. 

"Kita berharap tujuan ini bisa mengantarkan Baznas menjadi pilihan utama pembayar zakat, lembaga utama yang menyejahterakan umat," ujar Ketua Baznas Noor Achmad kepada Republika dalam audiensi dan silaturahim pimpinan Baznas dengan wartawan di Jakarta, Ahad (4/4).  

Selain itu, Noor Ahmad melanjutkan, Rakornas Baznas 2021 juga bertujuan mengakselerasi perwujudan visi dan misi Baznas. Selain itu, juga untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan zakat serta menguatkan peran Baznas dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menanggulangi kemiskinan, baik material maupun spiritual. 

Rakornas Baznas 2021 dihadiri 25 peserta dari Baznas pusat dan 130 pimpinan Baznas provinsi se-Indonesia. Berlangsung di tengah pandemi Covid-19, Rakornas Baznas 2021 menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan disediakan layanan tes swab antigen kepada para peserta yang hadir. 

Pada kesempatan yang sama, Noor Achmad juga mengatakan, pihaknya akan membahas upaya peningkatan kompetensi amil guna mengakselerasi penghimpunan zakat, infak, dan sedekah (ZIS). Berdasarkan catatan Baznas, dari potensi zakat nasional sebesar Rp 300 triliun, dana ZIS yang terhimpun secara praktik baru sebesar Rp 12,7 triliun. 

Adapun secara riil baru mencapai Rp 4,9 triliun, artinya tidak sampai 2 persen. Pihaknya mengakui, terdapat sejumlah faktor yang menyebabkan rendahnya penghimpunan ZIS dibandingkan potensi yang ada. Satu satu faktor tersebut, yakni kompetensi amil. Karena itu, Rakornas Baznas juga akan membahas soal kompetensi amil.

Wakil Ketua Baznas Mokhamad Mahdum menambahkan, secara nasional, pihaknya akan melakukan sertifikasi amil. Hal itu guna memperkuat penghimpunan dana ZIS nasional di Baznas. Menurut dia, proses sertifikasi amil sudah selesai dilakukan dengan standardisasi nasional.

Dia juga menyinggung tentang soal regulasi perzakatan. Menurut dia, hadirnya regulasi yang ramah terhadap dunia perzakatan akan dapat mengakselerasi penghimpunan dana ZIS dan membantu kinerja para amil dan Baznas.

Kotak amal masjid

Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) bakal mencoba kemungkinan kerja sama dengan Dewan Masjid Indonesia (DMI) guna mengawasi kotak amal di masjid-masjid. Tujuannya agar dana yang tersalurkan dari itu dapat sepenuhnya tersalurkan untuk kepentingan masjid alih-alih kelompok radikalisme.

“Ya. Kita akan coba kerja sama dengan DMI untuk mengawasi penggunaan dana amal masjid agar tak mengalir ke kelompok-kelompok itu (radikal),” kata Ketua Baznas Noor Achmad kepada Republika.

Dalam rapat kerja nasional (rakornas) Baznas 2021, pihaknya pun akan menelusuri dana ZIS yang belum dilaporkan sebesar Rp 7 triliun. Sebab dari Rp 300 triliun potensi dana ZIS yang ada, penghimpunan baru mencapai Rp 12,7 triliun dalam perkiraan matang, dan secara riil baru mencapai Rp 4,9 triliun.

Dia menyebut, dalam rakornas nantinya akan ditekankan mengenai langkah pencegahan agar tidak terjadi kegiatan-kegiatan yang mengatasnamakan LAZ tertentu dan juga Baznas yang dananya digunakan untuk non-aman NKRI. Penelusuran dana Rp 7 trilun itu nantinya, kata dia, bakal dicari tahu penyebabnya.

Untuk itu, Baznas menurut dia berupaya melakukan langkah tiga aman. Yakni aman secara regulasi dan Undang Undang, aman secara syari atau hukum Islam, dan aman secara kepentingan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Secara regulasi, dia mengakui, kotak-kotak amal masjid memang tidak diatur di dalam perundang-undangan. Berbeda halnya dengan kotak amal atau kotak sumbangan yang biasa dititipkan di sejumlah warung atau juga waralaba yang perlu mendapatkan izin dari pemerintah daerah setempat ataupun instansi yang memiliki keterkaitan dari tujuan penggalangan dana itu.

“Kalau yang kotak amal masjid itu kan sepenuhnya dana digunakan untuk keperluan masjid, tidak perlu izin. Tapi penyalurannya ini yang nanti akan dibahas, kita bisa kerja sama ke DMI,” kata dia.

Himpun Rp 23 miliar

Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Bandung tiga tahun berturut-turut mendapat opini wajar serta meraih sertifikat internasional bidang manajemen mutu ISO 9001-2015 dari Word Quality Assurance (WQA). 

Opini terakhir untuk audit keuangan tahun buku yang berakhir 31 Desember 2020 dari KAP AR Oetomo sementara WQA menyerahkan sertifikat ISO 9001-2015  tersebut dalam sebuah kegiatan daring belum lama ini. 

Menurut Plt Ketua Baznas Kota Bandung Dr Herry Kusaery, dari sisi pengumpulan zakat infaq shadaqoh (ZIS), Baznas Kota Bandung mencatat Rp 26,266 miliar pada 2019 dan berhasil didistribusikan Rp 23,845 miliar. Sementara pada 2020, terhimpun ZIS sebesar Rp 23,896 miliar dengan pendistribusian Rp 22,822 miliar. 

Herry megatakan, kinerja tersebut diperoleh karena pihaknya juga tekun melaksanakan prosedur pelayanan dan terus melengkapi semua standar dokumen persyaratan penilaian manajemen mutu. 

"Opini wajar dan sertifikat global ini sangat menggembirakan serta merupakan anugerah Allah SWT terhadap kerja keras seluruh amil Baznas Kota Bandung yang gigih melakukan semua proses pencatatan transaksi keuangan sesuai prosedur dan PSAK 109," ujar Herry dalam siaran persnya, Jumat (2/4).

Selain Herry, Plt lainnya pada periode 2019-2020  yang mendapat tugas dari Walikota Bandung sekitar 10 bulan (13 Mei 2020 sd 31 Maret 2021) adalah Plt. Wakil Ketua 1 Bidang Pengumpulan Irfan F Taufik, Plt Wakil Ketua 2 Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Dudit Setiadi, Plt Wakil Ketua 3 Bidang Perencanaan Keuangan dan Pelaporan Hendratno, dan Plt Wakil Ketua 4 Bidang SDM, Administrasi dan Umum Sudrajat. Selanjutnya mulai 1 April 2021 diserahterimakan Pimpinan Baznas Kota Bandung periode 2021–2026.

"Kami ucapkan terima kasih kepada KAP AR Oetomo yang sudah menyelesaikan proses audit keuangan, juga pada auditor standar manajemen mutu internasional dari WQA yang sudah melaksanakan audit serta merekomendasikan diraihnya sertifikat ISO 9001-2015," katanya. 

Menurutnya, pihaknya merasa bahagia sampai akhir masa tugas bisa mengantarkan Baznas Kota Bandung kembali meraih opini Wajar selama tiga tahun berturut-turut serta untuk pertama kalinya meraih Sertifikat Manajemen Mutu Internasional ISO 9001-2015.

Menurut Herry, dengan diterimanya opini wajar dan dari sertifikat ISO 9001-2015 ini, diharapkan menjadi penyemangat meningkatkan kinerja serta senantiasa menghadirkan program yang tepat sasaran bagi masyarakat Kota Bandung.

Sementara itu, Dadang dari Kantor Akuntan Publik AR Oetomo menyampaikan ucapan selamat kepada Baznas Kota Bandung yang kembali meraih opini Wajar. 

Perwakilan WQA Indonesia Muhammad Aristian saat menyerahkan sertifikat simbolik melalui media daring menyampaikan ucapan terima kasih dan selamat kepada Baznas kota Bandung atas diraihnya sertifikat Internasional ISO.

"Terimakasih kepada Baznas Kota Bandung atas kepercayaan kepada kami sebagai mitra audit manajemen mutu. Saya atas nama pribadi dan lembaga menyampaikan ucapan selamat atas capaian Baznas Kota Bandung meraih sertfikat ISO 9001-2015. Ini membuktikan Baznas Kota Bandung sudah terekognisi sebagai lembaga berstandar internasional yang siap memberikan layanan terbaik bagi masyarakat," paparnya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat