Ilustrasi warga melakukan ziarah kubur. | Wihdan Hidayat/ Republika

Khazanah

Faedah dan Waktu Terbaik Ziarah Kubur

Ziarah kubur menjadi tradisi Muslim menghormati dan mendoakan mereka yang sudah tiada.

OLEH UMAR MUKHTAR 

Ziarah kubur bagi umat Islam merupakan salah satu cara untuk meningkatkan keimanan. Sebab, saat itulah mereka akan diingatkan bahwa seberapa sukses, kaya, dan tingginya pencapaian mereka di dunia pada akhirnya akan kembali ke tanah dan dibungkus kain kafan.

Ziarah kubur menjadi pengingat bahwa dunia hanyalah perlintasan menuju tujuan akhir, yaitu akhirat. Karena itu, agar keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya meningkat, setiap Muslim hendaknya meluangkan waktu untuk berziarah kubur.

"Ziarah kubur memiliki arti yang sangat penting, yakni agar manusia ingat akan kehidupan akhirat. Apalagi, saat kebanyakan manusia sekarang sudah sangat hubbud dunya (cinta dunia),” kata Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat KH Ahmad Zubaidi MA kepada Republika, Rabu (31/3).

Kiai Zubaidi memaparkan, memang pada awalnya ziarah kubur dilarang karena ketika itu iman kaum Muslimin belum kuat. Dikhawatirkan, hal itu justru akan membuat keimanan umat Islam melenceng. Namun, setelah Rasulullah SAW menilai iman kaum Muslimin sudah kuat, beliau pun mengizinkan ziarah kubur. Rasulullah pun bersabda, "Aku pernah melarang kalian untuk ziarah kubur, sekarang ziarahilah kubur" (HR Muslim).

Dalam riwayat at-Tirmidzi ditambahkan, "Karena sesungguhnya ziarah kubur menjadikan kamu ingat akhirat." 

Mengutip pendapat KH Ali Maksum dalam Hujjah Ahlissunnah Wal Jama'ah, Kiai Zubaidi menyampaikan bahwa ziarah kubur diperbolehkan oleh seluruh mazhab umat Islam. Hal itu karena ada faedah di balik ziarah kubur. 

Dalam riwayat al-Hakim, Rasulullah bersabda, "Karena ziarah kubur dapat melembutkan hati, meneteskan air mata, mengingatkan negeri akhirat, dan janganlah kalian mengucapkan kata-kata kotor (di dalamnya)."

Ziarah kubur, terutama ke makam para nabi dan orang-orang saleh, memiliki keutamaan di samping pengaruhnya terhadap rohani para peziarah. Karena itu, Rasulullah SAW sering mengunjungi permakaman Baqi (kompleks permakaman para sahabatnya di Madinah).

"Menyaksikan nisan-nisan dapat melembutkan hati yang paling keras sekalipun, memberikan pendengaran kepada telinga yang paling tuli, dan memberikan cahaya kepada penglihatan yang paling samar," kata Kiai Zubaidi. 

Ia menerangkan, ziarah kubur menyebabkan orang melihat kembali cara hidupnya. Ziarah juga menjadi peringatan bagi yang masih hidup sehingga mengevaluasi dirinya, berpikir mengenai pertanggungjawaban yang berat di hadapan Allah SWT dan manusia, dan terhadap kurangnya amal kebajikan yang telah dibuat.

Terkait waktu terbaik untuk berziarah, Kiai Zubaidi menyampaikan, ziarah kubur dapat dilakukan kapan saja. Hanya, ada riwayat-riwayat yang menjelaskan bahwa hari yang baik untuk ziarah ke makam orang tua adalah pada hari Jumat. Hal ini dijelaskan oleh Syekh Sulaiman bin Umar bin Muhammad al-Bujairimi dalam At-Tajrid li Naf'il 'Abid ala Syarhil Manhaj.

Mengutip pendapat tersebut, Kiai Zubaidi menyampaikan, ruh mayit memiliki tambatan pada kuburnya dan tidak akan pernah berpisah selamanya. Namun, ruh itu lebih erat bertambat pada kuburnya sejak turun waktu Ashar pada Kamis hingga fajar menyingsing pada Sabtu. Karena itu, banyak orang yang melazimkan ziarah kubur pada Jumat dan waktu Ashar pada Kamis.

"Sedangkan, ziarah Nabi Muhammad SAW kepada para syuhada Perang Uhud pada Sabtu lebih karena sempitnya hari Jumat oleh berbagai amaliyah fadhilah Jumat, sementara mereka (makam para syuhada) jauh dari Kota Madinah.”

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat